1 - Farewell

47.5K 2.4K 64
                                    

2 Mei. Hari pendidikan nasional sekaligus hari kelulusan di SMP Bina Harapan. Sekolah seperti kedatangan banyak model, siswi mengenakan kebaya dengan make up di wajahnya dan siswa mengenakan kemeja putih dibalut jas hitam. 

Nada merasa minder berada di tengah gadis-gadis cantik, sedangkan dia hanya berkebaya sederhana dan make up natural. Nada memang bukanlah tipe gadis yang suka berdandan, dia gadis yang sederhana. Nada bukan gadis yang mengerti Girl's talk, justru yang dia mengerti Gamers talk. Karena itulah Nada jarang dekat dengan teman ceweknya, dia justru lebih mudah akrab dengan cowok. 

Bukan berarti Nada tidak punya teman cewek, temannya banyak, namun hanya ada dua orang yang dia percaya. Yakni Salwa Anisyah Sukmawati dan Berlian Oktavia Wijaya. Salwa, Berlian, dan Nada disebut temannya Tiga Serangkai karena mereka selalu bersama tak pernah terpisah dan karena kepintarannya seperti Tiga Serangkai yang asli. 

Gadis berbalut kebaya sederhana dengan rambut tergerai duduk di bangku panjang yang terbuat dari keramik di depan kelasnya. Tak lama kemudian dua gadis yang juga cantik menghampirinya. 

"Cie Nada cantik banget nih!” Salwa menekan-nekan pipi Nada yang chubby dan empuk. 

Nada memutar malas bola matanya, "Sal jangan bohong deh, make up gue aja gak kelihatan.” 

-Flashback 

"Nadaa!!!! Cepetan mandinya!!" teriak Narina, mama Nada, sambil mengetuk pintu kamar mandi yang di dalamnya ada Nada. 

"Iya mama sabar" 

"Cepetan!" Mama Nada, Narina Purnama, memang sosok yang cerewet namun disiplin. Sedikit saja Nada telat, siap-siap rumah roboh karena teriakannya yang cetar membahana. 

"NADA ADELLE PURNAMA!!!!" 

Nada menghela napas dan berusaha tidak kesal karena tidak mau membentak mama tersayangnya. Baru satu langkah keluar kamar mandi dia diseret mamanya untuk duduk di meja rias. 

"Ma jangan menor-menor ya," ujar Nada dengan lembut.

"Iya bawel amat" Narina fokus memakaikan make up ke wajah manis Nada. Sedangkan Nada fokus kepada handphonenya. 

"Game mulu ya!" Narina menatap tajam mata anaknya lewat kaca besar di depannya. Nada terkejut. Awalnya hening sunyi, tiba-tiba pecah oleh suara Mamanya. Nada tidak menjawabnya, nanti malah debat tiada ujungnya. 

"Mamaa lipstiknya menor amat, warna yang agak soft aja” Nada menggerak-gerakkan bibirnya karena merasa tidak nyaman. 

"Udah ini aja" 

Setelah mamanya keluar kamar, Nada mengambil tissue lalu menghapus lipsticknya. 

-Flashback off- 

"Pantesan lipstik lo ilang," Berlian tertawa mendengar cerita Nada bersama mamanya yang berbanding terbalik dengan Nada. 

"Huh iya, males banget gue pake ginian" Nada menggembungkan pipinya membuat kedua sahabat yang ada disampingnya menjadi gemas. 

"Tapi Nad, lo lebih keliatan cantik tanpa make up. Karena cantik lo itu natural" 

Nada hanya diam mendengar pujian Berlian. Tatapannya terlihat kosong, tapi sepertinya dia sedang melihat sesuatu yang ada di kejauhan. 

"Hello!! Dipuji bukannya terima kasih malah melongo." Berlian kesal dengan Nada yang tidak merespon pujian darinya. 

Masih saja Nada tidak membalas perkataan Berlian. Kesabaran Berlian sudah habis. Kali ini tak hanya teriakan, Berlian menggoyahkan tubuh Nada dengan tangannya yang lebih kecil dibanding tubuh Nada. 

LeonadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang