Bagian VII

137 32 3
                                    

Masih dengan pencahayaan dari lampu merah, aku melihat pemandangan yang sama luar biasanya dengan yang terjadi sebelumnya. Entah apa ini, aku melihat 8 mayat yang dikaitkan pada rahang bawahnya dan sebuah kantung mayat bergantung di langit-langit ruangan itu, dengan pengait besar dibagian bawahnya, langsung terlihat kalau kantung itu tergantung terbalik.

.
.
.
.
.
.
.

Kamar mandi ini cukup luas, dan ada sebuah sekat kayu yang membagi ruangan ini menjadi dua dengan ruangan yang jauh lebih kecil dan ruangan utamanya.
Ada sesosok mayat yang menggigit sebuah kertas terkapar di sudut ruangan, aku langsung mendekatinya

"ma-maafkan aku, jangan marah ya"

ku buka mulut mayat itu dan ku ambil kertas tadi.

"kunci dari semua masalah ini ada dibawah otakmu..."

"sialan! Apa maksudnya ini?"

Aku duduk di lantai kamar mandi yang penuh kerak dan bercak darah itu. Aku sangat lapar, dan dalam keadaan seperti ini. walau ada makanan di tempat ini sekarang, aku akan kehilangan selera makanku.
Dalam keheningan, kantung mayat yang tergantung tepat di atas closet duduk yang terhalang oleh sebuah sekat kayu, kantung itu menggeliat di udara. Aku langsung mendekatinya dengan berhati-hati.

"Bisa saja ini jebakan, bisa saja pembunuhnya bersembunyi di dalam kantung itu dan mencoba menjebakku dengan tipuan ini."

Namun sebelum sempat mendekati, aku berhenti dan tak kuasa menahan muntah lagi, ku lihat otak manusia menutupi lubang closet itu.

"yang benar saja?!" gumamku dalam hati.

Aku kembali mendekati kantung itu, kudengar suara wanita dari dalamnya

"to..... tolong..."

"Dia masih hidup?"

Aku membuka kantong mayat itu dan menurunkan tubuh yang ada di dalamnya perlahan-lahan.

"siapa kau?" tanyaku

"aku michellin, a... aku sangat takut, keluarkan aku dari tempat mengerikan ini!"

"ka-kau alex kan?!" sambungnya

"a-aku tidak tahu apa yang sedang terjadi disini. Bahkan aku tak tahu siapa aku sebenarnya"

"kau tak ingat? Dulu kita pernah bertemu di rumah sakit saat istrimu akan melahirkan"

"istri? Aku punya keluarga?"

"ya, tentu. Kau punya istri yang sangat cantik. Namun mereka semua mati dalam suatu tragedi pembunuhan, dan kau ditemukan tertembak disana"

"a-apa?" kataku

"ya, aku ingat karena aku juga ada di sana untuk membantu di tempat kejadian. Kau, kau dicurigai sebagai pembunuhnya. Karena kau menggenggam senjata yang digunakan untuk menembak keluargamu. Tapi aku sudah tak tahu lagi apa yang terjadi setelah itu"

"hari apa tragedi itu terjadi?"

"senin" jawabnya

"dan sekarang, hari apa?"

"aku sudah sekitar 2 hari disini, jadi setidaknya sekarang sudah hari jumat di minggu yang sama" jawabnya sambil melihat arlojinya

"ya Tuhan! Sudah selama itu aku pingsan?!"

"jangan teriak, nanti dia dengar!"

"dia? Siapa?"

"dia yang meletakkan kita disini. Awalnya dia adalah seorang dokter yang melakukan eksperimen untuk meningkatkan daya tahan tubuh langsung pada manusia asli. Namun lama kelamaan, dia menjadi gila dan sekarang dia hanya membantai manusia saja demi kesenangannya. Aku sangat beruntung belum mati selama ini."

"baiklah, kurasa sudah saatnya kita pergi" kataku

"tidak... tidak ada jalan keluar dari sini"

.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung
Mohon 🌟,🗨 dan sharenya kak jika berkenan 👍

PERSONA : the PlagueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang