Author pov....
.
Sebelum Alana datang ke bukit bintang, Dafa lebih dulu ke sana. Bedanya, Dafa penyuka pagiAutho--dimana harapan-harapan baru tumbuh sedang Alana--pengagum senja, yang berarti satu kesedihan telah terlewati.
Gween tahu kunjungan tunangannya, ia menyusul. Terlambat, Dafa telah pergi dan tergantikan Alana di tempat itu yang mengenang kebersamaan mereka.
.
Sampai di rumah, Alana mendapati Gabby yang duduk sambil menopang dagu di pantry. Pura-pura tidak melihat keberadaan temannya, Alana menuju lemari pendingin, mengambil air, kemudian meminumnya langsung dari botol.
Alana tersenyum geli, Gabby tak juga merubah mimik mukanya yang justru lucu saat cemberut.
"Kamu nggak mau cerita?" Gabby akhirnya membuka suara, mungkin acara merajuknya selesai terganti rasa ingin tahu.
"Besok aku cerita. Sudah larut, ayo tidur!" Ajak Alana
"O, sudah larut ya? Kupikir baru jam 8, atau mungkin jamnya salah?!" Gabby menyindir Alana. Memang jarum jam berada di angka sebelas, mendekati tengah malam.
"By, ..." Alana merasa lelah. Bertemu Gween membuatnya menginginkan tidur secepatnya agar saat bangun dia melupakan kejadian tadi.
"Aku mencarimu seperti orang bodoh. Panik menghubungi siapa pun yang mengenalmu, sampai-sampai kupikir kamu frustasi." Gabby meluapkan emosinya. Tidak seperti biasa.
"Aku minta maaf." Hanya itu yang keluar dari bibir Alana. Ia tahu ia salah.
"Aku sangat takut kamu kenapa-napa," ungkap Gabby yang sudah terisak.
Alana mendekati Gabby yang menelungkupkan diri, menangis. Tapi tangannya berhenti sebelum menyentuh pundak temannya, ia takut.
"Tadi, aku bertemu dengannya, " ucap Alana, ia membayangkan Gween, sepupunya.
"Dia masih membenciku," tambah Alana.
Gabby mendongak, Alana justru bergeming. Ia benar-benar lelah.
"Aku janji akan menceritakannya besok, hari ini sangat melelahkan." Setelah mengucapkan itu Alana berlalu.
Gabby melongo. Apa dia salah? Pikirnya. Rencananya pura-pura merajuk gagal total. Ia jadi menyesal.
***
Alana pov.
Kurebahkan diri, menatap langit-langit kamar, hal yang kusukai. Seolah di sana terdapat gambaran tentang masa-masa terindah. Ayah, Mama, dan pedesaan yang hijau, ---tentu saja belum mengenal Dafa.
Kebun belakang di rumah Kakek, ayunan ban bekas di gantung pada pohon yang sedikit menjorok ke kolam, juga kerinduan ingin pulang. Pasti damai. Semua itu membuatku mengantuk.
.
Pagi yang menyilaukan.
Mimpi itu lagi. Kenapa akhir-akhir ini bermimpi tentangnya?
"Sudah bangun?" Gabby melongok di pintu, hanya kepalanya yang terlihat.
Aku melambai, menyuruhnya masuk. Gabby tanpa disuruh dua kali langsung menuju tempat tidur, duduk manis seperti anak kecil yang antusias mendengarkan dongeng. Aku tergelak.
"Aku mandi dulu," ucapku kemudian beranjak ke kamar mandi. Meninggalkan Gabby yang langsung bengong.
"Allllll, ...." teriak Gabby kesal
Aku terkikik di kamar mandi. Dua kali berhasil mengerjainya dalam waktu kurang dari 24 jam.
.
Kali ini Gabby benar-benar merajuk. Setelah acara mandi aku tak menemukannya di kamar.
Aku mencarinya di teras samping. Melihatnya sedang memotong rumput. Tidak sadar kalau aku sudah duduk di lantai teras, dengan buku di tangan. Bersiap membaca novel yang hampir seminggu belum selesai.
"Hhmmm, ..." dehemku
Gabby tak menoleh.
Aku mengulang, gadis bertubuh kurus itu masih belum menoleh.
Baiklah, karena diacuhkan aku fokus ke buku. Hari libur yang tidak begitu buruk, setidaknya tak perlu menceritakan soal Dafa.
Dafa? Mendadak hatiku sakit. Apa aku belum sepenuhnya melepas?
Entah sejak kapan Gabby berada di depanku, mukanya cemberut, "melamun lagi kan?"
Aku menggeleng
"Sejak tadi aku memanggilmu." Potongnya
"Ceritanya bagus, membuatku menjadi tokoh utamanya." Elakku
"Kamu bacanya terbalik."
Aku langsung melihat novel di tangan. Benar saja.
"Aku tidak tau apa masalahmu, tapi kuharap bersikaplah biasa."
Aku menggaruk kepala yang pastinya tidak gatal. Mungkin sudah saatnya untuk bercerita.
Baik-lah. Setelah ini semoga tidak ada lagi keresahan.
***
Hai, ... malming mblo 😄
Apa kabar? Masih setia dengan kejomloan kan? Tenang, ditemenin kakak dari sini.Hhmmm, ...
Kemarin rada sibuk, jadi telat update. Banyak kerjaan juga sech 😄Cuma mo nyapa itu saja sech,
Oke, siapin cemilan ...
LoopiesFM
KAMU SEDANG MEMBACA
Janji Alana (End)
RomanceKemarin aku melihatmu. Hal yang kutakutkan tak pernah terjadi, harusnya aku bahagia. Tapi, kenapa hatiku sakit? _Alana Kemarin aku melihatmu. Hal yang kuinginkan terjadi, harusnya aku bahagia. Tapi, kenapa hatiku sakit? _Dafa