Mohon maaf berantakan, asal copy dari word soalnya😁
Nada masih terus menatap Leo, di kepalanya masih terngiang pesan dari Leo yang baru saja ia baca. Tak lama setelah itu, Leo turun dari bangku dan duduk di sebelah Nada. Tiba-tiba Leo menatap mata Nada yang sedari tadi mengikuti setiap gerak-geriknya. Dan kini dua pasang mata itu saling menatap, hanya saja makna masih-masing tatapan mata mereka berbeda.
Gue sahabatan sama Leo? Apa bisa? Apa bisa gue menjalin persahabatan dengan Leo tanpa rasa yang kupendam selama ini? Tanya Nada pada hati terdalamnya yang masih menyimpan baik perasaan spesialnya untuk Leo.
Nada merasa sedikit takut namun juga senang mendapati ajakan persahabatan dari Leo. Takut, dia takut tidak akan bisa menjalani persahabatan ini tanpa rasa yang sudah mengakar di hatinya bertahun-tahun. Senang, dia merasa sangat senang karena dia bisa dekat kembali dengan Leo setelah kejadian dua tahun yang lalu. Nada tidak mengerti maksud dan tujuan Leo mendekat kepadanya itu apa.
"Pagi adek-adek!"
Leo dan Nada tersadar setelah mendengar sapaan kakak OSISnya. Mereka langsung mengakhiri acara pandang-pandangannya, lantas memutar tubuhnya hingga menghadap depan kelas.
"PAGI KAK!" Jawab sekelas.
"Agenda terakhir MOS kita yaitu tamasya!” Seru Kak Elva.
"Tamasya ke mana kak?" Tanya salah satu teman kelas Nada.
"Ke...liling SMA Pelita!" Seru Kak Elva dengan semangat 45-nya.
"Yey!" Teriak seisi kelas, termasuk Nada, dan jelas kecuali Leo.
Mengapa mereka semua tampak senang? Abaikan Leo yang biasa saja. Karena baru kali ini mereka berkesempatan mengelilingi SMA Pelita, memang sudah seminggu mereka berada di sekolah ini, tapi mereka belum mengetahui keseluruhan isi SMA Pelita yang sangat luas ini. Bagaimana mau sempat, istirahat saja hanya dikasih waktu 10 menit. Itu hanya cukup untuk makan siang dan salat dhuhur saja.
"Gimana rasanya bisa keliling SMA Pelita setelah suntuk MOS?" Tanya Kak Alfan yang sudah ada di sisi kiri Nada. Nada sedikit terkejut dengan kehadiran Kak Alfan yang tiba-tiba itu.
"Hmm..” Nada menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Senang sih kak, apalagi aku baru sadar ternyata SMA Pelita sesejuk ini.” Lanjutnya, setelah itu dia menghirup dalam-dalam udara segar di sana.
"Jelas saja sejuk, di setiap sisi SMA Pelita pasti ada pohon dan SMA Pelita ini sudah memegang penghargaan Sekolah Adiwiyata Mandiri. Itu lebih tinggi daripada Adiwiyata Nasional.” Jelas Kak Alfan, dia tampak sangat bangga bisa menjadi bagian dari sekolah ini.
"He-he iya Kak." Nada tersenyum kikuk, dia tidak tahu harus merespons penjelasan Kak Alfan dengan apa. Dia agak takut ada di sebelah kakak OSIS-nya yang terkenal menakutkan ini.
"Takut?” Kak Alfan sepertinya bisa menyadari ketakutan Nada melalui raut wajahnya.
“Hm pasti kemakan gosip yang menyatakan Alfan Mahendra adalah sosok kakak OSIS yang sangaaaattt kejam?” Kak Alfan menaikkan sebelah alisnya.
“Ya.. Maaf kak, cuma dengar-dengar aja, bukan aku yang gosipin kok.” Nada semakin takut.
“Lah kok malah makin takut sih Nad. Aku bukan tipikal kakak kelas jahat kok, aku cuma jalanin tugas sebagai OSIS.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Leonada
Teen Fiction[Cek on DREAME for complete story] Link on profile #284 in Teen Fiction (25/5/2018) "Lo tuh gak pantes jadi pacar gue!" bentak cowok itu. "G-g-gue gak ngarep jadi p-pacar lo Le" kata cewek itu dengan terisak menahan tangis. "Ya! Karena itu gak bakal...