Setelah Romansa menceritakan hal itu kepada Erza. Erza menjadi serba salah. Putusnya hubungan Erza dan Maudy beberapa bulan yang lalu disebabkan oleh rasa cemburu Maudy yang berlebihan kepada Vanesha.
Erza POV
Duh.. Kenapa sih harus begini kejadiannya?
Kenapa Vanesha harus temenan sama Maudy Dan kenapa si Rizy-Rizy itu harus jadi kakaknya Maudy?
Jadi ruwet begini kan.
Erza mengacak acak rambutnya yang tak gatal.
Tiba-tiba ada tangan yang menepuk bahunya.
"Hai. Lo Erza kan?", sapa Rizy dengan wajah sarkasnya.
"Lo siapa?", balas Erza sinis sambil memicingkan satu matanya.
"Gue Rizy"
Erza tercekat dengan jawaban cowok itu. Dan tanpa sadar tangannya melayangkan pukulan ke wajah Rizy.
Rizy yang shock dengan pukulan tiba-tiba dari Erza langsung membalas sehingga terjadi baku hantam antara mereka.
Romansa yang sedang berjalan menuju kantin melihat ada kerumunan orang yang seperti melihat pertunjukan
Tiba- tiba dia melihat samar Erza bergumul dengan seseorang. "Tapi dengan siapa?", batinnya.
Dia langsung menabrakkan diri di kerumunan itu, lalu menjerit ke arah dua orang yang bertikai itu.
"HENTIKAAAAAAN"
Erza yang melihat Vanesh langsung menghentikan pertikaiannya. Sedangkan Rizy memberikan tinjuan penutup ke wajah kanan dan kiri Erza, sambil berkata, "nih buat balesan karena lu selingkuhin adek gue dan ini balesan karena lu ngerebut cewe ini dari gue". Lalu dia menatap Romansa sekilas dan berlalu pergi.
Romansa tercekat. Dia memikirkan kata-kata Rizy barusan.
"Apa Katanya tadi? Erza selingkuhin Maudy? Dan yang terakhir Erza ngerebut cewe ini dari dia? "
"What? Cewe mana yang dia maksud? Gue? Astaga....
Maksud dia Erza ngerebut gue dari dia apa ya Tuhan? "Erza meringis kesakitan dan membuat Romansa tersadar dari lamunannya. Dia langsung membopong Erza ke UKS. Orang-orang yang tadi melihat pertikaian itu pun mulai membubarkan diri.
"Za apa-apaan sih?", ucap Romansa khawatir sambil membersihkan luka di sudut bibir Erza.
"Dia tiba-tiba muncul mengenalkan dirinya padaku. Lalu aku refleks meninju wajahnya dan dia membalas.", ucap Erza sambil meringis kesakitan.
"Lagian kamu kenapa pake acara mukul dia langsung sih?"
"Gue kesel denger nama dia. Kan gue udah bilang ke lu, kalo gue ketemu dia, pengen gue hajar tuh orang. Ternyata tanpa gue cari-cari, dia malah muncul sendiri."
"Yaampun zaa.. Lain kali please jangan kaya gini. Aku khawatir sama kamu. Aku gak mau yah liat kamu berantem lagi. Apalagi berantemnya karena hal gak penting."
"Gak penting gimana? Dia udah nyakitin kamu, ninggalin kamu dan Sekarang pura-pura gak kenal sama kamu. Brengsek banget gak tuh cowo", ucap Erza kesal.
"Inget za, dia cuma masa lalu. Yaudah sih. Aku juga gak mempermasalahkan dia lagi. Akunya aja yang lebay waktu itu. Aku aja yang baperan waktu itu. Aku aja yang bego.", ucap Romansa bertubi-tubi menyalahkan sikapnya di masa lalu.
Tanpa terasa air mengalir dari sudut matanya dan terisak.
Erza yang melihat itu langsung meraih Romansa kedalam dekapannya.
"Udah kamu kenapa jadi nangis gini sih. Ini bukan salah kamu.""Ini salah aku Erza! Aku yang buat kamu putus dari Maudy. Aku keganjenan deket sama kamu. Padahal aku tau kamu udah punya pacar. Terus aku juga yang dulu jadi cewe keganjenan yang ngejar-ngejar kak Rizy. Aku ngerasa kak Rizy juga suka sama aku. Padahal cuma perasaan aku aja kan? Padahal kenyataannya gak kaya gitu kan?"
Romansa kembali menangis. Menangis meratapi kebodohannya.
"Vanesha cukup! Jangan salahin diri kamu lagi. Aku sama Maudy putus gak ada hubungannya dengan kedekatan kita. Dia emang terlalu berlebihan. Dan aku gak suka sama sikap dia."
Seketika ruang ini menjadi hening. Cuma terdengar isakan Romansa yang semakin melemah.
"Za..", ucap Vanesha memecah keheningan.
"Apa?"
"Aku boleh minta sesuatu sama kamu? Tapi kamu janji jangan marah."
"Iya, tapi apa dulu nih?"
"Mulai sekarang kamu jauhin aku yah za. Aku gamau orang salah paham lagi dengan kedekatan kita. Kita jalani aja kehidupan baru kita disini. Kita masih teman tapi yah anggap aja cuma kenal. "
"Nes gausah ngada-ngada deh. Kamu bercanda kan?"
"Aku serius za.."
"Yaampun Vanesha. Mana mungkin aku bisa ngejauhin kamu. Aku gak bakal sanggup. Aku sayang sama kamu. Sayang yang lebih dari sayang ke sahabat. Kenapa kamu gak pernah ngerti sih?",Batin Erza.
"Za.. Kamu kenapa diem?"
"Hmm"
"Mau kan? Kamu mau kan nurutin permintaan aku kali ini?"
"Tapi Van.. Aku gak bisa. Mana bisa aku jauh dari kamu. Aku sayang kamu Vanesha Romansa Ture. Aku cinta sama kamu. Kenapa kamu malah nyuruh aku menjauh dari kamu?", Ungkapan itu akhirnya lolos dari bibir Erza.
Deg
Seketika Romansa tercengang. Sebenarnya dalam hatinya dia sangat senang dan ingin berjingkrak ria mendengar ucapan Erza. Tapi dia tidak ingin ada hati yang tersakiti di balik kebahagiannya ini.
Dia kembali menjernihkan fikirannya. Dia harus kembali sadar kalau rasa sayang dan cinta Erza kepadanya itu hanya sebatas rasa kepada sahabat, tak lebih. Kali ini pertahanannya tak boleh goyah. Dia tak boleh jatuh ke lubang yang sama. Dia tak boleh jadi Vanesha yang baperan lagi. Sekarang dia adalah Romansa.
Erza melanjutkan omongannya, "Aku gak tau kapan rasa ini mulai ada. Intinya aku nyaman ada di dekat kamu. Sepertinya semua ini ada seiring komunikasi yang terjalin erat diantara kita. Bukannya kamu yang pernah bilang. Cinta itu akan tumbuh karena komunikasi."
"Za tapi kita gak bisa kaya gitu. Aku cuma nganggep kamu sahabat aku. Sahabat terbaik aku. Jangan rusak persahabatan kita dengan rasa yang gak pantes ada. Itu tandanya kamu menghianati aku. Menghianati kepercayaan yang aku bangun kepada kamu. Kamu jangan membuat ini menjadi sulit."
Erza cuma terdiam mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Vanesha. Seketika hatinya sakit. Tapi apa yang dibilang Vanesha ada benarnya. Dia yang telah merusak kepercayaan Vanesha.
"Sorry, aku harus pergi za. Maafin aku. Mungkin emang lebih baik kalau kita seperti yang aku harapkan tadi. Menjauh dan anggap saja kita cuma kenal saja. Dengan begitu perasaanmu kepadaku akan menghilang dengan sendirinya dan kita bisa menjalani kehidupan baru kita disini."
Vanesha langsung berlari keluar dari UKS sambil memegang dadanya yang sakit. Dia sakit karena tak jujur dengan perasaannya sendiri. Dia juga tak mau kehilangan Erza. Tapi apa boleh buat. Dia tak ingin orang yang disayanginya tersakiti lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romansa di SMA (On Going)
Fiksi RemajaKau tau apa perbedaan orang yang terlalu menghayal dengan orang yang terlalu berharap? Atau apa perbedaan baper dan geer? Banyak yang datang memberi harapan tapi kau sebut itu khayalan atau cuma terbawa perasaan. Hingga kau harus lari dari kenyataa...