"Nada? Dia sekolah SMP Bina Harapan juga ya," gumam Leo saat melihat Nada duduk di bangku kantin.
"Woi bro! Ngapain di sini?" seseorang menepuk pundak Leo, membuatnya sedikit terkejut.
"Mau ke kantin biasa,"
Pandangan Leo teralih lagi pada Nada. Dia lihat Nada di datangi dua cowok, dari badge-nya mereka terlihat seperti kakak kelas.
"Sendirian aja dek?"
"I-iya kak,"
"Yaudah kita temenin ya,"
Leo mendengar percakapan mereka samar-samar. Awalnya mereka hanya berbicata biasa. Namun, lama kelamaan dia berani menggoda-goda Nada. Leo memberanikan dirinya untuk mendekat.
"Tolong ya jangan ganggu adik kelas" ujar Leo dengan nada sinis.
Dua cowok itu berdiri, "Eh lo bocah baru masuk jangan sok ye," balas salah satu kakak kelas itu.
"Tau nih bocah ngapa ya?" sahut satu temannya.
Nada hanya terdiam.
Satu pukulan dari Leo berhasil mendarat di perut salah satu dari mereka. Temannya tak terima, dia berusaha untuk membalas pukulan Leo. Namun Leo berhasil menghindar lalu membeguk punggung lelaki itu.
"HENTIKAN!!" teriakan Nada yang cukup keras ini tidak bisa menghentikan mereka, justru membuat seluruh siswa di sana menyaksikan.
"Hei hentikan!"
Bu Dini sedang berjalan di koridor kelas. Bu Dini mendengar suara ribut dari kantin, beliau langsung menuju kantin. Beliau melihat segerombolan siswa disana, beliau menerobos keramaian untum melihat apa yang mereka lihat.
"Hentikan!"
Leo dan kedua kakak kelas itu menghentikan aktivitasnya. Muka mereka sudah babak belur, yang paling parah adalah kedua kakak kelas itu.
"Ikut ibu ke ruang BK!" bentak Bu Dini pada ketiganya.
Nada merasa terlibat, dia juga mengikuti Bu Dini menuju ruang BK.
"Lo jangan jadi cewek lemah," ujar Leo sambil berjalan mengekori Bu Dini.
Dia Leonardy kan? batin Nada.
"Woi jawab dong"
"Iya. Makasih Leo," ucap Nada.
Nada tahu nama gue.. Gue kira dia gak pernah sadar kalau se SD sama gue.
Mereka berempat sudah sampai di ruang BK. Bu Dini bingung dengan kehadiran Nada di sana.
"Dia korban dua cowok ini Bu," ujar Leo tiba-tiba.
"Maksudnya?"
"Jadi, Nada tadi duduk di kantin sendirian lalu mereka menghampiri Nada. Awalnya mereka cuma ngobrol biasa, lama-lama mereka kelewatan Bu, mereka berusaha megang-megang Nada,"
Bu Dini mengangguk mendengar cerita dari Leo, beliau tidak melihat kebohongan di mata Leo. Dua cowok itu menundukkan kepalanya, melihat itu Bu Dini semakin yakin bahwa yang dikatakan Leo adalah benar.
Bagaimana dia bisa tahu jelas kejadiannya? batin Nada.
"Kalian berdua lari lapangan 5 kali! Lalu tulis istighfar 100 kali!" perintah Bu Dini.
"Dan kamu, L--Leonardy. Hormat pada bendera 5 menit!" lanjutnya.Leo mengerutkan dahinya, " Lah kok saya juga? Kan saya sudah melindungi dia Bu"
Melindungi
KAMU SEDANG MEMBACA
Leonada
Teen Fiction[Cek on DREAME for complete story] Link on profile #284 in Teen Fiction (25/5/2018) "Lo tuh gak pantes jadi pacar gue!" bentak cowok itu. "G-g-gue gak ngarep jadi p-pacar lo Le" kata cewek itu dengan terisak menahan tangis. "Ya! Karena itu gak bakal...