Masa orientasi sudah berakhir setelah camping kemarin. Kini mereka sudah menjadi warga resmi SMA Pelita. Hanya saja kelas mereka masih sama seperti kemarin, masih belum ada perbedaan IPA dan IPS.
"Nad tadi lo dicariin kakel." Kata Aprillia pada Nada yang baru datang.
"Oh ya? Siapa?" Nada meletakkan tasnya lalu menatap
Aprillia.
"Lo ditunggu di taman." Lanjut Aprillia. Bersamaan dengan itu Leo datang dan duduk di sebelah Nada. Melihat Leo, Nada jadi teringat kejadian kemarin. Pipi Nada rasanya langsung memanas.
"Biasa aja kali ngeliatnya." Ujar Leo, dia menyadari tatapan Nada yang secara terang-terangan itu.
Nada mengerjap, setelah itu dia beranjak dari duduknya. Nada melenggang pergi menuju tempat yang dikatakan oleh Aprillia. Sesampainya di taman, dia melihat seorang lelaki berseragam SMA dengan badge berwarna merah yang menandakan dia sudah kelas 12. Nada pikir itu pasti Kak Alfan, karena seniornya yang di kelas kemarin hanya Kak Alfan siswa kelas 12. Nada langsung duduk di sampingnya. "Kak Alfan?" Panggilnya.
Cowok itu masih menundukkan kepalanya.
"Hei kak Alfan?"
Akhirnya dia terbangun dan melihat ke arah Nada.
"Eh maaf kak, salah orang hehehe." Nada menyengir kikuk lalu dia berdiri. Nada mengedarkan pandangannya, dia mendapati Kak Alfan melambaikan tangan ke arahnya dari pojok taman.
"Gimana aku bisa jadi prioritasmu, kamu aja gak ngeliat aku sedikit pun." Ujar Kak Alfan sambil menggelengkan kepalanya.
Nada mengerutkan dahinya tak mengerti maksud kata Alfan. "Maksudnya Kak?"
"Aku suka kamu."
Mata Nada membulat sempurna mendengar pengakuan Kak Alfan. Nada sempat ingin tertawa karena dia mengira Kak Alfan pasti bercanda. Dia mengurungkan keinginannya itu, setelah melihat wajah Kak Alfan yang menunjukkan kalau dia sangat serius dengan kata-katanya. Namun ada juga rasa tidak percaya di benak Nada, apa bisa perasaan suka datang secepat ini?
"Aku cuma pengen kamu tau perasaanku aja kok Nad." Imbuhnya.
"Tapi kak-"
"Ya aku udah tau jawabanmu bakal kayak gini, aku tau kamu suka sama Ardy," potong Kak Alfan.
"Eh?"
Setelah itu Kak Alfan meninggalkan Nada yang masih tidak percaya dengan kejadian tadi. Nada terus menatap punggung Kak Alfan yang semakin menjauh.
Gue harus gimana. Gue gak ada perasaan sama dia. Tapi, gue juga gak bisa terus-terusan terpaku sama Leo.Nada mengacak rambutnya frustasi. Kemudian dia berlari sekencang mungkin mencapai kelasnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Leonada
Teen Fiction[Cek on DREAME for complete story] Link on profile #284 in Teen Fiction (25/5/2018) "Lo tuh gak pantes jadi pacar gue!" bentak cowok itu. "G-g-gue gak ngarep jadi p-pacar lo Le" kata cewek itu dengan terisak menahan tangis. "Ya! Karena itu gak bakal...