Chapter 3

9.3K 548 32
                                    

Author's POV

Memang Ara akui kalau si Nick itu sangat tampan, dari atas sampai bawah semuanya terlihat sempurna. Ara memang bukan tipe gadis centil atau lebay seperti anak-anak perempuan lainnya, tapi Nick punya sisi lain yang membuat Ara tertarik, sesuatu yang membuatnya berbeda dengan yang lain, sesuatu yang tak bisa dijelaskan oleh logika.

Dia benar-benar sempurna! astaga, apa aku baru saja mengaguminya? Batin Ara.

Matanya tertuju kepada sosok yang lagi bermain bola basket ditengah lapangan, sosok yang begitu sempurna menurutnya, yang berada jauh ditempatnya berdiri didepan koridor sekolah. Kira-kira 20 meter jaraknya.

Tiba-tiba Ara melihat bola yang dilempar Naufal sedikit lagi berhasil masuk, tapi dihalangi oleh Nick yang beda tim dengannya, dengan mengarahkan bola itu kearah samping.

Apa, samping?

Itu tepat berada ditempatnya berada, entah bagaimana mungkin bola basket yang ditangkis biasa bisa terlempar sangat jauh kearahnya. Ara bingung harus bagaimana, murid-murid lain yang juga melihat hal tersebut sempat terdengar berteriak histeris memperingatkannya.

"Awas!!!"

"Pergi dari sana!!!"

"Ara!!!"

Tapi tubuhnya seakan membatu tak bisa bergerak, yang bisa dia lakukan sekarang hanya menutup mata saat bola basket tersebut hampir mendarat diwajahnya.

Saat suasana menjadi hening, Ara membuka sebelah matanya dan ketika merasa aman dia membuka sebelah matanya lagi, setelah beberapa detik ditutup.

"Ka... Kau" desah Ara melihat seseorang yang berada didepannya sembari memegang bola yang hampir mendarat diwajahnya.

"Kau tidak apa-apakan?" tanya seseorang yang berdiri didepan Ara yang tak bukan adalah Nick.

"Ba... Bagaimana kau bisa ada disini? Bukannya kau tadi berada jauh ditengah lapangan? Terus bagaimana mungkin bola itu bisa kau tangkap?" tanya Ara bertubi-tubi tanpa menghiraukan pertanyaanya.

Sumpah aku bingung sekali, bagaimana mungkin seseorang bisa berpindah tempat secepat kilat? Pikir Ara.

"Bukannya berterima kasih! Malah bertanya yang tak penting seperti itu" ucap Nick sambil berjalan kearah lapangan, sebelum sampai lapangan dia berkata dengan setengah berteriak. "Aku juara lari tingkat nasional" ujarnya seperti menegaskan, hal yang tak mungkin tersebut kepada sepasang mata yang cukup banyak melihatnya.

"Oh, pantas"

"Kerennn"

"Aku semakin menyukaimu, Nick"

Suara pekikkan murid-murid lain yang melihat kejadian itu, memenuhi lapangan. Dan murid yang paling nyaring adalah murid-murid dari anak-anak perempuan. Tapi tetap saja Ara masih merasa bingung dan tak percaya.

"Astaga waktu istirahat tinggal setengah jam lagi" ujar Ara saat melirik jam tangannya. "Liz dan A2 pasti mencariku" lanjutnya sembari berjalan kearah kantin sekolah.

*****

Arabella's POV

"Kau lama sekali, A2 sudah balik duluan kekelas" kata Liz saat aku tiba dikantin dan duduk disebelahnya, setelah memesan makanan dan minuman.

"Oh, maaf ya!" ucapku sungguh-sungguh tanpa memberi tahu kejadian yang membuatku terlambat kekantin selain menyalin catatan dipapan tulis, aku tak mau membuat teman baikku cemas. Lagi pula aku juga tidak apa-apa, karena Nick bisa menangkap bola yang ditangkisnya tersebut. Sampai sekarang aku masih bingung, bagaimana bisa seseorang berpindah tempat begitu cepat? Walaupun oleh seorang atlet lari nasional sekalipun, kurasa itu sangat tidak mungkin.

"Iya tidak apa-apa"

"Makasih ya atas pengertiannya" kataku sambil menikmati makanan dan minuman yang kupesan tadi.

"Ara, kau tahu tidak?"

Pasti dia mau bercerita tentang anak laki-laki itu lagi. Aku kadang bingung dengan temanku yang satu ini, katanya sudah tidak menyukai anak laki-laki itu tapi hampir setiap hari dia selalu membicarakan anak laki-laki yang sekelas dengannya tersebut.

"Ya Liz, pasti dia lagikan?"

"Bagaimana kau tahu? Aku saja belum bilang apa-apa"

"Pastilah aku tahu. Apalagi yang akan kau bicarakan setiap hari denganku jika tidak membahas nama anak laki-laki itu lagi, lagi dan lagi"

Lizzy nyengir sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Bilang aja kalau kamu masih suka sama diakan?"

"Kamu tidak mengerti ya maksudku? Aku tidak suka sama dia"

Dasar keras kepala yang benar saja tidak suka, kalau setiap hari yang dibicarakan cuma dia terus. Sampai-sampai mencari tahu kegiatannya sepulang sekolah, mau tahu gadis seperti apa yang dia suka. Apa itu masih dibilang tidak suka?

"Ara, aku ini sudah move on"

"Move on dari hongkong? Sekali lagi kamu bilang sudah move on, kamu dapat piring cantik"

"Benaran aku dapat piring cantik, seperti aku yang cantik inikan?"

Aku menghela napas panjang. Beginilah kalau diajak ngomong lama, bisa konslet tuh isi kepalanya, Liz.

.

Bersambung...

Ini gambaran Arabella Queen yang biasa dipanggil Ara, gadis manis, sederhana dan penasaran sekali semua yang berbau tentang Nick

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini gambaran Arabella Queen yang biasa dipanggil Ara, gadis manis, sederhana dan penasaran sekali semua yang berbau tentang Nick.

Aku lupa siapa nama artis ini, tapi satu yang pasti aku suka semua drama yang diperaninnya.

Menurutku karakter Ara, terinspirasi dari dia, terima kasih ya sudah jadi inspirasiku, nanti kucari namamu di Mbah Google biar enak manggilnya, hehehe...

Vampire... I'm In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang