Duh ini hujan awet banget yaa.. , ucap Sasa sambil memandang keadaan di luar sekolahnya.
Saat ini dia sidang berada di lobby sekolah.
"Sa.. Belum balik?"
Romansa menoleh ke sumber suara.
"Belum nih Ars, hujannya masih deres gini."
"Kamu pulang sendiri?"
"Enggak kok. Nanti papaku jeput. Tapi gak tau jam berapa."
"Oh.."
"Kamu gak balik?"
"Iya nanti kalo ujannya udah reda."
"Kok nunggu ujan reda? Kan kamu bawa mobil?"
"Hmm.. Ya gapapa"
"Aneh", gumamku.
Kami duduk bersisian memandangi hujan yang terus mengguyur halaman sekolah. Suasana sekolah sangat sepi cuma ada beberapa anak yang berlalu lalang.
Tak lama ada senior paskibra yang lewat di depan kami. Arsyad langsung beranjak dari tempat duduknya dan memberi sapaan hormat ke senior itu. Aku memutar mata. Gak habis pikir dengan tradisi yang menurutku agak lebay ini.
Yah begitu emang tradisi ekskul paskibra di sekolah ini, setiap berpapasan dengan senior mereka yang junior harus melakukan salam hormat yang kira-kira seperti ini,
Berdiri tegak lalu mengucapkan, "selamat pagi/siang/sore kak!" dengan suara yang lantang dan si senior itu cuma menanggapi dengan senyuman dan balasan sapaan yang flat. Tak ada senyuman. Aku males sendiri melihatnya.
"Eh Ars, hormatnya kudu begitu ya? Gak ada cara lain apa? Emang gak bisa ya kalau cuma sapa senyuman ramah tamah doang?", tanyaku bertubi-tubi saat Arsyad kembali duduk di sampingku.
"Oh.. Hahaha", dia hanya tertawa renyah.
"Ih kok gitu doang sih jawabannya?"
"Emang maunya gimana?"
"Yah gue pengennya penjelasan yang panjang gitu. Selama ini gue ngeliat tingkat senioritas anak paskib itu agak gimana gitu", ucapku ceplas ceplos.
"Gimana apanya?"
"No offense ya, agak lebay menurut gue"
"Ehm jadi gini, kita emang harus kaya gitu sama kakak kelas. Kaya peraturan tidak tertulis gitu dari jaman baheula. Hikmahnya sih, kan tiap angkatan itu kita dibuat jadi kaya keluarga. Nah yang namanya keluarga harus saling menghormati dan menyayangi. Sikap kaya gitu tuh wajib hukumnya di paskib. Kalo sampai enggak yah berabe, satu angkatan yang kena imbasnya. Jadi hormat-hormat yang kata kamu lebay itu sebenarnya bentuk sayang kita ke keluarga kita. Kalo misalnya cuma sapaan basabasi doang, emang yakin bakal ngelakuin terus? Emang yakin bakal gak ada moment pura-pura gak liat atau semacamnya? Dan yang terakhir sih, emang kita mau keluarga kita tersakiti karena ulah kita. Enggak kan?", Jelas Arsyad panjang lebar.
"Oh gitu.."
"Ho'oh"
"Oh iya, kamu sibuk apaan aja sih sa? Kok kayanya hobi banget mondar mandir ruang kepsek."
"Iya itu, kan tahun ini pergantian jabatan olimp tuh. Aku ditunjuk jadi sekretaris departemen fisika. Jadi otomatis yang ngurusin buat perizinan latihan, izin lomba, cari info lomba dan tetekbengeknya itu aku. Belum lagi nih ya, aku di calonin buat jadi bendahara rohis. Duh ribet deh pokoknya."
"MTQ?"
"Nah iya tuh MTQ juga. Gue aja gak paham kenapa jadinya gue kaya volunteer yang ngurusin beginian. Padahal yah kalo difikir-fikir ini tuh urusan anak Rohis yang ngejabat sekarang. Eh guru agama malah nyuruh gue."

KAMU SEDANG MEMBACA
Romansa di SMA (On Going)
Teen FictionKau tau apa perbedaan orang yang terlalu menghayal dengan orang yang terlalu berharap? Atau apa perbedaan baper dan geer? Banyak yang datang memberi harapan tapi kau sebut itu khayalan atau cuma terbawa perasaan. Hingga kau harus lari dari kenyataa...