=》Islam mengajarkan kita untuk mengingat dua hal, yaitu Ingatlah Allah dan ingatlah kematian 《=♦
Dari dulu sampai saat ini, yang namanya Bandara nggak akan pernah jadi suatu tempat yang bisa Valdes favoritkan.Dia pernah ilang di Bandara. Dia juga pernah nyasar di Bandara.
Tempat yang selalu jadi bagian dari sebuah perpisahan. Sesuatu yang menyebalkan, namun akan dan pasti tetap terjadi.
Papa, mama dan kakaknya udah hafal gimana Valdes nggak bakal menyambangi tempat yang namanya Bandara, kalau bukan dia sendiri yang sedang bepergian. Cowok itu pasti akan langsung bilang 'No. Sorry" kepada siapapun yang minta dia antar ke Bandara.
Jadi disini lah akhirnya Valdes terdampar. Di halaman samping rumah. Niatnya tadi, dia pengen ngantar Adham masuk kuliah pagi. Sayangnya, cowok yang sedang dia jadikan gebetan itu malah nolak.
'Kelamaan kalo nunggu lo. Gue berangkat di antar mobil aja lah. Lagian bolak-balik ntar di elo-nya. Emang lo mau tidur di kampus dari pagi sampe kelas lo dimulai?'
Ya udah, abis subuh setelah say good bye dengan ortu dan kakaknya, Valdes milih duduk di halaman samping rumah. Ia nggak tahan untuk tidak membuka lagi buku beserta amplop kecil pemberian eyang Adham.
Satu persatu di amatinya lagi isi dari buku empat inchi itu. Karena sejatinya apa yang tertulis di dalamnya adalah sesuatu yang menyangkut tentang laki-laki kesayangannya.
♦
**Assalamualaikum,
Untuk lentera penerang dalam gelapku. Kepadamu, Ayah bercerita........................
Namanya yang sebenarnya bukan lah Adham Tsabit Al Sidiq. Bukan. Bukan itu.
Dia bukan seorang anak yang dari lahir tumbuh dengan linangan serta limpahan nikmatnya kasih sayang.
Dia terlahir karena mungkin tak di inginkan, tak di harapkan ataupun sebagai pembawa kebahagiaan dalam sebuah keluarga.
Kami menjadi pasangan karena sebuah perjodohan. Pernikahan yang belum berlandaskan cinta. Tapi pernah terbesit pertanyaan yang nyata, bahwa di antara ribuan hari kebersamaan kami, adakah setitik rasa sayang yang tercipta? Dia ada sebagai bukti bahwa kami telah menjalin sebuah hubungan. Entah itu nafsu, kebencian, dendam, perasaan tak terima akan takdir, ataupun keadaan yang lain. Dia adalah kenyataan yang harus kami terima. Dia adalah malaikat yang Allah anugrahkan kepadaku. Dia adalah setitik cahaya yang menjadi nyala dalam gelapku.
Aku seorang muslim yang bisa dikatakan taat. Cinta sejati bagiku adalah Allah. Dulu Abah selalu mengajarkan padaku tentang begitu banyak nikmat yang Allah limpahkan kepada semua umat-Nya.
Salah satu diantara nikmat itu adalah rasa cinta.
Kami dikenalkan dan dipertemukan dalam sebuah acara sakral Ta'aruf. Lantas saling setuju untuk hidup bersama.
Kata orang, cinta yang mulia itu tumbuh setelah menjalani hidup bersama sebagai pasangan suami-istri. Cinta yang suci adalah setelah kedua anak manusia itu terikat dalam sebuah rahmat pernikahan.
Tetapi sayangnya, bukan wanita itu yang mengenalkan cinta kepadaku. Bukan dia yang menunjukkan nikmat cinta kepadaku. Bukan dia, melainkan orang lain.
Seseorang yang bersamanya, membuatku mengerti apa yang orang sebut dengan kasih. Seseorang yang bersamanya, membuatku mengenal arti rasa sakit karena tersayat rindu. Seseorang yang bersamanya, mengajariku nikmat akan cinta yang sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asmara Subuh
RandomSuatu ketika Tuhan menulis sebuah takdir. Seorang yang nggak percaya sama keyakinan bertemu dengan seorang yang nggak percaya sama cinta. Valdes itu manusia laknat dan tersesat. Nggak punya agama apalagi motto dan tujuan hidup. Sayangnya, Tuhan tib...