Chapter 17

5.9K 403 6
                                    

Keesokkan paginya. Mendung kian menutupi sinar mentari, rintik hujan mulai basahi embun pagi. Saat hujan dipagi hari seperti ini, aku enggan mengeluh karena yang kulihat pagi tidak pernah berubah, tapi pagi ini sangat berbeda tepatnya special.

Didepan halaman rumahku, tampak sebuah mobil hitam super mewah parkir disana. Sipemilik mobil yang tak lain adalah Nick, tengah duduk didalamnya sembari membuka setengah kaca mobilnya dengan tatapan yang menembus hujan kearahku.

"Sudah siap?" ucap Nick disamping ku tiba-tiba, aku melihat kearahnya lalu melihat kearah mobilnya yang sudah kosong.

"Kau membuatku kaget" ujarku setengah terkejut.

Nick tersenyum kecil, "Kau sudah tahu siapa aku kan? Masa masih kaget"

"Iya, mungkin karena aku tidak terbiasa saja"

"Kau harus membiasakannya mulai sekarang!" kata Nick, "lebih baik kita lanjutkan bicaranya dimobil saja!" lanjutnya.

Aku menjawab dengan anggukkan dan mengikuti vampire tampan itu masuk kedalam mobilnya, aku masuk melewati pintu yang dibukakan oleh Nick. Setelah berpamitan sama Bibi dan Pamanku yang kini sudah benar-benar jadi baik. Ternyata apa yang di katakannya di telpon semalam benar adanya, aku sempat berpikir dia hanya bercanda ingin sama-sama dengan ku berangkat kesekolah.

"Apa kau menunggu lama?" tanya Nick sambil mejalankan mobilnya.

"Lumayan"

"Sorry!"

"Iya, tidak masalah"

"Baguslah" ucap Nick datar seperti biasa.

Aku menatap Nick kagum. Lelaki itu semakin hari semakin tampan saja, rambutnya yang tersisir rapi dan kulitnya yang terlihat semakin putih seperti salju, ditambah bola mata coklat cemerlang nya yang indah.

"Kenapa menatapku seperti itu?" tanya Nick yang merasa risih, saat dia sadar aku menatapnya.

"Ti... tidak a... apa-apa" jawabku tergagap, lalu menunduk kan wajahku yang kurasa bersemu merah sekarang.

"Kau baik-baik sajakan?"

"Iya, aku baik" ucapku lalu aku teringat bahwa aku berhutang banyak terima kasih padanya. "Terima kasih ya!"

"Untuk apa?"

"Untuk semua hal baik yang kau lakukan untukku, aku rasa dengan ucapan terima kasih pun belum lah cukup untuk membalasnya"

"Kau bisa membalasnya dengan menemaniku makan malam"

"Cuma itu?"

"Iya"

"Baik lah, kalau cuma menemani makan malam" kataku menyanggupi permintaan nya, yang terdengar mudah untuk kulakukan, dan dengan begitu aku harap aku bisa membalas kebaikkannya. "Dimana tempatnya?"

"Eiffel tower"

Aku menganga mendengarnya, "Apa katamu tadi?"

"Kamu tidak tuli kan?" Nick balik bertanya.

"Ya tidaklah, aku cuma mau menyakinkan diriku saja"

"Eiffel tower in Paris France"

Aku kembali menganga, tapi segera kututup karena Nick memperhatikan ku saat itu. Itukan kota yang sangat ingin kukunjungi, mungkin itu juga adalah impian setiap gadis diluar sana, batinku.

"Bagaimana?"

"Apanya yang bagaimana?"

"Kau mau?"

"Iya" jawabku cepat, karena ini adalah kesempatan langka yang kudapat. "Kau seriuskan?"

"Memangnya aku seperti bercanda?" Nick balik bertanya dengan wajah yang sangat serius.

Aku tersenyum lebar. Hanya untuk makan malam saja, di atas menara eiffel? Bukan kah jarak Indonesia ke Paris sangat jauh, ini nyatakan? Kalau pun ini mimpi, maka aku tak akan mau terbangun, pikirku.

Sesampainya disekolah, semua mata tertuju pada mobil Nick yang super mewah ini seperti biasa. Aku merasa seperti ditonton banyak orang sekarang, lalu Nick membuka kan pintu mobilnya untukku.

"Terima kasih" ujarku dengan wajah yang kurasakan kembali bersemu merah.

"Sama-sama" gumam Nick sambil menutup pintu mobilnya dan berjalan disebelah ku.

Aku merasa sedikit risih, berjalan bersamanya tapi aku bahagia. Sekarang aku merasa seperti berjalan bersama superstar dunia, karena semua mata khususnya murid-murid perempuan menatap kami. Mereka menatap kami dengan tatapan seperti penuh tanda tanya, iri, cemburu, dan sedikit rasa kagum.

.

Bersambung...

Vampire... I'm In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang