Can't I Love You

1.1K 90 8
                                    

Alana hampir tak merespon apa pun, membuat Gabby, Mama, dan Ayahnya khawatir. Padahal sahabatnya itu terus berusaha mengajaknya berbicara, namun Alana mengacuhkannya.

"Aku berangkat dulu, Om, Tante?" Gabby menyalami ke dua orang tua Alana

"Berangkat dulu, Al ..."

Alana hanya mengangguk sementara tatapan matanya kosong. Itu membuat orang tuanya prihatin.

"Sayang, " Ibunya memanggil lembut

Alana menoleh sekilas, kemudian kembali hening.

"Bagaimana kalau kita pulang?" Ajak Ayahnya

"Kita harus menunggu Gabby, Yah." Sahut Mama Alana

"Benar. Ayah lupa."

Tidak ada tanggapan dari Alana, dan mungkin dia tidak mendengar percakapan sama sekali.

.

Sementara di kantornya, Gabby tidak bisa tenang. Dia khawatir pada Alana. Semua itu mengingatkan pada kejadian 2 tahun lalu, ketika pertama kali mereka bertemu.

Gabby gadis yatim piatu, satu-satunya yang diwariskan orang tuanya hanya rumah itu. Bertahun-tahun dia tinggal sendiri karena kerabatnya berada di luar kota. Hingga pada akhirnya dia merasa kesepian dan takut.

Gabby pun memutuskan membuat iklan di sosial media.

Tidak banyak yang tertarik dengan iklannya karena Gabby memberi persyaratan yang cukup banyak dan agak rewel.

Namun siapa yang sangka? Pagi itu setelah olah raga pagi Gabby menemukan seorang gadis dengan tatapan sedih dan terlihat frustasi.

Gadis itu Alana. Dan tidak tahu oleh dorongan apa, Gabby langsung menerimanya. Bahkan dia sudah merasa dekat.

.

"Apa aku mempekerjakanmu untuk melamun?"

Gabby tergagap. Sejak kapan bosnya ada di situ? Menatapnya tajam.

Dengan senyum canggung, Gabby pura-pura membuka laporan. Dia mengutuk keteledorannya. Di sampingnya, Sandy terkikik geli.

Bosnya berlalu, kembali ke ruangannya dengan membanting pintu. Kentara sekali kalau sedang kesal sampai para bawahannya berjengit takut.

Lala, yang dari tadi sibuk dengan pekerjaannya, bergegas menghampiri Gabby.

"Ada gosip panas."

Gabby berusaha untuk mengabaikan godaan Ratu intertain---dia harus cepat pulang agar kekhawatirannya pada Alana berkurang. Tapi dasar Lala, meski diacuhkan tetap saja komat-kamit menebar berita yang entah kebenaran aslinya seperti apa?

"SiBos ganteng kita itu kabarnya akan menikah minggu depan. Dan kamu tau siapa calonnya?"

Gabby masih tidak menggubris.

"Gween Hadikusuma."

"Tunggu sebentar! Kamu bilang apa tadi? Gween?" Gabby merasa tidak asing dengan nama tersebut. Atau mungkin dia salah dengar? Tidak mungkin Gween yang dimaksud adalah si nenek sihir a.ka sepupu Alana

Lala mengangguk senang, akhirnya dia diperhatikan.

"Siapa nama lengkap bos?" Gabby bertanya dengan raut muka horor, membuat Lala sedikit takut.

"Ke-kenapa kamu menatap seperti itu, By?" Lala balik bertanya, dia benar-benar takut dengan tatapan ingin menguliti dari Gabby

"Jawab saja!"

"Da---da-ffa  El ..." belum selesai menjawab, Gabby menggebrak meja. Lala terlonjak kaget, begitu juga Sandy yang awalnya tidak peduli dengan obrolan ke dua temannya. Mereka saling pandang, bingung.

"By, tenangkan dirimu!" Sandy membujuk sementara Lala menenangkan hatinya sendiri. Dia mengelus dada sambil beberapa kali beristigfar.

"Ada apa denganmu?" Lala bertanya setelah dirasa suasana sudah kondusif.

"Apa kamu termasuk barisan yang patah hati?"

Dan kembali tatapan ingin menguliti ditunjukkan pada Lala yang langsung tak berkutik.

.

"Apa kalian akan terus mengobrol?!"

Gabby menoleh, di sana Bosnya sedang menatapnya kesal. Tapi Gabby lebih kesal lagi, bahkan dia hampir memuntahkan semua amarah yang dibendungnya.

Ternyata selama ini dia ditipu oleh Bosnya. Pantas dia merasa aneh setiap Dafa bertanya soal sahabatnya yang tak lain adalah Alana.

"Ke ruanganku, By!" Perintah Dafa, dia sudah bisa menebak yang saat ini terjadi pada Gabby.

Gabby bergeming.

"Gabby!" Dafa dengan nada memerintah

Mau tidak mau Gabby menuruti. Lagi pula dia ingin membuat perhitungan. Masa bodo kalau dia akhirnya dipecat, juga masa bodo dia berurusan dengan siapa? Yang ada dalam pikirannya hanya bayangan Alana yang tak memiliki semangat hidup dan itu Dafa penyebab utamanya.

***

Hufff, ...
Sambung part. dua ya? Iya ja deh 😄  author lagi nawar

Salam
LoopiesFM

Semoga part. dua bisa lebih panjang

Janji  Alana (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang