Akhirnya masa-masa sibuk buat latihan MTQ ini telah berakhir. Awal Agustus nanti kami akan mewakili sekolah dalam perlombaan tingkat nasional. Lomba ini akan diadakan di Jogjakarta.
Sekali dayung dua tiga pulau terlampaui. Kapan lagi bisa lomba sekaligus liburan kaya gini.Happy banget. Itulah yang aku rasakan saat mendaratkan kaki di bandara Adi Sutjipto ini. Aku, Arsyad dan anak lainnya menggiring koper kami menuju mobil jemputan yang akan membawa kami ke penginapan.
Penginapan kami tak jauh dari Malioboro tepatnya di asrama haji yang ada di ringroad. Paling menghabiskan waktu sekitar 15-20 menit berkendara.
Lomba akan dimulai esok hari. Jadi sesampainya kami di penginapan kami melepas lelah dengan tidur sampai matahari tenggelam.
Medan - Jogja yah panasnya 11-12 lah ya. Tapi bedanya panas disini tuh super bikin kulit jadi kering terus menghitam dengan secepat kilat. Siapa yang akan menyangka kulit ini menjadi super duper gosong saat pulang darisana. Huaaahh... Perawatan gue di ERHA jadi sia-sia..
**
Karena transportasi kami di Jogja disediakan oleh panitia, maka kami cuma bisa menggunakannya hanya saat acara berlangsung atau hal yang berkaitan dengan acara.
Jadi, jika kami ingin jalan-jalan malam harinya, maka kami harus mencari angkutan umum atau taxi. Jogja tidak seperti kota besar lainnya, yang dengan mudah menemukan angkot atau alternative transportasi lainnya di pinggir jalan. Disini kita harus menunggu di halte transjogja. Karena cuma itu satu-satunya angkutan umum yang ada disini. Kalaupun ada bus kota sepertinya hanya ada sampai sore hari dan itupun cuma melewati jalan tertentu.
Dengan pengalaman yang minim dan kemampuan bahasa jawa yang payah, kami pergi dengan tekad dan keberanian yang pada dasarnya kecil.
Kami keluar dari penginapan dan berjalan menyusuri ringroad berharap ada taxi atau transjogja yang lewat. Tapi setengah jam menunggu tak ada satupun jenis transportasi itu yang lewat.
Kami berusaha menelpon beberapa penyedia taxi di kota ini. Tapi semuanya payah. Tak ada yang merespon. Sampai akhirnya ada taxi avanza yang lewat di seberang jalan dan kami berteriak seperti orang gila agar si sopir taxi itu sadar.
"Huh mau jalan-jalan doang begini amat sih perjuangannya", batinku.
Kami akhirnya sampai pada tujuan. Berhenti tepat di depan tulisan Jl. Malioboro dan semuanya langsung mengambil pose berfoto.
"Ayo ayo fotooo..", seruku.
"Yaelah nih cewe-cewe pada hebring amat sih", cerocos ilham.
"Keluarin dong tongsisnya", kataku lagi.
"Iya iya mak lampir. Berisik. Gak sabaran banget lu. Kaya orang yang gak pernah liat marka jalan", Ilham menggerutu.
Sedari tadi yang tampak tenang cuma Arsyad. Dia memang selalu seperti itu. Sok cool. Andai orang-orang ini tau sebenarnya itu cuma pencitraan pasti orang pada ogah deket-deket sama dia. Pasalnya setiap kami berduaan dia tidak pernah menampakkan sikap cool nya itu kepadaku. Yang dia tunjukkan hanya sikap menyebalkan yang suka buat jantung jumpalitan.
"1.. 2.. 3.. "
Cekrek cekrek
Kami mengambil beberapa foto welfie dan foto group dengan meminta tolong orang yang lewat until sekedar memotret kami. Siapa lagi orang tidak punya malu itu selain ilham.Karena kondisi perut yang sedari tadi sudah berdemo, maka kami putuskan untuk makan di sekitar sini. Ada banyak angkringan yang bisa kami pilih. Dan pilihannya jatuh ke angkringan yang ada di sekitar malioboro mall. Setelah mengisi perut kami beranjak menyusuri jalan malioboro ini sekalian melihat beberapa pedagang yang menjual pernak pernik khas Jogja. Lalu kami berjalan menuju alun-alun kidul. Sesekali kami mengambil potret diri. Masing-masing dari kami sibuk dengan kegiatan selfie dan belanja oleh-oleh. Tak terkecuali aku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Romansa di SMA (On Going)
Teen FictionKau tau apa perbedaan orang yang terlalu menghayal dengan orang yang terlalu berharap? Atau apa perbedaan baper dan geer? Banyak yang datang memberi harapan tapi kau sebut itu khayalan atau cuma terbawa perasaan. Hingga kau harus lari dari kenyataa...