Perasaanku

118 8 0
                                    

Aku masih memikirkan yang tadi. Kenapa melakukannya?. Bagaimana rasanya?. Eh, yang tadi bukan apa-apa.

Huh, aku duduk di kursi yang ada di lobi ini, sendiri. Tidak ada siapapun di sini. Hanya ada petugas yang berada di meja depan yang sedang di balik meja. Sekarang semuanya jadi sepi.

Padahal, tadi banyak yang keluar karena tidak bisa tidur. Apa mereka sudah kembali semua?. Atau mereka 'ditangkap' para guru dan disuruh tidur?.  Aku tidak mengerti.

Aku terlalu memikirkan banyak hal. Aku hanya ingin menunggu Zura kembali ke sini saja. Kemana dia?. Kenapa lama sekali?.

Aku bisa saja kembali ke kamar sendiri. Itu karena aku yang memegang kunci yang sedang kuputar-putar ini. Tapi, kalau aku kembali, di sana malah tambah sepi. Apalagi tidak ada siapapun, terutama Zura.

Illyani:Tia, kenapa aku ga boleh sama Zura?.
Tiani:Aku tidak bilang tidak boleh.
Illyani:Tadi saat aku mau mengajak Zura, kamu malah mengajakku.
Tiani:Kamu mau balik lagi?. Boleh.
Illyani:(Melihat)...
Tiani:...
Illyani:Sudah gelap. Nanti saja.

Niza:(Datang)
Shina:(Datang)
Niza:Tiani, Illyani, kalian di sini juga?.
Tiani:Ya. Niza dan Shina juga.
Niza:Kalian ingin beli sesuatu?.
Tiani:Tidak juga. Kamu?.
Shina:Niza, ayo cepat ke sana!.
Illyani:Aku juga mau jalan-jalan ke sana.
Niza:Mau ke sana bareng?.
Tiani:Boleh.

Kemudian, Zura pun kembali. Setelah berpisah dari teman-temannya, dia mulai duduk di sebelahku. Raut wajah yang ceria masih terpasang di sana. Aku sedikit iri dengannya.

Zura:Lyana, kamu ga ke kamar?.
Aelyana:Tidak. Aku ingin di sini dulu sebentar.
Zura:Begitu, ya?!.
Aelyana:Ya.
Zura:...
Aelyana:...

Zura:Kamu tadi kemana saja?, aku mencarimu kemana-mana.
Aelyana:Aku hanya berjalan-jalan di sekitar sini. Kalau kamu?.
Zura:Kalau aku, tadi kemana-mana. Mereka membawaku berputar-putar keluar hotel ini. Melihat-lihat jalan. Seperti itu.
Aelyana:Berarti kamu perginya jauh, ya?!.
Zura:Ya. Sepertinya.
Aelyana:...

Zura:Ayo kita kembali ke kamar!.
Aelyana:Ya.

Dia masih terlihat senang dengan bersama teman-teman ekskulnya tadi. Ini membuatku semakin sulit mengatakannya. Um, mengatakan apa?. Entahlah.

Di sepanjang perjalanan pun dia masih membicarakan hal yang sama. Bukannya aku tidak suka, hanya saja aku merasa tidak bisa 'merasakannya' dari apa yang Zura ceritakan. Itu karena aku dari tadi berjalan sendiri. Namun karena itu, aku jadi mendapatkan sesuatu yang mengejutkan.

Zura:Jadi, Tiani dan Illyani belum kembali?.
Aelyana:Ya. Dari tadi aku juga tidak melihatnya. (Membuka kunci)
Zura:...
Aelyana:(Membuka pintu)Benar, kan?, mereka belum kembali.
Zura:Ya.

Akhirnya, kami berdua pun masuk. Tidak banyak yang kami lakukan saat berdua saja. Mungkin hanya menonton TV dan bermain HP. Sesekali mengobrol hal-hal yang ada di TV.

Aku masih bingung dengan perasaanku. Maksudku, aku senang berteman dengan Zura. Aku senang bisa dekat dengan Zura. Namun, aku merasa masih ada yang kurang.

Aku ingin lebih dekat dengannya, lebih sering bersamanya, lebih dalam yang lainnya. Aku juga ingin hubungan yang lebih daripada sekedar teman. Tapi, masalahnya, apa Zura mau itu juga?. Aku masih belum tahu.

Mengingat dari apa yang aku dan Zura lalui selama ini, aku masih belum pasti. Itu kan semua orang juga bisa. Tapi kalau dari aku melihat yang tadi, rasanya jadi mungkin. Aku rasa, aku terlalu banyak berpikir.

Zura:(Mencubit pipi Aelyana)Lyana.
Aelyana:Aw. Ada apa?.
Zura:Apa yang kamu lamunkan?.
Aelyana:Tidak. Dari tadi aku menonton TV.
Zura:Bohong!. Dari tadi mata kamu ke atas.
Aelyana:(Memerah)Kamu melihatnya dari tadi?.
Zura:Ya.

Saat ini, aku dan Zura hanya berbaring berdua di tempat tidur. Ini membuat hatiku berdegup kencang. Hanya berdua dalam satu kamar. Rasanya seperti...

Zura:Ayolah!. Beritahu aku apa yang kamu pikirkan tadi.
Aelyana:Tidak mau.
Zura:...
Aelyana:...

Pada akhirnya, aku memberitahukannya. Sesuatu yang ku karang-karang. Tentu saja bukan yang tadi. Kalau ya, dia bisa marah, mungkin?.

Setelah apa yang kulalui bersamanya. Mulai dari sebelum berangkat.

Zura:Hari ini kan penentuan terakhir.
Aelyana:Sudah ditentukan, ya?!. Jadi, aku tidak bisa bersamamu.
Zura:Kamu mau bersamaku?.
Aelyana:Ya...

Zura:(Menyandarkan kepala ke bahu Aelyana)
Aelyana:(Terkejut)Zura?!.
Zura:(Tidur)
Aelyana:Dia tertidur.

Zura:Kamu jangan melamun terus!. Ayo kita main!.
Aelyana:Main apa?.
Zura:Main kartu di sana. (Menarik Aelyana)
Aelyana:Ya. Aku bisa jalan sendiri.

Zura:(Melihat tangan)Ah. (Melepaskan tangan dari Aelyana)Aku menggandeng kamu.
Aelyana:Tidak apa-apa.
Zura:...
Aelyana:Kamu takut, ya?!.

Zura:Lihat ke sini, ya?!. 1... 2...
Aelyana:...
Zura:3... (Memotret)Sekali lagi.
Aelyana:...

Zura:Lyana.
Aelyana:Ada apa?.
Zura:Ayo kita mandi!.
Aelyana:Ya.

Zura:Lyana.
Aelyana:Kamu sedang apa?.
Zura:Melihat laut.
Aelyana:(Melihat)

Zura:Di sini tidak ada kerang, ya?!.
Aelyana:Di pantai seperti ini mana ada kerang, Zura.
Zura:Kalau begitu, nanti kita cari di pantai lain, ya?!. (Memegang tangan Aelyana)
Aelyana:(Memerah)Ya...

Zura:(Tersenyum)Hehehe... Kamu terkejut, ya?!.
Aelyana:Tidak, kok. Aku tidak terkejut. Tubuhku bergerak sendiri.

Zura:Aelyana, kamu sudah bangun?.
Aelyana:(Terkejut)Ah, jadi kamu tidak tidur, Zura?.
Zura:Tidak. Aku menunggumu bangun.
Aelyana:(Memerah)

Zura:Kamu menangkapku?.
Aelyana:Ya.
Zura:Kamu juga memelukku?.
Aelyana:Ya.

Zura:(Menulis)
Aelyana:Kamu menulis yang tadi?.
Zura:Ya. Nanti hanya perlu disalin.
Aelyana:(Mengusap kepala Zura)Zura yang rajin.

Zura:Kamu saja yang duluan.
Aelyana:Eh?.
Zura:...
Aelyana:Ba, baiklah.
Zura:Kita agak ke sana, ya?!.
Aelyana:Ya.

Zura:...Kencan?.
Aelyana:Apa?.
Zura:Apa kamu pernah kencan sebelumnya?.
Aelyana:(Memerah)Ke, kenapa kamu menanyakan hal itu?.
Zura:(Memerah)Aku ingin bertanya saja. Pernah?.
Aelyana:(Memerah)Belum.

Zura:Kamu yakin?.
Aelyana:Yakin. Ini cuma luka kecil. Tidak apa-apa.

Zura:Kamu tahu kalau baju kita pasangan?.
Aelyana:(Memerah)Tidak.
Zura:(Memerah)
Aelyana:Kamu tidak suka?. Aku ambil yang lain, ya?!.
Zura:Tidak, tidak. Aku suka, kok.
Aelyana:...

Sampai saat ini, semuanya telah kami lalui. Banyak yang berubah semenjak itu.

Zura:...Jadi begitu, ya?!.
Aelyana:Ya.
Zura:Oh, ya. Aku penasaran. Kamu lebih sering melamun daripada di kelas. Apa yang kamu lamunkan?.
Aelyana:Kan aku sudah bilang tadi.
Zura:Itu kan yang tadi. Kalau yang sebelum-sebelumnya?.
Aelyana:Um... Apa, ya???...
Zura:Aelyana...

Aelyana:Ya, ya. Akan aku beritahu.
Zura:...
Aelyana:Tapi kamu harus dengar baik-baik, ya?!. Aku tidak akan mengulanginya lagi.
Zura:Memangnya apa, sih?. Katakan saja!.
Aelyana:Zura.
Zura:Ya?.

Aku ingin menjadi pacarmu.

An Interest To Be Your Girlfriend 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang