Dalam keheningan keputusasaanku, terdengar langkah kaki yang sangat berat dari luar box ini.
.
.
.
.“apa itu?” aku mulai panik
Terdengar pintu box ambulance itu terbuka, suara derit pintu itu serasa merobek telingaku. Pandanganku masih sangat kabur, mustahil untuk melihat dengan jelas disaat seperti ini. Petugas polisi itu sepertinya sudah terbangun, dia perlahan menggerakkan jemarinya, kepalanya terbentur sangat keras hingga berdarah. Dia berusaha mengambil radio handy talkynya, namun tangannya tak akan pernah bisa menggapai radio itu....
Sesosok pria bertubuh besar, dengan pakaian serba hitam dan topeng kulit menutupi wajahnya masuk ke dalam. Dia membawa sebuah parang besar dan langsung mengayunkannya ke petugas itu tepat di pelipisnya hingga kepalanya hampir terbelah menjadi dua. Darah keluar membanjiri box itu layaknya aliran sungai yang meluap.
Aku panik namun berusaha mencoba untuk tenang.Aku menatapnya dengan penuh ketakutan. Dia nampaknya menikmati setiap tetes darah yang keluar dari kepala korbannya. Dia mencelupkan tanggannya kedalam darah itu dan memoleskannya ke seluruh permukaan topengnya sambil menyeringai seperti sedang tertawa. Dia membalas tatapanku, seperti dia bisa melihat tembus kedalam jiwaku dan menyadari bahwa aku sangat panik, tidak, aku sangat ketakutan, jantung memompa darahku sangat kencang hingga terasa seperti dapat memecahkan pembuluh darahku.
Dia masih terus menatapku, aku mulai merasa dia menikmati ketakutan besar yang ada dalam diriku. Entah bagaimana, aku seperti melihat dia sedang tersenyum di balik topengnya itu. Dia mengangkat handy talky itu dan membisikkan sesuatu untuk menjawab suara dari ujung sana, terdengar seperti :
“MARI MULAI PERMAINANNYA”
Lalu dia mengangkat parangnya tadi dan mengayunkannya padaku.
.......
Aku berusaha membuka mataku, tulangku serasa patah semuanya dan otot-ototku terasa terlepas dari rangka badanku. Kepalaku sangat sakit. Pandanganku kabur dan aku tak bisa bergerak untuk beberapa saat. Bagaikan sebuah mimpi buruk yang hidup, aku seperti terbangun dalam tidurku.
“A... Aku masih hidup? Tapi bagaimana?”
Aku mengangkat kepalaku, namun belum terlalu jauh kepalaku terangkat rasa sakit langsung menyerangku hingga aku hampir berteriak. Samar-samar dalam ingatanku, orang tadi mengayunkan gagang parangnya dan memukul kepalaku dengan sangat keras hingga kehilangan kesadaran.
Aku berusaha tuk berdiri, namun badanku rasanya sakit semua. Aku memegang perutku, rasanya sakit sekali.“a.. apa ini?!”
Aku sangat terkejut melihat bekas luka yang terbalut perban di perutku, sepertinya luka tembak. Pendarahannya sudah berhenti tapi rasa sakitnya masih sangat nyata terasa.
“bagaimana aku bisa mendapatkan luka ini?”
Aku berusaha untuk tetap terkendali, pandanganku mulai jelas dan kepalaku tidak terasa sakit lagi. Atau mungkin, aku tak lagi bisa merasakan sakitnya. Kebingungan, aku menyadari bahwa aku berada dalam sebuah kamar mandi. Bak mandinya penuh dengan darah, dilantainya sangat jelas terlukis sebuah garis dari darah. Sepertinya seseorang baru saja diseret dari sini dalam keadaan bersimbah darah.
Setelah bangkit, aku segera berjalan dengan cepat ke arah pintu kamar mandi itu. Samar-samar namun dengan sangat yakin, aku melihat wajah seorang wanita muda yang penuh kotoran dan darah.
Nampaknya dia sama takut dan kagetnya saat melihatku, dia membanting pintu itu dengan sangat keras hingga pintu itu macet dan tidak bisa terbuka.
“siapa itu, siapa?!” teriakku
“buka pintunya!”Aku mendobrak pintu itu dengan sekuat tenaga, namun badanku langsung kaku dan serasa membeku saat aku mendengar suara tawa cekikikan dari balik pintu itu.
“si...sial. apa dia sebenarnya....?”
.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung
Mohon 🌟 , 🗨 dan sharenya ya kak 👍
KAMU SEDANG MEMBACA
PERSONA : the Plague
Horror[PLAGIARIST STAY AWAY FROM ME!] Sebuah mimpi buruk yang menjadi kenyataan. Sebuah awal tanpa akhir. Sebuah permainan dalam alam bawah sadar. Dapatkah kau bertahan? Zona anak-anak, ibu hamil, orang berjantung lemah dan yang berjiwa kecil berakhir dis...