Pukul 04.00
"Hoooaam"
Nada beranjak dari tempat tidur untuk mengambil wudhu lalu sholat. Setelah selesai, Nada teringat dia harus membawa kotak bekal. Nada berjalan menuju dapur untuk mencarinya.
"Kamu nyari apa?" Tanya Mama Narina menyadari bunyi berisik dari dapur
"Kotak bekal mam" Nada masih terus mencari kotak makan di rak piring
"Di lemari sayang, bukan disini"
"Oh hehee"
Akhirnya Nada menemukan kotak bekal sederhana berwarna putih. Lalu mencucinya dan mengeringkannya.
"Buat apa kotaknya, mau bekal?"
"Gak mam, buat nanti di cooking club"
Setelah itu Nada segera mandi lalu mengenakan seragam khas dari SMA Pelita.
Kini keluarga Purnama berada di ruang makan menikmati sarapan hasil masakan Mama Narina.
"Nada, hari ini kamu naik angkot ya. Sepeda motornya mau Papa bawa ke bengkel" Kata Papa Purnama ketika selesai makan.
"Iya pa. Nada kan bisa naik sepeda gunung punya Nada" Kata Nada
"Eh jangan deh Da. Waktu hari pertama kamu pake sepeda kecapean kan, sekolahmu jauh sayang" Tutur Papa Purnama
"Yaudah deh" Nada pasrah atas perintah Papanya
Nada tersenyum dan mengangguk, lalu dia pamit kepada mama dan papanya. Setelahnya, dia keluar dan menunggu angkot datang.
Beberapa menit kemudian Nada sampai di SMA-nya.
"Kiri bang"
Nada turun lalu membayar ongkos angkot itu. Segera Nada masuk.
"Huh" Nada menghela napas melihat kelasnya yang sangat kotor.
"Jadwal piket X 1 aneh ya. Nada doang dari Senin sampai Jumat" Gumam Nada.
Namun Nada tak kuat melihat tempat yang kotor, akhirnya dia memutuskan untuk menyapunya.
"Cowok bisa nyapu juga ya"
Nada memutar tubuhnya menatap pintu kelas. Dia mendapati Aprillio bersender disana.
"Gue cewek!"
"Cowok ah" balasnya
"Gue masih bisa suka cowok!"
"Siapa?"
"Le--!" Spontan Nada menutup mulut dengan tangannya. "M-maksud gue. Lo tuh ya pagi-pagi bikin emosi!" lanjutnya
"Tumben marah dikatain cowok, biasanya biasa aja. PMS ya mbak haha"
Aprillio tersenyum meledek Nada. Nada hanya memasang wajah kesal namun pipinya memerah.
"Huh!" Nada melanjutkan kegiatan menyapunya.
"Gue bilangin Leo ahh"
"Gue bilangin Aprillia ah" Balas Nada sambil mengejek Aprillio
Apriliio terlihat geram sekaligus salah tingkah.
5 menit kemudian Leo datang. Mata Nada sering kali curi pandang ke arah Leo. Namun saat Leo menyadarinya, Nada mengalihkan pandangannya.
"Bro!" Suara Aprillio
"Apa"
"Ntar latihan futsal?"
"Iya lah"
Nada sudah selesai menyapu kelas, lalu dia duduk di bangkunya dan mendengar Leo dan Aprillio berbincang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Leonada
Novela Juvenil[Cek on DREAME for complete story] Link on profile #284 in Teen Fiction (25/5/2018) "Lo tuh gak pantes jadi pacar gue!" bentak cowok itu. "G-g-gue gak ngarep jadi p-pacar lo Le" kata cewek itu dengan terisak menahan tangis. "Ya! Karena itu gak bakal...