Bagian V

135 38 3
                                    

Terdengar pintu brankas itu terbuka, dan ada sebuah kunci didalamnya.

.
.
.
.
.
.
.

"bagus" gumamku

Aku segera meninggalkan ruangan itu dan berjalan menuju sebuah pintu di ujung koridor arahku berjalan tadi, tapi kunci itu tidak cocok dengannya

"sial, berarti... pintu di ujung koridor dengan arah berlawanan yah?"

Aku berbalik dan mengarahkan senterku untuk memastikan keadaan. Setelah semua keadaan yang kulalui, kurasa sebaiknya aku lebih berhati-hati lagi.

Tanpa sengaja, cahaya dari senterku mengenai tubuh seseorang yang berdiri tegak di depan pintu ujung lorong - namun hilang begitu saja.

"bagaimana mungkin, itu. Orang yang tadi kulihat itu adalah....

diriku sendiri".

Semakin ketakutan dengan keadaan yang terjadi di dalam sini, aku berlari menuju pintu itu, memasukkan kunci ke lubangnya dan membuka pintu itu. Entah mengapa, aku berharap orang yang tadi menyerang ambulance itu langsung saja membunuhku daripada membawaku ke tempat seperti ini.

Pintu terbuka dan sampailah aku ke bagian lain dari rumah ini. keadaan koridornya sama saja gelapnya dan bau darah dan daging busuk terus saja tercium di seluruh bagian rumah ini.

Aku berjalan dan melihat cahaya yang berasal dari sebelah ruangan tepat di samping pintu tadi. Aku memasuki ruangan itu, nampaknya itu adalah dapur. Keadaannya lebih mengerikan dari sebelumnya, daging yang mungkin saja daging manusia berserakan di atas sebuah papan potong dengan sebuah pisau daging besar tertancap di atas papan itu.

Banyak anggota tubuh manusia bergantung begitu saja di dinding bagaikan daging dari hewan sembelihan yang siap dimasak

Banyak anggota tubuh manusia bergantung begitu saja di dinding bagaikan daging dari hewan sembelihan yang siap dimasak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah kompor menyala, sepertinya siapapun yang ada di sini sedang merebus sesuatu.

Aku mendekati panci rebusan itu dan membuka tutupnya

"arghhhh! Sial"

betapa terkejutnya aku, karena yang sedang di rebus di dalamnya adalah kepala, ya... Kepala manusia

"aku harus segera keluar dari sini atau aku akan berakhir seperti itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"aku harus segera keluar dari sini atau aku akan berakhir seperti itu. Tapi sepertinya, aku malah masuk semakin dalam."

Aku lantas meninggalkan dapur dengan keadaan campur aduk. Entah ini perasaan sedih, marah, takut, atau jijik. Semua terasa sama disaat kau diburu oleh kematian seperti ini.

Aku meninggalkan dapur itu dan berjalan menyusuri lorong. Tak begitu banyak ruangan di lorong ini dan makin lama keadaan semakin gelap. Senterku sepertinya sudah mulai kehabisan baterai.

"ah, apa ini?" ada sebuah jam besar dan sebuah tangga tepat di samping jam itu.

"jam ini pasti sudah lama mati, dan tangga ini? sedalam mana lagi aku akan pergi?"

Aku menaiki tangga itu, pintu kayu yang sudah tua dengan gagah menghalangi jalan yang hendak ku lewati.

Disamping pintu itu, ada sebuah rak buku. Aku lekas berusaha membuka pintu itu, namun gembok besar dengan kombinasi angka putar menguncinya dengan gagah.

"hah! Yang benar saja!"

Aku berbalik dan mencari-cari petunjuk yang ditinggalkan untukku, di lantai, rak buku itu, bahkan aku memeriksa setiap lembar buku di rak itu namun tak ada petunjuk sama sekali. Kelelahan dan kelaparan, aku duduk dan menyadari bahwa aku sudah terjebak disini, dan mungkin takkan bisa keluar lagi.

"Bagaimana bisa jadi seperti ini? bahkan jarum jam saja tak mau lagi berputar untukku!"

.
.
.
.
.
.
.

Bersambung

Mohon 🌟 , 🗨 dan sharenya kak 👍

PERSONA : the PlagueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang