Pantaskah aku iri...
Pada mereka yang terpilih... ?
Pada mereka yang ditakdirkan bertemu denganmu?
Pantaskah aku iri...
Pada mereka yang bisa mencintaimu dengan tulusnya?
Masih pantaskah aku...
Bila dibandingkan dengan mereka yang selalu mengamalkan sunnahmu?
Masih pantaskah aku...
Merindukanmu?
Mencintaimu?
Ingin bertemu denganmu?
Di saat aku bahkan bukan wanita yang ta'at?
Tak pernah sedikitpun aku...
Tak meneteskan airmata kerinduan, keirian...
Saat aku membaca semua kisah tentangmu...
Saat aku mendengar kisah hidupmu?...
Oh Kekasih tercinta junjungan alam...
Betapa hina diri ini...
Betapa kotor diri ini...
Di saat bergelimang dosa, masih saja bermimpi bertemu... Bahkan berharap melihat wajahmu di hari akhir kelak...
Berharap bisa mendengarkan suaramu...
Melepaskan dahaga kerinduanku yang tak berdasar...
Oh... Utusan terbaik, pimpinan terbaik, lukisan terindah, akhlak terpuji, ayah terbaik, sepanjang masa dan zaman...
Aku sungguh sangat memiliki cinta yang ingin aku berikan...
Namun ingat bahwa diri ini sama sekali tak pantas...
Bahkan untuk sekedar merindukanmu pun...
Aku tak seharusnya...
Maukah, sebentaaaaar saja...
Nanti...
Izinkan aku bisa melihatmu...
Sekaliiii saja, dari kejauhan...
Di padang mahsyar kelak...
Nanti di sana...
Ku mohon...
Sudilah kiranya...
Meski aku...
Sudah tak lagi...
Pantas...* * *
Beriring airmata ketika membaca ulang pidato perpisahan beliau dengan para sahabat...
Betapa beruntungnya... Mereka bisa sezaman dengan beliau...
Sang Nabi akhir zaman...
MUHAMMAD SHALLAHU 'ALAIHI WASALLAM
KAMU SEDANG MEMBACA
Diari Hati Rara
PoetryRara, seorang anak perempuan yang memiliki keluarga sederhana.. Dengan seorang ibu, dua kakak laki-laki dan dua adik laki-laki.. Mereka tidak berkecukupan, tapi bahagia.. Apakah Rara benar-benar bahagia? Ataukah semua tawa dan senyumnya memiliki ma...