5. Sesal

13.3K 768 8
                                    

Sebanyak apapun sesal kamu renungi, kisah yang kamu sia-siakan tak akan pernah terulang lagi.

●○○○●

"Arghhhh!!!"

Suara pecahan kaca menggema di seluruh ruangan, barang-barang yang tak berdosa hancur tak bersisa. Pelaku yang menyebabkan semua ini tengah menundukkan kepalanya seraya menjambak rambut dengan rasa frustasi yang tak terelakkan.

Kejadian tadi membuatnya tak bisa berpikir dengan baik, akal sehatnya seakan menghilang setelah melihat peristiwa yang tak pernah ingin dilihatnya. Peristiwa yang membuat hatinya hancur tak bersisa. Ia tak henti-hentinya berteriak frustasi, hingga keluarganya yang baru saja tiba di rumah terkejut akan teriakkan tersebut.

Spontan, seorang gadis yang baru saja tiba dari sebuah acara langsung berlari menuju ke asal suara, yang ia duga berasal dari kamar kakak laki-lakinya. Dan benar saja, saat ia membuka pintu kamar yang untungnya tak dikunci, ia melihat semua barang bertebaran dimana-mana dalam keadaan yang hancur. Mulai dari Vas bunga, jam weker, hingga buku-buku yang bentuknya tak berupa saat ini. Kemudian, ia menemukan kakaknya tengah meringkuk di sudut ruangan dengan kepala yang di letakkan di kedua lututnya.

Kakinya melangkah hati-hati agar tak mengenai pecahan kaca, saat posisinya telah berada tepat di hadapan kakaknya, spontan ia memeluk kakaknya itu. Air matanya ikut mengalir melihat kondisi kakaknya saat ini. Kakanya perlahan membalas pelukannya, dan gadis tersebut semakin mempereratnya.

"Kakak kenapa?"

"Kakak...kakak nyesel dek,"

Gadis tersebut perlahan melepaskan pelukannya, kemudian menangkup wajah kakaknya, "kak Vidi bisa cerita ke aku, kenapa kak Vidi bisa kayak gini?"

Mata Vidi menatap mata adiknya, ia melihat jika adiknya tengah menangis, "kakak nyesel, nyesel banget! Kakak udah sia-siain sesuatu yang mungkin gak akan bisa kakak dapetin lagi."

"Kak Karen?" Gadis tersebut bertanya, seolah menemui titik terang mengapa kakaknya bisa seperti ini.

Melihat Vidi mengangguk, membuat gadis tersebut menghela napas. Ia tahu, kakaknya benar-benar menyesal karena kejadian tiga tahun lalu. Waktu dimana, kakaknya menyia-nyiakan sebuah kepercayaan dari seseorang yang mencintainya dengan tulus. Seseorang yang bisa menerima kakaknya itu dengan apa adanya, mencintainya dengan segala perhatiannya, namun hilang hanya dengan karena sebuah alasan. Khianat.

Jika ia berada di posisi Karen, ia akan melakukan hal yang sama. Satu hal yang disayangkan, Karen masih tidak mau mendengarkan bagaimana yang sebenarnya terjadi. Walaupun adik Vidi tahu, kesalahan Vidi yang dilakukan sebelumnya takkan bisa mudah dimaafkan.

"Emang kak Karen kenapa, kak?" Tanya gadis tersebut hati-hati, karena tak ingin melukai hati kakaknya.

Vidi memejamkan matanya, berusaha menguatkan hatinya, "dia bersama laki-laki lain."

"Mungkin saja mereka berteman kan?" Ujar adiknya memberi spekulasi lain.

"Tatapan matanya berbeda dek, kakak tahu Karen seperti apa."

"Dan kakak gak nyamperin?" Diamnya Vidi membuat adiknya mendengus, "jadi kakak cuman diem aja ngeliat itu semua? Kalau kakak memang cinta sama kak Karen perjuangin dong! Jangan diem di tempat. Hasil kedepannya gimana kakak tinggal berdoa aja, pasrahin semuanya sama Tuhan."

Kalimat demi kalimat yang dilontarkan adiknya, membuat hati Vidi tergugah. Adiknya benar, jika memang ia mencintai Karen, ia harus berjuang. Untuk hasil ia hanya bisa pasrah, biarkan waktu yang memberikan jawaban.

K H I A N A TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang