Action 29

867 36 2
                                    

Blumm!!

Terdengar suara ledakkan yang berasal dari sisi rumah Ardioga. Pertikaian antara Narron dan Jake masih saja berlanjut, bahkan wajah mereka sudah tak rupa wajah.

Sedangkan Grenzy berusaha melepaskan tali yang diikatkan ke tangannya. Ikatannya sangat kencang sehingga pergelangan Grenzy lecet. Dengan usaha keras akhirnya talinya bisa lepas. Dirinya langsung ikut bertarung, Grenzy membiarkan Narron melawan Jake sendiri, karena dia akan melawan para pengawal yang berkali kali lipat.

Keadaan yang sedang kacau membuat para pengawal melarikan diri sendiri sendiri, dan hanya tersisa sedikit yang masih menemani Ardioga.

Narron kini sudah ngos ngosan dengan luka disekujur tubuhnya begitu juga Grenzy. Tak lama kemudian Alfron, Lians, dan Leony sampai, dengan membawa bukti bukti yang tersisa. Kemarahan Ardioga semakin besar, hingga dia yang tadinya berada di lindungan pengawal, kini maju dengan membawa pistol ditangannya.

"Kak,Ny, Yans, bawa bukti itu ke kantor polisi cepat!" Narron berteriak sambil menerjang Ardioga dari belakang.

Dorrr!

Pistol yang dipegang Ardioga diletuskan ke atas. Leony, dan Lians menurut dengan sigap mereka bergerak menuju mobil dan membawa berkas itu, Sementara Alfron memilih untuk kembali dan menelpon polisi dari tempat itu.

Kini akhirnya pengawal yang berkali kali lipat jumlahnya sudah tumbang, bahkan Jilly sejak ledakan yang pertama dia pergu entah kemana.

"Hebat! Kalian hebat! Semua pengawal saya kalian takhlukin semua" Ardioga berucap.

Pistol yang sempat lepas dari tangannya, kini sudah digenggamnya lagi.

"Zy kita selesaiin ini di rooftop" Narron langsung menyambar tangan Grenzy menuju Rooftop.

Tebakan mereka benar, pengawal Ardioga bertambah. Bahkan Ardioga dan Jake ikut berlari mengikuti Narron dan Grenzy.

"Berhenti kalian!" Teriak Ardioga.

"Oke kita berhenti, ya karena ini sudah dipuncak" Grenzy angkat bicara.

Dorrr!

Peluru dari pistol Ardioga melesat menyerempet bahu Grenzy. Untung saja Narron menarik Grenzy. Mereka diatas hanya tinggal berempat, Narron, Grenzy, Ardioga, dan Jake. Mata mereka menatap tajam.

Cklek!

Ardioga menarik pelatuk pistol ditangannya, membuat Grenzy dan Narron waspada. Sedangkan Jake kini berlari menerjang Narron dengan pipa besi ditangannya, yang entah dari mana dapatnya.

Prang!

Pipa besi yang awalnya akan mengenai Narron,kini sudah terjatuh dilantai. Ya, karena Narron memukul lebih dulu perut Jake. Pertarungan semakin mencekam dengan wajah wajah yang sudah berlumur darah. Walaupun begitu tidak ada yang menyerah.

Bugh!

Grenzy menerima pukulan dari Ardioga. Wajah cantiknya yang berbalut make up-pun sudah tak terlihat. Dengan geram tangannya mencekam kerah kemeja Ardioga, dan mendorongnya kepojok rooftop.

"Lo punya hutang nyawa dengan ayah gue! Bayar sekarang, oke?!" Grenzy berucap lantang.

Tangan Ardioga meraba sakunya yang tadi ditaruhnya pistol. Dapat. Namun secepat kilat Grenzy merebutnya.

Dorr!

Suara pistol itu membuat Grenzy menoleh kearah Narron. Dan Ardioga memanfaatkan kesempatan itu untuk membuat Grenzy beralih posisi dengannya. Berhasil. Kini posisi mereka bertukar, Ardioga memegang leher Grenzy dan menyondongkannya ke luar pagar rooftop.

"Nyawa? Kini siapa yang akan kehilangan nyawa?!" Ucap Ardioga.

Narron berlari kearah Grenzy yang kini sudah mulai lemas. Dengan cekatan Narron menubruk Ardioga.

Dor!

Bertepatan dengan meletupnya pistol ditangan Grenzy, Ardioga terkulai lemas dilantai. Dan Narron yg tadinya akan menubruk Ardioga, malah kebablasan sehingga Narron kini bergelantungan di atas rooftop. Dengan kedua tangan yang berpegang erat ke besi yang ada.

Grenzy melihat Ardioga yang lemas, kini dia meraih tangan Narron. Karena berat Narron yang lebih berat tangan Grenzy mulai terasa sakit. Grenzy berusaha sekuat tenaga untuk menyeret Narron dari tepi.

Sedangkan Ardioga yang belum sepenuhnya tumbang, tangannya mengambil pistol didekatnya. Diangkat dan

Dor!!

"Aarrghh!" Grenzy mengerang ketika pluru yang ditembakkan mengenai bahunya.

Darah yang keluar dari bahu Grenzy perlahan mengalir ke tangan Narron. Grenzy meringis menahan sakit nya, perlahan tangan Grenzy melemah.

"Lepasin Zy" ucap Narron.

Grenzy menggeleng.

"Lepasin, gue udah gabisa" Narron berucap lagi.

"Enggak Nar! Kalo gue lepasin lo bakal mati" Jelas Grenzy dengan airmata yang sudah turun.

Melihat Grenzy yang bersikukuh enggan melepaskan tangannya, tangan Narron mulai bergerak melepaskan tangan Grenzy. Dia menghiraukan gelengan dan elakan Grenzy. Dengan mudah tangan Narron terlepas karena terbantu darah Grenzy yang mengalir. Narron tersenyum 'untuk terakhir kalinya'.

"Narron!" Teriakkan Grenzy dengan sangat keras dirinya ambruk.

Dengan pikiran yang berkecamuk dia bangkit dan ingin terjun, namun sebelum sempat dia terjun Leony berhasil menangkapnya yang entah dari kapan datangnya.

"Grenzy lo mau ngapain?" Tanya Leony.

"Gue mau ngikut Narron! Lepasin gue!" Grenzy meronta dengan tangis.

"Emang lo pikir Narron akan seneng?! Enggak Zy!" Leony membentak dengan maksud menyadarkan.

Tangisan Grenzy semakin pilu, ditambah isakan Leony yang semakin menjadi mereka tak bisa apa apa. Tak lama Alfron dan Lians datang, paham dengan apa yang terjadi. Mereka ikut ambruk, bahkan sekuat kuatnya benteng berdiri, mereka juga bisa ambruk juga.

*Narron Pov

Mungkin ini saatnya untukku meninggalkan mereka.
Mungkin ini saatnya aku bertemu keluargaku disana
Tanpa ragu aku melepas tangan indahnya yang mungkin kurindukan disana.
Kini hanya ada memori yang bisa kuputar untuk diriku sendiri.
Ketahuilah aku sangat mencintainya.
Gadis dengan rambut pirang,
Tawa indah yang mengembang,
Dan celotehan yang keluar dari bibirnya.
Ya aku suka itu aku suka semua darinya.
Namun, kini aku tak bisa menjaganya lagi.
Aku berharap nanti ada seorang yang bisa menggantikan posisiku.
Aku sangat berharap.
Dan hanya satu yang kuinginkan dari mereka.
Bahagia.

••••••

Whoaa tinggal satu part lagi selesai🎉🎉
Gimana ngefeel gak? Yahh yg baca pada pelit komen, vote aja kenapa? Hehehe
Vomment ya😊

Action The TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang