19. Bukti

4.6K 261 6
                                    

Aku ingin bukti jika kau benar-benar mencintai, bukan berakhir menyakiti.

●○○○●

Karen terdiam, teringat percakapan Rafa yang mengajaknya ke KUA.

Padahal, mereka baru saja menjadi sepasang kekasih, dan perkataan Rafa tadi membuat Karen panas dingin.

Dan untung saja suasana kikuk itu buyar saat Rafa mengalihkan pembicaraan. Kemudian berlanjut dengan banyolan Vera ketika acara traktir yang dilakukan Rafa. Dan kepala Karen sangat pening mendengar godaan demi godaan yang di sampaikan sahabatnya itu.

"Harusnya kamu gausah turuti Vera, Raf."

Rafa menoleh ke sampingnya, "nggak papa."

"Tapi 'kan kam---"

"Udah, gausah dimasalahin sayang. Sekarang, mending kamu dengerin lagu dari radio. Biar gak bosen, oke?!"

Pipi Karen langsung bersemu mendengar kata 'sayang' dari mulut Rafa. Meskipun ini bukan pertama kalinya semenjak mereka resmi berpacaran, tapi tetap saja membuat Karen malu. Kemudian mengalihkan pandangannya ke arah luar jendela.

Tangan Rafa mulai menghidupkan radio pada mobilnya, kondisi jalanan yang macet membuat keduanya sedikit bosan. Hingga sebuah lagu yang beberapa terakhir sedang hits dikalangan remaja. Dan tak lama, Rafa mengikuti alunan lagu tersebut.

Beruntungnya aku dimiliki kamu

Karen menoleh saat mendengar suara Rafa yang ikut menyenandungkan lagu dari radio. Suara Rafa lumayan enak didengar, membuat Karen juga menikmatinya.

Kamu adalah bukti

Dari cantiknya paras dan hati

Karen tersenyum, dan mulai mengikuti alunan lagu itu dengan suara pelan. Rafa tersenyum saat mendengar suara Karen meskipun samar-samar.

Kau jadi harmoni saat ku bernyanyi

Tentang terang dan gelapnya hidup ini

Kau lah bentuk terindah

Dari baiknya Tuhan padaku

Tangan kiri Rafa bergerak menggenggam tangan kanan Karen yang berada di pangkuan perempuan tersebut. Kemudian mengecup pungung tangan Karen dengan lembut, membuat Karen tersenyum kecil.

Waktu tak mengusaikan cantikmu

Kau wanita terhebat bagiku

Tolong kamu camkan itu

Rafa masih belum melepaskan genggaman tersebut hingga lagu telah usai. Sambil memandang Karen dengan penuh cinta, membuat Karen merasa benar-benar dicintai.

"Suara kamu bagus," puji Karen.

Tawa renyah terdengar dari mulut Rafa, "syukur deh kalau kamu suka! Aku takut suaraku malah merusak pendegaranmu."

"Ras..."

"Ya?"

"Aku tahu perasaanmu belum sepenuhnya untukku, tapi aku harap kamu akan berusaha untuk memberikan semuanya padaku, dan aku takkan berhenti berjuang untuk memenuhi hatimu dengan semua kenangan kita."

"Prove it!" Karen tersenyum tipis, "jika hanya sekedar kata tanpa sebuah tindakan, di mataku hanyalah sebuah kebohongan belaka, Raf."

"Tentu, akan kubuktikan!"

●○○○●

"Tau deh yang udah taken, kita mah apa atuh. Ya gak Len?"

K H I A N A TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang