Dari kami di tempat makan dekat danau, sampai ke tempat oleh-oleh sekarang, bajuku belum kering juga. Baju Zura juga kelihatan belum kering seluruhnya. Kurasa cara Arisa tidak berhasil. Atau mungkin perjalanannya saja yang begitu singkat?.
Di jalan, banyak yang kami lihat tadi. Ada bis rombongan lain, budaya yang ada di sini, sampai sapi yang dibiarkan lepas di padang rumput di pinggir jalan, kelihatannya. Petugas penyedia jasa terus berbicara tentang keadaan sekitar, ini dan itu, di sini dan di situ. Karena dialah, perjalanan kami terasa lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
Zura:Lyana, sampai kapan mau di sana?. Ayo turun!.
Aelyana:Ya.Caranya mengajak turun berbeda dari biasanya. Namun pada akhirnya, aku mengikutinya untuk turun juga. Setelah turun, tidak lupa aku menutup pintu bis karena aku yang terakhir. Kemudian, barulah kami masuk ke toko oleh-oleh itu.
Di dalamnya sangat luas. Tentu saja, ini kan salah satu toko oleh-oleh khas XXXXX yang utama. Ada banyak barang-barang di sini. Mulai dari baju, tas, gantungan kunci, semuanya ada.
Arisa:Drina, lihat!. Lucu-lucu, ya?!...
Drina:Ya.
Arisa:Kamu mau yang mana?.
Drina:Apapun yang kamu pilihkan, aku mau.
Arisa:Kalau begitu, (Mengambil)ini buatmu.
Drina:Ini buatku?.
Arisa:Ya. Buatmu, Drina.
Drina:(Memeluk)Wah, terima kasih, Risa. Dari awal aku memang sudah mengincar yang ini. Kamu tahu kesukaanku, Arisa.
Arisa:Benarkah?. Aku malah tidak tahu.
Drina:Sekarang, kita cari untukmu, ya?!. (Menggandeng Arisa pergi)
Arisa:Baiklah. (Pergi)Aelyana:Kalau Zura, maunya yang mana?.
Zura:Kita ke bagian sana saja, ya?!. (Pergi)
Aelyana:Tunggu!. (Pergi)Tiani:(Melihat-lihat)
Illyani:Tiani, lihat ke sini!.
Tiani:(Menengok)
Illyani:(Mendorong troli dengan mengangkat kaki)Wiii...
Tiani:(Tersenyum)
Illyani:(Memberhentikan troli dengan kaki)
Tiani:(Tertawa kecil)Illyani seperti anak kecil. Kamu tidak malu dilihat orang lain?.
Illyani:Hehehe... Habisnya menyenangkan.Niza:Kamu yakin akan beli itu?.
Shina:Ya. Selain sebagai hiasan, ini juga berguna sebagai alat.
Niza:Kurasa itu tidak cocok sebagai oleh-oleh.
Shina:Lalu yang cocok seperti apa?.
Niza:Sini biar aku tunjukkan. (Pergi)
Shina:(Pergi)Riena:Sebaiknya apa yang harus aku pilih, ya?!.
Sebenarnya, aku juga melihat Illyani tadi. Dia memang seperti anak kecil yang bermain di pusat perbelanjaan, mirip sekali. Aku hanya bisa menahan tawaku kuat-kuat karena itu. Aku lihat juga kalau Zura tidak melihat Illyani tadi.
Seperti yang lainnya, Zura juga senang ke tempat seperti ini. Hanya saja, Zura lebih lama melihat-lihat dan memilih-milihnya daripada membelinya. Hingga pada akhirnya, dia berhenti di suatu tempat, dan tempat itu adalah pakaian. Aku rasa aku tahu apa maksudnya.
Mungkin dia berpikir untuk membeli baju karena yang dia pakai basah dan gantinya ada di hotel. Tetapi, masa langsung beli yang baru?. Bukannya itu menghamburkan uang?. Aku pikir lebih baik menunggu kita kembali ke hotel dan mengganti baju.
Zura:Tapi, aku membelinya bukan hanya untuk ganti baju. Aku memang ingin, Lyana.
Aelyana:Ooo... Baiklah.
Zura:(Memilih)
Aelyana:Apa yang mau kamu beli, Zur?.
Zura:Jangan lihat!.
Aelyana:Eh?.
Zura:Bagaimana kalau kita pilih satu untuk kita lalu mencobanya?. Nanti kita bisa lihat apa yang kita pilih.
Aelyana:Baiklah.
Zura:(Memilih)
Aelyana:(Memilih)Meski ada banyak deretan baju yang memanjang ke sana, entah kenapa, aku selalu memilih di dekatnya. Bu, bukan berarti aku ingin dekat-dekat dengannya, ya?!. Aku hanya melihat baju yang dipilih-pilih Zura bagus-bagus. Makanya aku selalu dekat-dekat dengannya.
Puas memilih, kami mengambilnya dan membawanya pergi ke kamar ganti. Tempatnya ada di pojok ruangan dengan 2 ruangan yang bersebelahan. Kamar ganti tersebut dihalangi oleh-oleh yang tinggi-tinggi di sekitarnya. Jadi, aku yakin kalau di sini aman, walau tidak mungkin ada yang seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
An Interest To Be Your Girlfriend 1
RomanceArisa:Rin, kita akan muncul lagi dalam cerita. Drina:Ya. (Murung) Arisa:Kamu kenapa?. Drina:Kita hanya sebagai pemeran sampingan, bukan utama. Arisa:Tapi akhirnya, kita bisa bersama lagi, kan?. Drina:Ya, Ris. Setidaknya, itulah yang kuinginkan. Aku...