Chapter 18

5.7K 461 2
                                    

Author's POV

Ditengah pelajaran Mr. Charlie, tampak Nick memperhatikan Ara yang duduk disebelahnya yang terlihat serba salah, tapi bukan karena olehnya. Dia kenapa? Batin Nick penasaran.

Ara yang sedang belajar merasa ingin buang air kecil, karena suhu ruangan kelasnya entah kenapa hari ini sangat dingin. Membuatnya serba-salah mengatur duduknya untuk menahan keinginannya buang air kecil, sampai-sampai tidak sadar telah di perhatikan Nick. Lalu gadis itu berjalan menuju ketoilet setelah meminta izin kepada gurunya.

Setelah buang air kecil, dia hendak kembali kekelasnya tapi Brukkk Ara tertabrak oleh seorang laki-laki berbadan kekar, dia menabrak Ara hingga terduduk dilantai.

"Aww" ucap Ara sambil melihat kearah orang yang menabraknya, yang tak lain adalah penjaga sekolah yang baru.

"Maaf" ujarnya sembari membantu Ara bangun, lalu mengangkat nya dan digendongannya, belum sempat Ara bertanya mau apa dan dibawa kemana? Lelaki itu berkelebat membawanya pergi dengan sangat cepat.

Tiba-tiba Ara sudah berada diruangan musik yang sudah dikunci oleh lelaki yang merupakan penjaga sekolah tersebut. Dia kemudian melepas sarung tangannya, topinya, lalu masker yang menutupi hidung dan bibirnya. Ternyata penjaga sekolah itu sangat tampan, yang sempat membuat Ara menganga.

"Kenapa kau membawaku kemari?" tanya Ara yang merasa bingung, "Apa yang kau inginkan?"

Namun lelaki itu hanya menyeringai.

"Hei, kau membuatku takut"

"Harus! karena aku adalah mimpi burukmu!" ujar lelaki itu sambil mendekati Ara, yang tampak sangat ketakutan.

Ara melangkah mundur dan mengambil gitar yang ada didekatnya, lalu menunjukkan pada lelaki yang terus mendekatinya. "Jangan mendekat lagi atau.."

"Atau apa?" ujar laki-laki itu yang kini berdiri didepan Ara, yang belum habis menyelesaikan kata-katanya dan karena terkejut membuatnya memukul lelaki itu dengan gitar yang dipegangnya sekuat mungkin, hingga membuat gitar itu hancur. Namun lelaki itu hanya terkekeh geli, seperti tanpa merasakan sakit sedikitpun.

Ara membelalak kan matanya dan mundur menjauhi lelaki itu, bukan karena melihat gitar itu hancur dan lelaki itu tidak apa-apa. Namun saat dia melihat mata lelaki itu berubah dari hazel menjadi merah darah. Membuat tengkuknya merinding dan jantungnya berdentam-dentam dengan sangat keras.

Sebuah seringai sempat bermain diwajah laki-laki itu, sebelum akhirnya wajah yang tampan itu berubah mengerikan diiringi dengan munculnya sepasang taring yang memanjang. "Hei kenapa takut seperti itu? Seperti habis melihat vampire saja. Ups..." Dia memasang ekspresi pura-pura menyesal karena telah keceplosan.

"Ka... kau me... memang va... vampire" ujar Ara yang sempat berpikir, ternyata ada vampire lain selain Nick dan keluarganya.

Dia tersenyum tipis, lalu mengarahkan tangannya yang berbentuk pistol pada Ara. "Amazing" serunya sambil menyipitkan matanya, "You are a smart girl"

"Jangan mendekati ku!" seru Ara saat melihat lelaki itu berjalan kearahnya. "Aku akan berteriak!"

Lelaki itu terkekeh, "kau lupa ya? Kita berada diruangan musik yang kedap suara, sekeras apapun kau berteriak tak akan ada yang mendengar"

Ara terdiam sambil mundur perlahan namun langkahnya terhenti saat punggungnya menyentuh dinding ruangan tersebut. "Apa yang kau inginkan dariku?"

"Kematianmu"

"A... apa?" tanya Ara kesulitan menelan air liurnya, tenggorokan nya terasa kering "Memangnya apa salahku?"

"Karena kau orang yang paling dekat dengan Nick, seorang vampire yang telah membunuh kekasih ku"

"Apa? Jadi kau melampiaskan nya padaku?"

Lelaki itu menjawab dengan anggukan. "Biar dia tahu rasanya kehilangan seseorang yang sangat dia cintai"

Apa maksudnya cintai? Apa dia kira Nick mencintai ku? Atau apa benar dia mencintai ku? Ah, tak mungkin lah! Aku kan cuma gadis biasa, batin Ara.

Tiba-tiba saja angin keras menerpanya, lalu tahu-tahu dirinya sudah dihimpit lelaki itu kedinding. Ara membeku seolah-olah tubuhnya terhipnotis oleh lelaki tersebut. Lelaki itu baru saja menunduk kan kepalanya hendak menggigit leher gadis itu, ketika tiba-tiba saja pintu menjeblak terbuka.

Nick muncul dan segera menerjang lelaki itu, hingga terhempas Kedinding ruangan. Ara menjerit kaget melihat hal tersebut. " Tak akan kubiarkan kau menyentuhnya!"

Lelaki itu bangkit, "Kau mengganggu saja" ujarnya santai, mengabaikan perkataan Nick barusan.

.

Bersambung...

Maaf ya teman-teman kalau bagian ini kurang menarik! Soalnya aku kurang mengerti tentang perkelahian.

Walaupun begitu, jangan lupa kasih dukungan suaranya ya! Tinggal tekan bintang di bagian pojok sebelah kiri paling bawah!!!

Terima kasih ya, udah baca sampai sejauh ini! Hehehe...

Vampire... I'm In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang