Laut Malam

97 5 0
                                    

Kami melalui banyak hal dalam perjalanan. Mulai dari pegunungan, hutan, pedesaan, perkotaan, dan banyak toilet umum yang dikunjungi. Tidak lupa juga dengan pom bensin yang dikunjungi beberapa kali. Intinya, kami melewati banyak daerah.

Malam pun tiba. Saatnya kami makan malam. Makan kali ini berbeda dari sebelumnya. Karena, restoran ini di dekat laut, walau malah membelakanginya.

Meski dekat laut, makanan yang disajikan bukan makanan laut. Yah, tidak apa-apa. Setidaknya, kami bisa menikmati laut.

Saat sampai, aku langsung turun dari bis dengan cepat. Tanpa ragu, aku masuk, mengambil makanan yang disediakan, dan mencari tempat duduk.

Ummm... Rasanya sangat enak. Apa mungkin ini karena aku sangat lapar?. Tadi siang, aku hanya makan cemilan di bis. Saatnya makan dengan kenyang.

Tiba-tiba, tempat ini terasa sangat penuh. Biarkan saja. Aku sedang makan.

Arisa:Kamu mau yang mana, Ris?.
Drina:Kurasa aku mau ini, ini, sama ini.
Arisa:(Mengambilkan dan menaruh di piring Drina)
Drina:Eh, kok, diambilin, Ris?.
Arisa:Tidak apa-apa. Biar cepat.
Drina:Kalau kamu, mau yang mana?.
Arisa:Apapun yang kamu ambilkan, aku mau.
Drina:Baiklah. (Mengambilkan dan menaruh di piring Arisa)
Arisa:Eh... Kenapa kamu mengambilkan yang aneh-aneh, Drina?. Padahal aku mau yang itu.
Drina:Katanya kamu mau apa yang aku ambilkan.
Arisa:Yaaa...
Drina:Kita duduk di sana, Ris!. Di sana dekat laut.
Arisa:Ya.
Drina:(Pergi duduk)
Arisa:(Pergi duduk)

Selesai makan, aku baru sadar. Zura dimana?.

Tiani:Kamu suka laut, ya, Zur?!.
Zura:Ya. Nanti ke pantai kan saat di sana, Tia?.
Tiani:...
Zura:...
Tiani:...
Zura:...
Tiani:Aku mau kembali ke bis. Kamu mau ikut?.
Zura:Tidak. Aku mau di sini saja.
Tiani:Baiklah. Dadah, Zura.
Zura:Dadah, Tiani.
Tiani:(Pergi)
Zura:...

Rupanya dia di sana, sedang memandangi pantai dari restoran. Tempatnya memang bagus. Tanpa kaca, hanya pembatas kayu setinggi paha, atau pinggangnya Zura.

Zura:...
Aelyana:(Datang menghampiri)Zura.
Zura:Lyana.
Aelyana:Kamu sedang apa?.
Zura:Melihat laut.
Aelyana:(Melihat)
Zura:...
Aelyana:Apa yang dilihat?. Di sana sangat gelap.
Zura:Aku melihat ombaknya. Itu di dekat pasir sana.
Aelyana:(Melihat)Ooo...
Zura:...

Aelyana:Kamu sudah makan?.
Zura:Sudah.
Aelyana:...
Zura:...
Aelyana:...
Zura:Lihat!. Ada kerang.
Aelyana:Dimana?.
Zura:Itu di sana. Aku mau ambil.

Dia berusaha melewati pembatas kayu. Zura lupa kalau tempat ia berdiri sangat tinggi dari pasir pantai. Lalu, dia seperti kehilangan keseimbangan.

Dengan cepat, aku memegangnya. Aku mulai melingkarkan tanganku di perutnya dan menarik Zura kembali. Tunggu!. Bukannya ini pelukan, ya?!. Aku memeluk Zura. Baru kali ini aku memeluknya.

Zura:Lyana.
Aelyana:Kamu hampir jatuh tadi. Jangan begitu lagi, ya?!.
Zura:Ya.
Aelyana:...
Zura:Terima kasih telah menolongku.
Aelyana:Ya...
Zura:...
Aelyana:...
Zura:(Melihat laut)
Aelyana:(Melihat laut)
Zura:...
Aelyana:...

Riena:(Datang menepuk Aelyana)
Aelyana:(Terkejut dan berbalik)
Riena:Ayo ke bis!. Sudah mau berangkat lagi.
Aelyana:Ya.

Selesai. Kami kembali ke bis. Kami akan pergi ke tempat selanjutnya. Sebenarnya, laut yang tadi kita lihat, adalah laut yang akan kita sebrangi.

An Interest To Be Your Girlfriend 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang