20) Disturbed

345 40 2
                                    

Seung Ho mendongakkan kepalanya sebentar lalu berdiri. "Aku tidak tahu apa warna kesukaanmu. Aku hanya mengambil apa yang menurutku bagus."

"Kuharap kau terus memakainya dan tak membuangnya."

Hening. Ji Eun sibuk dengan pikirannya sendiri tanpa menghiraukan Seung Ho yang sedari tadi mengajaknya bicara. Dia menatap ke satu titik, yaitu sepatu berwarna ungu pastel yang kini sudah terpasang manis di kakinya.

"Ji Eun."

"Lee Ji Eun?"

Ji Eun terhenyak, "Ah? Mwo?"

"Kau kenapa? Apa sepatunya terasa sempit?"

"A-aniya."

"Apa kau tak suka warnanya?" tanya Seung Ho lagi memastikan.

"A-ani, coahyo. Gomawo."

"Gwenchana?"

"Ne?"

"Pipimu merah, kau sakit?" Seung Ho menyentuh dahi Ji Eun, mengecek suhu tubuh gadis itu menggunakan telapak tangannya.

Ji Eun tersentak kaget, ia menjauhkan wajahnya yang semakin memanas dari tangan Seung Ho, "A-ani, na gwenchana."

Sentuhan tangan Seung Ho yang lembut membuat jantung Ji Eun berdetak dua kali lipat lebih cepat dari sebelumnya. Detaknya pun semakin tak karuan. Tidak bisa, ini benar-benar tidak baik untuk kesehatan jantungnya. Ji Eun harus pergi.

"A-aku harus pulang. S-su-sudah malam," ucap Ji Eun terbata-bata. Bukan main, ia benar-benar dibuat salah tingkah oleh Seung Ho.

"Pulang bersamaku saja."

"Ti-tidak perlu aku bisa pul--"

"Tidak apa-apa, lagipula rumah kita dekat."

"A-aku takut merepotkanmu."

"Aku tidak merasa direpotkan, Ji Eun," Seung Ho mengacak pelan puncak kepalanya, "ini memang kemauanku. Aku sengaja menunggumu di sini agar bisa mengantarmu pulang." Sebelum gadis itu kembali angkat bicara Seung Ho menggenggam tangan Ji Eun dan membawanya.

Tanpa mereka sadari Ho Won memperhatikan mereka dari kejauhan. Kedua tangannya terkepal kuat di sisi tubuhnya. Rasa panas tiba-tiba saja menjalar dari dalam dadanya, entah mengapa melihat lelaki lain memperlakukan Ji Eun begitu membuat dadanya bergemuruh. Dia penasaran siapa pemuda yang hanya terlihat bagian punggungnya itu, setahu Ho Won, Ji Eun tidak sedang dekat dengan siapa pun saat ini. Siapa pemuda itu?

***

"Kenapa kita kembali ke arah sini?" tanya Ji Eun heran sambil menyapukan pandangannya ke sekitar. Aneh, Seung Ho membawanya ke arah tempatnya bekerja.

"Tentu saja untuk mengambil mobil," jawab Seung Ho.

"Memang dimana kau memarkirkan mobilnya?"

"Di parkiran gedung di depan Daehangak."

"Ne?"

"Gedung itu adalah agensiku, San Entertainment."

"Jinjja?"

Seung Ho mengangguk, "Begitu banyak kebetulan di antara kita, bukan?"

Ji Eun tak menanggapinya dan hanya terdiam.

"Kedepannya kita pasti akan lebih sering bertemu."

Seung Ho mengeluarkan kunci mobil dari saku celananya lalu mebukakan pintu mobil untuk Ji Eun, "Masuklah."

Golden TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang