9. Hadirnya Kak Radit

93 11 0
                                    

Sore itu mata Sasa menyusuri tempat parkir. Dia langsung pamit deluan dengan temen-temennya. Sebenarnya dia heran dengan sikap kak Radit tadi yang menurutnya agak sksd terus mengajaknya untuk pulang bareng. Hati nya berkecamuk.

Bisikan setan :"Hmm apa kak Radit suka sama gue yah?

Bisikan malaikat : Wkakak mana mungkin.

Bisikan setan: eh tapi mungkin aja deh.

Bisikan malaikat : Eh kan Kak Radit ganteng, pasti seleranya tinggi. Mana mungkin doi suka sama gue.

Bisikan setan: Tapi tadi sikapnya gitu. Ngelus-ngelus kepala. Apaan coba.

"Duh apaan sih lu sa... Udah udah.. Gausah baper. Laper boleh baper jangan.
Anggap aja deh ini bonus, lumayanlah hemat ongkos. Hari ini Bunda dan Papa kan gak bisa jemput." Gumam Sasa dalam hati.

"Romansa", teriak seseorang dari ujung parkiran.

Sasa terhenyak dari lamunannya dan mendekati sumber suara.

"Hai kak"

"Nih pake helmnya", Radit memberikan helm kepada Romansa.

"Rumah kakak emang dimana? Kok ngajak aku bareng? Emang kita searah? "

"Duh bawel banget sih. Udah ikut aja."

"Yah tapi aku kan harus tau dulu ini teh mau langsung pulang ke rumah atau nongkrong dulu?"

"Kamu pede banget aku ajakin nongkrong"

"Lah abisan kakak gak jelas"

"Hahah udah naik aja. Tar kamu juga tau aku ajakin kemana"

Sasa pun naik ke motor Radit. Mereka menembus jalanan yang super duper macet jika jam pulang sekolah seperti ini. Tak ada pembicaraan apapun. Keduanya hening menikmati perjalanan mereka. Sampai akhirnya Radit memberhentikan laju motornya di sebuah taman kota.

"Udah nyampe.Turun sa", perintah Radit.

Sasa pun turun dari motornya Radit dan langsung bertanya," kita ngapain sih kak kesini?"

Radit tidak menghiraukan pertanyaan Sasa. Dia lalu berlalu meninggalkan Sasa yang masih dengan pandangan kesal di dekat motornya.

"Diih kak Radit nyebelin banget sih", gerutunya.

Sasa melihat Radit yang sudah duduk di bawa pohon dengan santainya. Dia pun mengikutinya.

Keduannya masih diam. Sasa malas untuk bertanya laagi. Toh sedari tadi pertanyaannya tak ada satupun yang di jawab oleh Radit. "Dasar kakak kelas aneh", gumamnya.

Sedangkan Radit, dia cuma bisa menyembunyikan raut bahagianya dibalik tampang coolnya itu.

Karena bosan, Sasa beranjak dari tempat duduknya. Dengan cepat Radit meraih lengan Sasa. "Kamu mau kemana?"

"Hmm berjalan sebentar mengelilingi taman ini mungkin".

"Yaudah aku temani", kata Radit yang segera bangkit dari duduknya.

"Sasa..", panggil Radit.

"Iya kak"

"Mau eskrim gak?"

"Mauuuu", jawab Sasa cepat.

Sekarang suasananya sudah tak secanggung tadi. Saat ini mereka menikmati eskrim sambil bercengkrama.

"Sa.. Aku boleh nanya sesuatu?"

"Apa kak?"

"Kamu kenapa mau masuk Tim Olimpiade? Fisika lagi. "

Romansa di SMA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang