Seperti yang bisa kalian tebak pemuda tampan itu tak lain adalah Yoo Seung Ho. Dia awalnya tengah melihat deretan sepatu di sudut ruangan ketika tiba-tiba suara yang sudah tak asing lagi di telinganya itu terdengar. Entahlah mungkin ini hanya kebetulan atau bisa jadi ini adalah suratan takdir hingga mereka selalu dipertemukan.
Ji Eun mengernyitkan dahinya heran, "Buatku?"
"Ne," balas Seung Ho sambil mantap menganggukkan kepalanya.
"Ini apa?"
"Sepatu."
"Sepatu?"
"Iya. Ukuran 251. Bukankah sepatumu yang itu kekecilan?" Seung Ho menunjuk sepatu yang Ji Eun bawa menggunakan dagunya.
Ji Eun tersenyum hambar, "Tidak perlu."
"Wae?"
"Aku tidak mera--"
"Gwenchana, kau tidak perlu merasa sungkan."
"Bukan begitu. Aku tid--"
"Kita kan teman."
"Tapi aku h--"
"Kau akan membiarkanku begini terus. Tanganku pegal," ucap Seung Ho lagi-lagi memotong perkataan Ji Eun. Ia meraih tangan Ji Eun pelan lalu menggelangkan shopping bag itu di tangan mungilnya.
Ji Eun diam, dia mulai risih dengan orang-orang yang mulai mengerubungi mereka. Semakin lama semakin ramai. Melihat Seung Ho berkeliaran tanpa masker hitamnya benar-benar menarik perhatian. Lihat saja tak hanya pegawai toko tapi juga orang yang lewat langsung berhenti ketika matanya menangkap suatu objek yang biasa hanya mereka lihat di layar kaca. Mata mereka berbinar seolah melihat permata diantara batu kerikil. Ketampanan Seung Ho memang tak dapat dipungkiri lagi.
"Go-gomawo. Tapi kau tak perlu memberiku sepatu," Ji Eun memberikan kembali shopping bag itu ke Seung Ho. Lalu mengambil sepatu yang asalnya ia akan tukarkan dan pergi begitu saja memecah kerumunan.
"Ji Eun!" Seung Ho langsung mengejar Ji Eun. Ia sedikit kesusahan melangkah karena orang-orang yang menghalangi jalannya. Dengan susah payah dia berusaha menyelap-nyelip dan meminta mereka untuk memberinya jalan, namun saat sedikit lagi ia bisa mencekal lengan gadis itu seseorang menepuk bahunya.
"Kau mau kemana? Sudah memilih sepatunya?" ucap seseorang itu yang tak lain adalah Jin Ho.
"Hyung, sebentar ak--"
"Tidak, kau mau kemana?"
"Sebentar saja. Ji Eun ta--"
"Tidak bisa. Kau harus syuting dan mengisi acara di radio setelah ini."
Seung Ho menghela napas kasar. Matanya menatap punggung Ji Eun yang semakin lama semakin menghilang dari pandangannya. Dia hanya ingin gadis cantik berbadan mungil itu menerima pemberiannya. Hanya itu.
***
Ji Eun memalingkan wajahnya ke belakang. Menatap punggung Seung Ho yang kini berjalan memperjauh jarak diantara mereka. Dia heran kenapa pemuda itu baik sekali padanya. Bahkan saat pertama kali mereka bertemu pun Seung Ho memperlakukannya sangat baik. Ji Eun jadi bingung. Bagaimana jadinya jika tadi dia menerima pemberian Seung Ho. Apa itu akan menjadi masalah? Apakah tidak apa-apa jika tadi ia menerimanya? Entahlah.
![](https://img.wattpad.com/cover/82136375-288-k556130.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Golden Tears
FanficYoo Seung Ho adalah seorang artis papan atas. Ji Eun sendiri pun tak mengerti mengapa dirinya bisa dekat dengan seseorang yang luar biasa seperti dirinya. Detak waktu terus berlalu. Hingga pada suatu saat Ji Eun menyadari akan adanya sebuah kejangga...