Bagian VIII

126 29 5
                                    

“tidak... tidak ada jalan keluar dari sini”

.
.
.
.
.
.

Aku tak menjawab pertanyannya, langsung mengambil selembar kertas tadi dan menyarungkan tanganku dengan kertas itu.

“jika aku benar...” dengan penuh rasa jijik, aku memindahkan otak-otak itu dari dalam lubang closet dan mendapati sebuah kunci di dalamnya.

“dapat!”

di sela-sela rasa senang akan keberhasilan mendapatkan kunci itu, terdengar pintu besar tadi terbuka diikuti suara gergaji mesin yang dinyalakan.

“ba-bagaimana ini?!” tanyaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“ba-bagaimana ini?!” tanyaku

Tanpa menjawab, wanita itu berlari keluar seolah hendak menyerang sosok pria tadi.

"Kau sudah gila!" pekikku

Aku berbalik dan mendapati sebuah pintu tepat disamping closet itu. Aku membukanya dan langsung berlari masuk kedalam, dari dalam ruangan yang kumasuki itu, sebelum pintu tertutup dengan sempurna, aku melihat darah mengalir dengan derasnya dan, kepala michellin menggelinding di lantai bagaikan bola sepak yang menggelinding dilapangan.

Menahan suara karena takut, aku menutup pintu itu dan menguncinya dari dalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menahan suara karena takut, aku menutup pintu itu dan menguncinya dari dalam. Aku terdiam dalam kegelapan di ruangan itu, aku meninggalkan senter dan pisauku di kamar mandi tadi. apa yang harus ku lakukan sekarang?

Tak lama, terdengar suara gergaji mesin itu dimatikan. Kemudian terdengar suara langkah mendekati pintu tempatku bersandar.

“aku akan mati!” pikirku

Baruku sadari, ternyata ini bukan sebuah ruangan kecil, lebih tepatnya gudang yang penuh dengan box kayu. Aku lantas berlari menjauh dari pintu dan sementara itu terdengar suara gergaji mesin dinyalakan disela-sela suara tendangan di pintu tadi. Aku bersembunyi di balik box-box itu dan berharap suatu keajaiban terjadi.
Pintu sudah dihancurkannya, dia berjalan tepat di depanku. Aku bersembunyi di sudut ruangan itu, aku sangat ketakutan sampai tubuhku bergetar dengan sangat keras. aku menutup mataku, sehingga aku tak tahu apa yang sedang dan akan terjadi. Yang ku ketahui suara gergaji mesin itu menjauh dan terdengar suara pintu ditutup, tak lama kemudian semua suara itu menghilang, dan keadaan menjadi sangat terang, sepertinya dia baru saja menyalakan lampu.

"apa dia sengaja menungguku tuk keluar?” pikirku


Aku berdiri dan berjalan di dalam gudang itu sambil mengendap-endap. Betapa terkejutnya aku melihat gergaji mesin tadi di letakkannya begitu saja di atas meja di gudang itu. Aku segera mengambilnya dan langsung mengikuti orang itu. Ku tendang pintu itu dan kudapati seorang pria tua sedang duduk di meja di dalam ruangan samping gudang tersebut.

kali ini aku yang akan membunuhmu!” teriakku

.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung
Jangan lupa tinggalkan jejak 🌟, 🗨 dan sharenya kak 👍
Satu bintang darimu sangat berharga bagiku 😂😂

PERSONA : the PlagueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang