Chapter 8

6.9K 481 2
                                    

Setibanya dirumah, suasana yang sangat aneh terjadi. Bibi dan pamanku tiba-tiba saja bersikap sangat baik padaku. Aku sempat berpikir mungkin mereka hanya bersandiwara seperti biasa, dan yang tambah tak ku mengerti Bibiku memasakan makanan yang lezat untukku.

"Ada apaan ni?" tanyaku sedikit penuh selidik. "Tidak biasanya seperti ini"

"Duduklah! Bibi hanya ingin yang terbaik buatmu dan mulai sekarang Bibi akan jadi Bibi yang baik untukmu" jawabnya sambil tersenyum yang dibuat-buat, begitu pula dengan Pamanku yang sudah duduk duluan dimeja makan.

Jangan-jangan makanan ini diracunin, apa mereka ingin membunuhku? pikirku memandangi makanan yang ada didepanku.

"Tenang saja! makanan ini aman, Ara sayang" kata Bibi sambil mencoba makanan didepanku. Seakan-akan dia mengetahui isi pikiran dikepalaku, karena caraku melihat makanan yang dibuatnya.

Lalu Aku memakan makanan yang ada dihadapaku dengan lahab, karena jarang-jarang aku merasakan makanan lezat dari Bibiku.

Bibi dan Pamanku yang melihat hal tersebut tersenyum bersamaan.

"Oh iya, besok pagi aku ada camp, aku boleh ikutkan" ungkapku memberitahu acara yang sudah lama direncanakan oleh sekolahku dan sikonnya tepat sekali untuk minta ijin sama Bibi dan Paman.

"Tentu saja boleh, sayang! Yang penting kamu bisa jaga diri ya" ucap Bibiku.

"Serius" Aku hampir melompat kegirangan, karena jarang-jarang mereka mengijinkanku mengikuti kegiatan yang diadakan sekolah diluar jam belajar.

Bibiku menjawab dengan anggukkan.

Entah ada apa dengan mereka, tiba-tiba jadi baik begitu? Apa mereka salah makan, atau gara-gara tamu penting yang disebut Bibi, pikirku.

*****

Author's POV

Keesokan harinya.

Setelah semua murid kelas 11 menunggu bus disekolah cukup lama, akhirnya bus untuk acara camp sudah datang. Semuanya sudah masuk kedalam bus, tetapi Ara baru datang, karena mobil Bibinya yang mengantarnya tadi mogok dan dia terpaksa harus menunggu kendaraan umum yang lewat untuk mengantarkannya kesekolah.

Ara segera berlari memasuki bus tersebut. Setelah dilihat-lihat, bangku yang kosong hanya disebelah Nick, sedangkan Liz duduk dengan A2. Jadi dengan terpaksa, Ara harus duduk dengan Nick.

"Maaf, apakah aku boleh duduk disini?" tanya Ara kepada Nick.

"Ya, duduk saja" jawab Nick datar.

Ara segera duduk disebelah, Nick.

Diperjalanan murid-murid asik berbincang-bincang dengan teman disebelahnya. Sedangkan Ara enggan hendak berbicara kepada Nick yang dari tadi duduk diam didekat jendela. Lalu Ara hanya bisa memasang earphone ditelinganya, dan melihat jalanan dari dalam bus, sesekali tak sengaja dia menatap kearah Nick yang berwajah sempurna itu.

Tiba-tiba matanya terasa berat dan tertidur setelah beberapa kali menguap. Tanpa Ara sadari, dia meletakkan kepalanya diatas bahu Nick.

Ada apa dengannya, tidur dibahu ku? Batin Nick mencoba membangunkan gadis manis itu. Tapi dia membatalkan niatnya, saat melihat wajah Ara dari sudut matanya.

Nick memandang gadis tersebut cukup lama, sampai satu kata keluar dari mulutnya, "Cantik" ucapnya pelan nyaris seperti angin berlalu.

Sepanjang perjalanan hampir semua murid-murid tertidur, ada yang sebentar dan ada yang lama, namun cuma satu murid yang tak tertidur bahkan tak mengantuk sedikitpun. Dia adalah Nicholas Prince alias Nick, yang dari tadi terus memandang kearah Ara. Sepertinya dia tak mau membuang kesempatan tersebut, Nick segera memalingkan wajahnya karena merasa gadis itu akan segera bangun.

Ketika membuka matanya, Ara baru menyadari bahwa dia bersandar dibahu Nick, dan segera menggeser tubuhnya. "Maafkan aku!" kata Ara sambil menundukkan kepalanya, dan Ara merasa wajahnya bersemu merah padam karena malu.

"Iya, tidak apa-apa" jawab Nick santai tanpa menatap kearah Ara.

Sekitar 30 menitan akhirnya mereka sudah sampai ditempat camping, yang berada dipinggir hutan.

"Harap semuanya tenang, dan ikuti petujuk panitia, agar nantinya bisa berjalan lancar" ungkap panitia camp.

Liz, menyenggol bahu Ara, seraya berkata. "Cie-cie... yang tidurnya dibahu Nick"

"Aku sudah bilangkan, aku tidak sengaja kalau tertidur dipundak dia" jawab Ara sedikit malu, karena Liz semenjak turun dari bus tadi terus saja menggodanya. Sebab teman baiknya tersebut tak sengaja melihat hal itu, saat dia mau menawarkan biskuit kepada Ara yang duduk didepannya.

"Sudah-sudah, buat apa sih ngebahas itu terus!" ujar A2 yang tampak tak senang. "Liz, lebih baik kamu bantu aku bangun tenda" lalu Liz dan A2 yang memang pandai membangun tenda mulai mengerjakannya, karena hari juga sudah mulai malam.

"Aku nyari kayu bakar dulu ya, buat bikin api unggun" ujar Ara yang tak mau diam saja.

Liz dan A2 menghentikan kegiatannya dan langsung menoleh kearah Ara.

"Iya"

"Hati-hati ya"

Ara menjawab dengan anggukkan dan segera berjalan memasuki hutan, karena menurut Ara akan lebih banyak ranting pohon jika didalam hutan.

.

Bersambung...

Vampire... I'm In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang