Chapter 2

9.6K 628 2
                                    

Bel istirahat berbunyi, tampak anak-anak di kelasku bahkan murid yang diluar kelasku pada masuk hanya untuk menemui Nick. Ada anak-anak perempuan yang hanya ingin melihatnya, mengajaknya istirahat di kantin bersama, atau para anak laki-laki yang mengajaknya untuk bermain basket.

Aku merasa seperti sekelas dengan Superstar saja, sesekali tampak kulihat dia melirik kearahku, karena ada beberapa anak murid yang berdesak-desakan disampingku. Aku hampir sesak napas, rasanya udara dikelas ini diambil oleh penggemar Nick.

"Akhirnya mereka pergi juga" desahku saat anak-anak itu berhasil membujuk Nick pergi bersama mereka.

Sekarang kelas menjadi hening, tinggal aku sendiri yang lagi mencatat pelajaran dipapan tulis yang belum selesai. Sebenarnya aku laper dan ingin sekali kekantin sekolah, tapi setelah menyelesaikan catatan ini pikirku.

"Ara..."

"kamu tidak istirahat?"

Ah aku tau suara itu. Pasti itu lizzy Honey dan Adam Aprilio, dua teman baikku yang berbeda kelas denganku, Aku kelas 11 A sedangkan mereka kelas 11 C. Seperti biasa mereka akan kekelasku jika aku tak kekelas mereka duluan. Mereka berdua sama denganku, mereka tidak terlalu heboh dengan kehadiran anak baru dikelasku.

"Istirahatlah, tapi setelah menyelesaikan catatanku ini" jawabku menghentikan aktifitasku sesaat melihat kearah mereka lalu melanjutkannya lagi.

"Kenapa tak dilanjutkan nanti saja!" ujar Liz, panggilannya yang sekarang berdiri disampingku bersama Adam Aprilio yang biasa dipanggil A2.

"Tidak ah, aku takut lupa atau tak sempat lagi" jawabku sambil terus menulis.

Liz mengguk-mangguk.

"Masih banyak ya?" kata A2, anak laki-laki yang memakai kacamata tersebut sambil melanjutkan kata-katanya."Mau kubantu?"

"Tidak usah! Tinggal sedikit lagi, kalian duluan saja kekantinnya nanti aku menyusul" ucapku kepada kedua temanku yang tampaknya sudah sangat lapar, karena kudengar bunyi perut mereka yang ingin minta diisi.

"Baiklah, kami duluan ya!" ujar Liz sambil berjalan didepan A2.

Aku menjawab dengan anggukkan sambil tersenyum kecil. Aku senang sekali bisa punya dua teman baik seperti mereka, mereka selalu bisa membantuku disaat kesusahan dan begitu pula sebaiknya. Biasanya mereka minta bantuan mengerjakan peer yang sulit bagi mereka atau disaat butuh teman curhat, dan mereka tanpa diminta sering membantuku membayar makanan dikantin saat bibiku tak memberi uang saku.

Akhirnya catatanku selesai, akupun beres-beres merapikan alat tulis dan bukuku lalu memasukkannya kedalam tasku yang bergantung disandaran bangku

Drrttt drrttt drttt

Tiba-tiba ponselku bergetar, ternyata ada pesan dari Ricky Young dan aku biasa menyebutnya RY alias rada-rada nyeleneh.

From: RY

Ara yang cantik kamu lagi apa? Kalau aku lagi mikirin kamu. Aku harap kamu juga lagi mikirin akukan?

Aku memutar bola mataku sambil tersenyum kecil. Dasar aneh yang namanya RY ini, laki-laki itu pernah bilang suka padaku padahal kami tidak pernah bertemu secara langsung. Aku dan dia kenal hanya lewat media sosial. Aku pernah memasang wajahku diprofil akun facebook punyaku.

Lalu tiba-tiba dia bilang mau minta nomer ponselku, karena ada sesuatu hal yang sangat penting untuk dibicarakan denganku. Akupun memberikan nomerku padanya dan besoknya dia mengirimkan sebuah pesan yang membuatku melongo tak percaya.

From: 0811++++++++

Selamat pagi...
Ini aku Ricky Young yang minta nomermu kemaren, kau boleh memanggilku apa saja asalkan kau bahagia! Kau Arabella Queen kan? Aku yakin kau akan mengganggapku aneh atau apalah, jika aku mengatakan ini, tapi aku tak perduli karena aku takut didahului oleh orang lain. Emmm... Aku mau bilang aku menyukaimu, eh bukan-bukan hanya menyukaimu tapi mencintaimu, aku rasa aku telah jatuh cinta pada pandangan pertama saat melihat fotomu. Menurutku kau adalah takdirku, seperti naluriku katakan.

Aku tertawa sesaat, karena rasanya bercampur aduk. Ada rasa senang, lucu, dan sedikit tak percaya ada yang bilang mencintaiku dan ini untuk yang pertama kalinya. Tapi aku merasa belum siap menerima cintanya, karena aku tak merasakan apa pun pada RY. Sebenarnya masih banyak pesan yang dia katakan padaku tapi aku tak ada waktu untuk membaca kembali pesan-pesan itu. Hampir semua pesannya sama, dia selalu bilang mencintaiku.

Aku menjawab, bahwa aku belum siap pacaran dan kuharap kita berteman saja dulu, namun jawabanku seakan-akan tak diperdulikannya.

.

Bersambung...

Vampire... I'm In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang