part 3

5K 239 4
                                    

Author POV

"Thank's Alariku yang cantik. Jangan kapok kapok nganterin Jeje yang ngga kalah cantik ini ya!" Kata Jeje setelah sampai didepan rumahnya.

"Hmm". Saut Alari diiringi anggukan kecil.
"Mampir dulu yuk Al. Mami pasti seneng kalo lo kesini." Kata Jeje

"Lain kali ya Je, gue mau cepet cepet sampe rumah. Mau istirahat! gue titip salam aja sama Tante Cantik. Lain kali gue main ke sini." Kata Alari dengan kalimat yang cukup panjang

"Yahhh. Oke dehh, lo pulangnya hati hati ya Al" saran Jeje
Al hanya mengangguk sebagai jawaban.

Tidak butuh waktu lama, Alari sudah sampai didepan rumahnya yang mewah. Karena memang rumah Jeje dan Alari ada di blok yang sama.

Alari melangkah kedalam rumah dengan wajah datarnya. Berharap yang ada didalam rumah hanya ketenangan, karna dia ingin mengistirahatkan otak dan tubuhnya yang lelah.
Tapi apa daya 'Wanita itu'
Wanita yang bukan melahirkannya, tetapi ikatannya dengan ayah Alari mengharuskan Al memanggilnya 'Mama'. Menginterupsi langkah Alari.

"Alari. Makan siang dulu nak'udah mama siapin" kata Indri, Mama tiri Alari
"Saya tidak meminta anda menyiapkan makanan. Saya bisa membuatnya sendiri jika saya mau" kata Al datar dan meninggalkan Indri menuju kamarnya. Tetapi belum beberapa langkah suara Ririn 'saudara tiri Al' terdengar.

"Kalo ngomong sama yang lebih tua itu yang sopan, ngga pernah diajarin sopan santun lo?" Sentak ririn

"Saya tidak pernah sopan kepada orang asing' itu cukup menggambarkan siapa kalian dimata saya" kata Al datar.

"5 tahun Al, lo ngga pernah sekalipun nganggep kita ada. "Dia" - menunjuk Indri. " Dia mama lo Al, Mama kita" Kata ririn lirih.
Diruang tengah Indri pun sudah menangis dengan penolakan yang alari katakan dengan jelas.

"Dengar! Walaupun Bunda saya sudah meninggal. Saya tidak akan pernah menerima siapapun menggantikan posisi Bunda dirumah ini! Mengerti anda berdua?" Sentak alari Tajam.

"ALARIIII!!!!..." bentak Bram 'Papa Alari' yang baru saja pulang kerja dan mendengar kebisingan dirumahnya yang disebabkan oleh putrinya sendiri.

Alari terkejut, karna untuk pertama kalinya papanya itu membentak Alari
"Jaga bicara kamu al. Dia mama dan saudara kamu' bukan orang asing! Minta maaf sekarang!" Tegas Papa Alari.

"Al ngga mau" kata Alari datar

"Alari! Minta MAAF!" Bentak Papa Alari

"Alari ngga akan minta maaf sama orang asing kayak mereka!!!" Sentak alari

PLAAKKK...

"Mas.."
"Papa.." kata Indri dan Ririn bersamaan. Terkejut saat melihat Bram menampar Alari.
Sama halnya dengan Indri dan Ririn, Bram juga terkejut karna sudah menampar anaknya.

Alari sendiri masih memegang pipinya yang perih akibat tamparan papanya sendiri. Kemudian Al beralih menatap papanya datar.

"Terimakasih. Karna sudah menyadarkan saya!! kalian semua memang orang asing yang sama sekali tidak saya kenal" kata Al dan langsung berlari ke kamarnya dan mengunci pintu.

Alari menangis, dia fikir hanya papanya yang bisa ia percaya didunia ini. Tapi sekarang alari sadar memang tidak ada yang bisa dipercaya di dunia ini termasuk papanya sendiri. Alari beralih kemeja belajarnya dan mengambil buku diary kesayangannya dan mulai menggoreskan pena untuk merangkai beberapa kalimat yang dibuat sesuai dengan suasana hatinya saat ini.

Dear Diary....

Aku selalu bingung mengibaratkan luka yang aku rasakan.
Ini lebih dalam dari sekedar sayatan pisau.
Tak terlihat tetapi menyakitkan

-Cold Girl-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang