Kata-kata yang diucapkan oleh Leo itu terus terngiang di kepalanya. Nada tak habis pikir, dengan entengnya dia berkata seperti itu.
Lo pikir ngelupain orang yang pertama dicintai itu gampang? Memang lo gak pernah sempat gue miliki, tapi lo orang pertama yang bikin gue jatuh cinta. Batin Nada.
Seluruh peserta didik baru SMA Pelita kini berkumpul di lapangan dengan membawa barang kebutuhannya masingmasing. Di antara ratusan siswa tidak tampak batang hidung Nada sama sekali. Berlian sampai kebingungan mencari sahabatnya itu.
"Hei lo anak X 1 kan?" Tanya Berlian pada teman sekelas Nada.
"Ya kenapa?"
"Nada udah datang belum?"
Cewek itu menggelengkan kepalanya tanda tak melihat Nada sedari tadi. Dari beberapa teman Nada yang ditanyai oleh Berlian tak ada satu pun yang mengerti keberadaannya.
Berlian mengusap kasar wajahnya, dia yakin Nada datang telat hari ini dan pasti dia akan mendapatkan hukuman. "SELURUH PESERTA DIHARAP BARIS!" Kan.. Berlian mendengus.
Berlian pun menuju barisan kelasnya. Dia lihat siswa di kelas Nada tampak panik karena Nada dan sepertinya Leo juga belum datang. Tak lama kemudian satu persatu bus yang akan membawa siswa SMA Pelita datang. Berlian semakin bingung lagi.
"Aduh ma ayo Nada telat nih. Ngapain ribet-ribet sih kan Nada yang mau berangkat!" Ujar Nada tergesa-gesa. Dia tau telatnya ini sudah kebangetan hanya gara-gara Mamanya yang ribet!
"Bentar mama masih make up." Jawab mama Narina dengan santai.
"Yaampun maa.. kan aku yang mau pergi." Nada mendengus kesal.
Terdengar suara bel sepeda motor dan orang yang memanggil nama Nada dari luar rumah. "Haduhh siapa sih, pagi-pagi ada orang," Nada ngedumel sambil berlari keluar rumah.
"Ha! LEO!" Mata Nada langsung berbinar-binar, mungkin malaikat mengirimkan Leo kemari untuk membantunya sampai di sekolahan. Nada kembali masuk untuk mengambil tasnya lalu dia keluar lagi.
"MAMA! AKU BERANGKAT DULU YA! KEBURU TELAT MUMPUNG ADA TEMEN AKU NIH" Teriak Nada tanpa berpikir Leo akan bersedia atau tidak ditumpanginya.
"Et, siapa yang mau barengin lo. Gue cuma ambil snack gue yang kebawa."
"Haduh Leo plis. Malah kita berdua telat nanti, snack lo ada di tas gue tenang aja." Nada langsung naik di belakang Leo.
"Serah lu dah, pegangan." "Haa gaperlu, ayoo berangkat!" NGENG!
"EH LEO LO MAU BIKIN GUA MATI YA!" Jerit Nada sambil menarik-narik jaket Leo.
"Kan gue bilang pegangan," balasnya dengan tenang.
Dengan ragu Nada pun memegang sisi kanan dan kiri perut Leo. Nada berusaha untuk tidak terbawa perasaan hanya karena menyentuh Leo, lagian ini keadaan genting, daripada dia mati konyol karena Leo mengemudi seperti orang kesetanan. Selain itu Nada juga harus membiasakan diri berada di dekat Leo tanpa ada perasaan apa pun. Karena sekarang Leo adalah sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leonada
Подростковая литература[Cek on DREAME for complete story] Link on profile #284 in Teen Fiction (25/5/2018) "Lo tuh gak pantes jadi pacar gue!" bentak cowok itu. "G-g-gue gak ngarep jadi p-pacar lo Le" kata cewek itu dengan terisak menahan tangis. "Ya! Karena itu gak bakal...