18. Gadis Bertawa Renyah

21 1 0
                                    

8 tahun yang lalu

"Eh Gendut, sini bekal lo!"

"Jangan, ini bekal dari bundaku. Kalo kalian mau, kita makan bareng-bareng aja"

"Ih apa lo bilang? Lo kira kita-kita mau makan bareng-bareng anak cupu Dan gendut kaya lo"

Komplotan anak nakal tadi pun langsung merampas bekal si gendut lalu menjatuhkannya

"Oops gak sengaja"

"Yah bekal Aku.."

"Yaudah sih makanan ginian doang. Udah ah bhay. Minggir lo cupu."

Setelah Geng anak-anak nakal itu menjauh, si gendut pun membereskan bekalnya yang tumpah. Tak lama dia mendengar suara orang jatuh di belakangnya. Ternyata dua dari tiga orang anak nakal tadi sedang membantu temannya yang terjatuh karena terpeleset daun pisang.

Tiba-tiba, ada sebuah tangan kecil yang membantunya.
"Eh aku bantuin ya.. kamu sabar ya.. jangan nangis. Mereka itu emang  nakal banget. Aku juga dulu digituin. Tapi aku gak nangis. Kata bundaku, kita gak boleh keliatan lemah. Mereka tuh masih kecil aja udah sok hebat."

Si gendut hanya memperhatikan gadis kecil yang dari tadi tidak berhenti mengoceh ini. Dalam hati dia bergumam, "Ini anak datang-datang langsung nyerocos panjang lebar gak berhenti-berhenti. Kapan bernapas nya ya?"

Setelah kotak bekal beres dibersihkan kemudian gadis kecil itu mengulurkan tangannya.
"Eh ndut, ini pisang lumayan buat aku ganjel perut kamu. Bekal kamu kan udah gak bisa dimakan lagi. Oh iya aku sasa, nama kamu siapa?"

"Ndat ndut ndat ndut.. enak aja kamu panggil Aku gitu",dumel si gendut sambil mengambil pisang yang diberikan gadis kecil itu.

"Lah Kan emang iya kamu gendut
Hahahahahha", si cewek tertawa lepas menampilkan gigi gingsulnya.

Seketika si gendut terdiam di tempatnya. "Tawa itu.. ah banyak kok anak kecil yang punya tawa selucu itu",gumamnya.

"Eh kamu kok malah diam sih?
Nama Aku Vanesha romansa ture, kamu bisa panggil aku sasa." Sekali lagi si cewek mengulurkan tangan mungilnya.

"A Aku.. "
Teeeeettttt..
Bel tanda istirahat selesai pun berbunyi.

"Ah kamu, keburu Bel. Aku deluan masuk kelas yaa.  Dahh ndutt.."
Ujar gadis kecil itu sambil menampilkan senyumnya.

Setelah kejadian itu, si gendut tak pernah lagi melihat gadis kecil bertawa renyah itu.

----------*******---------

Vanesha yang baru keluar dari kelasnya melihat komplotan anak nakal sedang membully anak lelaki gendut.  Sepertinya anak itu murid baru di sekolah ini. Karena dia tau, dia juga tidak akan bisa melawan anak-anak nakal tadi, dia pun mempunyai ide untuk mengerjai mereka dengan melempar daun pisang ketika anak-anak nakal itu melewati kelasnya. Dan holy crap, kena dong.. Salah satu anak nakal terpeleset daun pisang tadi. Vanesha pura-pura tidak tau, dan berjalan mendekati si anak gendut. Membantu anak gendut itu membereskan kembali bekal makanannya.

-------*****------

Vanesha pulang dari sekolah seperti biasanya. Dijemput oleh bundanya.

Gadis kecil itu bercerita hal yang dilakukannya di sekolah tadi. Memberi pelajaran bagi Geng anak nakal.
Sang bunda menepuk-nepuk pucuk kepalanya.

"Sasa lain kali jangan gitu dong.. kasian Kan temennya jadi jatuh"

"Ih tapi bun.. mereka jahat.. mereka jatuhin bekalnya si gendut..."

"Hushh.. Kamu ini.. sekarang malah ngatain temennya gendut."

"Hahahaha dia emang gendut loh bunda.."

"Iya, tapi kan dia punya nama sayang..
Kamu panggil namanya dong. Jangan gendat-gendut gitu.. Kalo dia sakit hati terus gak maafin kamu gimana? Berarti sasa sama aja dong nakalnya sama anak-anak  tadi?"

"Eh iya yah bunda.. sasa nakal ya. Bilangin anak itu gendut. Tapi kan sasa gatau namanya siapa"

"Loh gimana sih? Katanya tadi udah nolongin, kok gak diajak kenalan"

"Udah loohh bunda.. sasa udah kenalin nama sasa ke dia, tapi dia lama kenalannya. Keburu Bel masuk kelas. Yaudah sasa tinggalin deh. "

"Yaudah besok kalo ketemu ajak kenalan lagi. Jangan pamggil gendut-gendut lagi yaaaa.."

"Iya bunda sipp."

Tiba-tiba telpon sang bunda berdering

"Halo assalamualaikum
Kenapa bude?"

......

"Ha? Apa? Terus ibu gimana sekarang? Udah dibawa ke rumah sakit kan? "

"Baik bude nanti saya sama anak-anak langsung kesana setelah dapet penerbangan tercepat dari sekarang.

.....

"Minta tolong pantau terus ya bude dan kabarin terus perkembangannya ke saya"

.....

"Makasih bude."

"Ada apa bun?", Tanya Romansa uang terlihat bingung melihat raut wajah bundanya.

"Nenek jatuh di kamar mandi. Terus pingsan. Sekarang lagi dibawa ke rumah sakit sama mbok. Kita langsung terbang ke rumah nenek ya sayang. Sampe rumah beresin barangnya yaa.."

"Iya bun."
***
Keadaan neneknya yang semakin parah, memaksa bunda romansa harus tetap tinggal di kota tersebut.

Bundanya merupakan anak tunggal. Sehingga mau tak mau, hanya dia yang bisa diharapkan untuk mengurus orang tua satu-satunya itu.

Saat di ajak pindah ke kota asal Romansa, neneknya dengan terbatah-batah menjawab, "Umur ibu udah ndak lama lagi. Ibu pengen disini, di rumah, jadi kalo nanti ibu pergi, ada tetangga dan bisa deket sama si abah juga."

Saat itu juga bunda Romansa memilih untuk tinggal disana dan memboyong keluarganya. Papa Romansa pun mendukung keputusan istrinya, dia mengajukan mutasi ke kantor cabang yang ada di kota tersebut.

Mulai saat itu Romansa menjalani hari-harinya di kota yang baru meninggalkan teman SD nya si gendut yang dia tidak tau siapa namanya itu.








Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Romansa di SMA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang