0.4

20.7K 2.7K 130
                                        

hai, gwa pake bahasa baku buat sudut pandang authornya, ya. tapi kalo sudut pandang cast dan percakapan, pake non baku.

ini sudah sehari semenjak kematian kedua orang tua wonwoo. dan sekarang, wonwoo beserta kedua adiknya itu sedang menatap nanar kearah depan. tepatnya diguci berisi abu milik bunda dan ayah mereka.

jungkook berusaha menenangkan somi disebelahnya.

berbeda dengan wonwoo yang saat ini pikirannya entah pergi kemana.

tentang hal - hal apa yang harus dia dan adiknya lakukan kedepannya, tanpa sosok orang tua.

terakhir, beruntung beberapa barang berharga selamat. dan, setiap tabungan yang masing - masing mereka punya di bank pun masih banyak. terlebih tabungan orang tuanya.

ayahnya selalu membiasakan mereka untuk menabung sedari dini. aset perusahaan yang juga disimpan disana, masih ada, belum tersentuh siapapun. nominal uang sekitar lima miliar lebih itu masih ada.

tapi, bukankah kehidupan akan terus berlanjut? pikirnya.

ia harus melakukan sesuatu untuk mencukupi kehidupan dirinya, terutama adiknya. mungkin, semacam mencari pekerjaan?

wonwoo terlihat menimang beberapa pemikiran tentang pekerjaan apa yang harus dilakukannya diusia yang masih belia ini.

pelayan cafe? tidak, itu tidak akan bisa mencukupi tiga manusia. imbalannya terlalu kecil menurutnya.

lantas ia harus bekerja sebagai apa? yang tidak menuntut pada gaji bulanan, melainkan perharinya bisa mendapat uang dengan nominal besar.

kedengarannya mustahil, mengingat berapa usianya sekarang.

mereka bertiga berdiri kala beberapa tamu kembali berdatangan, tak terkecuali tamu perusahaan sang ayah yang dengan raut wajah kehilangan. disertai ucapan duka cita untuk ketiga anaknya yang ditinggalkan.

ini sudah larut, mereka memutuskan untuk menginap selama semalam. esok, wonwoo akan datang ke rumah bibinya di busan.

wonwoo dengan langkah gontai meninggalkan ruangan yang penuh dengan suasana menyedihkan itu. ia berjalan lurus, dengan pandangan kosong kedepan.

hingga kini dirinya berjalan di atas trotoar yang terdapat besi pembatas, karena dibawahnya terdapat sungai.

tidak ada pemikiran untuk merenggang nyawa, ia masih ingin menghirup nafas bebas.

wonwoo terus melangkah.

tanpa menyadari bahwa sedari tadi, ada seseorang yang mengikutinya dari belakang.

selang beberapa detik, lututnya lemas dan terjatuh diaspal trotoar. ia bahkan tidak memakai sepatunya saat ini, seolah sungguh tidak peduli terhadap apapun.

ia meraung meneriaki nama kedua orang tuanya, isakan pilu menyapa malam ini. seakan - akan dirinya tengah memaki dunia, memberitahukan bahwa dirinya sakit. bahwa dirinya saat ini benar - benar benci pada dunianya sendiri.

sementara itu, masih dengan posisi sama, sesosok pria yang sejak tadi mengikutinya dengan langkah pelan mendekat. tangannya menenteng sesuatu, kemudian berhenti tepat didepan wonwoo.

tangannya meletakkan benda yang ia bawa, dihadapan wonwoo. tanpa mengucap sepatah katapun, tubuhnya hilang setelah kembali berjalan.

wonwoo mengusap kasar air matanya, setelahnya mengernyit heran, melihat sepasang sepatu didepannya.

kepalanya menoleh kesana kemari, mencoba menemukan siapa yang meletakkan benda itu. namun nihil, dirinya tidak menemukan siapapun dijalan ini. kecuali satu dua kendaraan beroda empat yang masih berlalu - lalang.

oh,

jangan lupakan serangkaian bunga yang tersimpan apik disamping sepatu berwarna krem itu.

➼➼➼

"eum, wonwoo, lo dengerin gue, gak?" wonwoo sedikit terhentak ditempatnya.

vernon tersenyum kecil, "gue kemarin dateng. tapi lo gak ada, cuma ada adek - adek lo dan tamu serta kerabat lo doang."

"makasih dan maaf, kemarin gue emang keluar sebentar." wonwoo nunduk, vernon mendudukan bokongnya pada kursi kayu panjang di kantin.

keduanya menatap kearah seungkwan yang baru saja datang, dan jangan lupakan hoshi dibelakangnya. kemarin, mereka datang bersama dengan vernon dan tidak mendapati wonwoo disana.

"won, kalo ada apa - apa, lo bisa dateng ke kita. terutama ke gue," hoshi ambil posisi duduk disamping wonwoo.

seungkwan serta vernon mengangguk setuju. "gak perlu sungkan, kok."

"iya," ucap wonwoo singkat yang segera dihadiahi sebuah pelukan erat dari hoshi.

"tuhan beri lo cobaan sebesar ini karena tau, lo itu orang pilihannya yang bisa ngelewatin masa sulit ini, won." hoshi berusaha menenangkan sahabatnya itu, yang kini bergetar hebat sebab menangis.

pelukannya terlepas, "gue pengin cari kerjaan."

"kerjaan apa?" timpal vernon.








































































































"apapun, asal gak perlu jual tubuh gue."

to be continued

maaf y meanie momentnya emg blm keliatan, tp siapin diri aja chap depan akan ada drama hehe.

bad boy | meanie✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang