"Terimakasih" ucap Bintang pelan. Tubuh Bintang membeku disana. Jantungnya bergerak tak karuan.
Lelaki itu hanya menatapnya sebentar lalu pergi.
Drrtt..drrrtt..
Panggilan dari Daryl."Bee, lu masih di perpus?"
"Iya nih, Ryl. Baru dapetin makalahnya"
"Sekarang udah jam 9. Lu mau balik sendiri?"
"Iya. Gue balik sendiri aja."
"Beneran nih? maaf ya gua gak bisa jemput. masih ada kumpul basket"
"Iya gak papa. Nyatai aja kali. Fokus aja sama latihan Basketnya."
"Yaudah hati-hati ya"
Bintang menutup sambungan teleponnya.
Malam ini, untuk pertama kalinya Bintang harus pulang sendiri.
★☆☆☆★Bulan Desember pertama,
Aku kembali lagi kesini. Kembali pada hari dimana tawa dan senyum lenyap dalam kehidupanku.
Untuk kesekian kalinya, aku kembali melihat ribuan bintang pada bulan Desember.Hari ini adalah hari ulang tahunku. Aku yakin bahwa ibu juga pasti berada di sini. Melihatku berdiri kembali di tempat ini.
"Hari ini usia Naren 18 tahun, bu"
Ucapku pelan sembari mengigit bibir bawahku.Mencoba menahannya. Namun, tangisku pecah.Itu adalah hal yang selalu kulakukan saat kembali kesini.
Menangis, menangis dan terus menangis.Aku masih berdiri disini. Berdiri dan kembali menangis.
Persimpangan, jalanan beraspal, lampu jalan, dan tempat ini. Selalu berhasil mengingatkanku pada mimpi buruk itu.
Desember pertama.
Itulah salah satu alasan mengapa aku selalu kembali kesini. Karena suatu saat nanti, aku akan menemukan pelaku pembunuhan malam itu. Dan aku tidak akan melupakannya.★☆☆☆★
"Ck.." Gerutunya sembari melihat kanan dan kiri.Menunggu bis atau semacamnya yang tidak kunjung datang.
"Aduh..gimana nih? busnya mana sih? masa gue pulang jalan kaki" gerutunya kesal.
"Atau gue pesen taxi aja?" pikir bintang bingung.
"Gak deh. Nanti uang tabungan gue abis lagi"
1 detik..2 detik..3 detik..
"Gue pesen taxi aja deh. Daripada kemaleman" ucap Bintang sembari merogoh ponselnya di tas.Lalu, memesannya.
Tak lama kemudian, taxi datang. Dan wushh...mobil melaju dengan cepat bersama Bintang.
Dalam perjalanan, Bintang hanya melihat hamparan langit malam dengan ribuan kelap-kelip yang menghiasinya.
Sampai akhirnya, matanya berhasil teralihkan pada sosok pria yang berdiri di persimpangan jalan gelap itu. Nafasnya tersedak. Terkejut.
'Desember pertama' batin Bintang terkejut.
Desember pertama?
.
Bintang?
.
Apa maksudnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
DECEMBER
Fiksi RemajaKarena kamu tidak tahu alasan tuhan melibatkan kita dalam skenario rumit ini