Aku terduduk sendiri di pinggir jalan ini...
Hanya berteman oleh bunyi...
Banyak kendaraan lalu lalang silih berganti...
Cepat, sangat cepat. Seolah mengingatkanku yang bergerak lambat...
Aku tersadar, betapa waktu sudah berlalu begitu banyak...
Tak pernah mau bertanya. Apalagi menunggu...
Andai waktu bisa berhenti, rehat sejenak...
Agar aku tak harus kembali mengejarmu...
Dengan membawa seribu tanya...
Masih adakah aku di sana...
Berdiri di sudut hatimu...
Masih enggankah kamu mengenalku...
Yang bodoh dan masih tetap tuli...
Tak mengindahkan waktu...
Yang setia melewatiku...
Meski tanpa kata,
Meski tanpa sapa,
Namun dia lebih berarti
Dibanding kebersamaan kita yang hanya dulu...
Izinkan aku... Menggores luka
Agar kau juga rasakan sakitku...
Waktu...
Jangan kau lagi...
Satu-satunya yang mengerti...
Waktu...
Jangan kau lagi...
Menjadi satu-satunya saksi bisu...
Akan besarnya cintaku...
Akan banyaknya sabarku...
Lagi-lagi...
Waktu...
KAMU SEDANG MEMBACA
Diari Hati Rara
PoetryRara, seorang anak perempuan yang memiliki keluarga sederhana.. Dengan seorang ibu, dua kakak laki-laki dan dua adik laki-laki.. Mereka tidak berkecukupan, tapi bahagia.. Apakah Rara benar-benar bahagia? Ataukah semua tawa dan senyumnya memiliki ma...