Part 4

4.6K 244 3
                                    

Alari sedang bersiap siap untuk berangkat ke sekolah. Jam sudah menunjukan pukul 6 : 05
Alari berencana untuk sarapan di kantin sekolahnya. Karena dia enggan bertemu orang orang yang ada dirumah ini.

Alari mengambil kunci mobilnya dan turun dengan wajah datarnya.

"Al, we need to talk!" Kata papa alari dengan tatapan sendunya ketika alari melewati meja makan. Sama halnya dengan kedua wanita asing itu yang menatap Alari dengan tatapan... Kasihan?

Apa-apaan ini?
Alari tidak ingin dikasihani dan dia benci dikasihani.

Al, tidak menanggapi mereka, dia memilih melengos dan pergi ke sekolah atau lebih tepatnya ke kantin sekolah karena dia benar benar lapar sekarang.

Setibanya di sekolah, koridor terlihat masih sepi. Wajar saja jam masih menunjukan pukul 6 : 25
Siswa disini biasanya datang menjelang pukul 7 pagi.
Ini kesempatan yang bagus menurut Al karena dia bisa makan dengan tenang dikantin.

Setelah memesan beberapa makanan dia memilih bangku kosong untuk tempat duduknya.
Sembari menunggu makanannya datang alari memilih membaca buku favoritnya mengenai psikologi.

Selang beberapa menit, makanan alari telah siap di meja. Dia langsung memakannya dengan sangat lahap, saking laparnya gadis tersebut.

Tiba Tiba....

"Buseett. Gue baru tau porsi makan lo sebanyak ini Al. Hanya untuk sarapan?" Kata Arjuna yang tiba tiba datang dan duduk di hadapan alari.

Alari yang kaget akhirnya tersedak makanannya sendiri.
"Uhhuk.. uhhukk.. uhhuk"

"Ehh. Pelan pelan yaampun!" Kata juna.
Alari lupa memesan minum alhasil minuman juna yang menjadi korban.
"Nih minum punya gue, lagian lo beli makan, malah ngga beli minum untung gue dateng layaknya pahlawan. Yakan ?" Kata juna PD

"Lo yang buat gue keselek, kalo lo ngga kasih gue minum, lo emang ngga tau diri jadi orang" kata Al pedas.

"Hehehe. Sorry Al. ngomong-ngomong kenapa lo makan dikantin emang nyokap lo ngga masak?" Kata arjuna.

Deg...

Selera makan alari langsung hilang digantikan dengan perasaan marah dan sedih yang bercampur menjadi satu. Dengan wajah datarnya Alari berdiri untuk membayar makanannya yang belum habis semuanya.

"Ehh. Al! Mau kemana? Ni makanan lo belum habis woy!" Teriak Arjuna yang tidak digubris Alari
"Lah, terus ni makanan apa kabarnya?" Kata arjuna bingung melihat sebagian makanan Alari masih utuh.
Disaat yang bersamaan datanglah Jeje dengan riangnya dan mengejutkan Arjuna.

"Astafiruloh Jun! Perut lo terbuat dari apa sampe makan sebanyak ini?" Kata Jeje melongo kayak orang bego.

"Bukan gue, enak aja lo! Temen lo tuhh' bidadariku! Si Alari yang makan sebanyak ini! Tapi pas gue nanya 'kenapa makan dikantin emang nyokap lo ngga masak' ehh dia malah langsung ninggalin makanannya gitu aja. Gue lupa nanya ni makanan boleh gue aja yang makan ngga?' Tapi dia keburu pergi"

Seketika Jeje sadar dan tatapanya sulit diartikan. "Satu hal yang lo harus tau jun, nyokap al udah meninggal. kata jeje dengan raut muka sedih.

Setelah mendengar penuturan Jeje, arjuna bangkit dan langsung mencari keberadaan Alari.

Entah memang feeling juna atau mereka jodoh.
'Semoga beneran jodoh' - arjuna

Juna tak begitu kesulitan mencari Alari. Ketika melewati taman belakang sekolah juna melihat Al sedang duduk termenung

"Maaf" kata juna yang membuat Alari berjengit kaget tetapi dengan cepat dia mengubah ekspresinya menjadi datar.

Dari perkataan arjuna, Alari yakin jika cowok itu tau masalah ibunya yang telah tiada.
Alari tidak marah dengan arjuna, tetapi dia hanya sedih jika seseorang berbicara mengenai ibunya

-Cold Girl-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang