Malam harinya, Nada berbaring di kamar serba birunya, menatap langit-langit kamar, dan memeluk boneka doraemon kecil yang ia dapat dari Ardyan tadi.
"Gue yang bodoh apa Leo yang bodoh"
Leo lebih bodoh Nad. Nyia-nyiain ketulusan dari lo -Author
"Kayaknya gue yang bodoh. Udah tau dia gak bakal pernah balas perasaan gue, tapi gue tetep bertahan. Apa gue harus hilangin perasaan ini? Dan buka hati buat siapapun" gumam Nada sendiri
Nada meraih earphonenya yang berada di meja disamping kasurnya. Lalu memasangkan di HPnya, mendengarkan lagu kesukaannya sambil sedikit menyanyikannya walau suaranya tidak terlalu merdu. Ia memainkan HPnya, tak sengaja menekan gallery. Disana Nada melihat foto Ardyan saat bermain tadi, foto yang diambil iseng oleh Nada. Lalu terlintas dipikirannya untuk mengirimkannnya ke Ardyan.
Ardyan disana merasa bersalah menanyakan itu lagi kepada Nada, dia bukan bermaksud mengingatkannya lagi, hanya karena dia khawatir kepada Nada. Ardyan menghela napas kesal, lalu akhirnya meletakkan HPnya dan tidur.っ╥╯﹏╰╥c
Minggu pagi, Nada terbangun dalam posisi yang tidak lazim, berlawanan dengan arah tidur biasanya. Dia sadar, kemarin malam dia tertidur saat chat dengan Ardyan. Nada mengambil HPnya lalu membuka Whatsapp. Dia membaca pesan dari Ardyan lalu tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leonada
Teen Fiction[Cek on DREAME for complete story] Link on profile #284 in Teen Fiction (25/5/2018) "Lo tuh gak pantes jadi pacar gue!" bentak cowok itu. "G-g-gue gak ngarep jadi p-pacar lo Le" kata cewek itu dengan terisak menahan tangis. "Ya! Karena itu gak bakal...