17

219 12 2
                                    

"sahra, liat nih. kamu harus beli gaun ini" kata Aisha sambil memegang sebuah gaun. Aku melihatnya dan tersenyum " Enggak ah, itu cocoknya buat kamu. Lagian ngapain aku beli gaun yang gak bakal aku pakai?" kataku sambil melihat barang-barang lainnya.

Aku pergi ke mall bersama Aisha sehari setelah aku menelponnya. Aku agak takut aneel akan marah, untungnya enggak.

Kejadian kemarin~

"Boleh gak besok gue Pergi sama aisha?" Aku bertanya ke aneel. Aku merasa sedikit takut karena aku tidak tahu apa yang akan dia katakan. "Boleh kok, gapapa" jawabnya, yang membuat aku tersenyum.

"Butuh uang gak?" Dia bertanya. Aku sedang membayangkan diriku memakai hijab, jadi aku tidak mendengarnya.

"Sahra" katanya dan aku tersentak dari lamunanku. Aku menatapnya "Oh ya, maaf, enggak, terima kasih, gue punya uang sendiri kok" kataku sambil memainkan rambutku dengan jari

"Pegang aja nih kali aja butuh" katanya dan memberiku beberapa uang.

Kembali ke cerita~

"Sahra, kamu pasti terlihat cantik kalo pake ini. Kamu harus beli" kata Aisha sambil memeluk gaun itu. Aku menggelengkan kepala. "Cobain dulu ini, please" katanya sambil bertingkah seperti anak kecil.

Aku mengambil gaun itu darinya dan pergi untuk mencoba gaun itu tanpa mengatakan apapun.

Aku keluar dari ruang ganti dan berjalan menuju Aisha. Dia melihat dari kepala sampai kaki. Matanya melebar dan mulutnya sedikit terbuka. Seburuk itukah?

"Tuhkan jelek" kataku merasa tidak nyaman. Tidak ada yang benar-benar cocok untukku.

"Ih enggakk.. kamu luar biasa! Cantik banget. Wallahi" Dia berkata. Aku tersenyum sedikit, meski aku tahu itu tidak benar. Akupun membeli gaun itu karna Aisha tidak akan keluar Dari toko sampai aku membelinya.

Setelah beberapa saat kami pergi ke restoran untuk makan siang. Kami memesan dan membicarakan banyak hal. Kami berbicara tentang ibrahim dan aneel. Dia bilang, bahwa Ibrahim tidak menyesali dirinya atas kejadian waktu itu. Dia bahkan tidak terlihat sedih karena dia tidak bersama Aisha lagi.

"Gimana aneel? Kamu yakin mau tinggal sama dia?" Aisha bertanya. Tentu saja tidak "kita mungkin akan bercerai tapi kita gak pernah membicarakannya," kataku.

"Kamu harus bilang ke dia, aku gamau liat kamu disakitin" katanya. Aku tersenyum padanya, merasa lebih baik saat dia mengatakan itu. Aku tidak tahu apakah dia bersungguh-sungguh atau tidak, tapi itu membuatku merasa senang

~

"Bye Aisha, Assalamualaikum" kataku saat aku keluar dari mobilnya

"Bye, Waalaikumsalam" katanya dan pergi. Aku mendekat ke pintu dan masuk ke dalam.

Ketika aku masuk ke dalam ruang tamu, aku tidak melihat aneel. Aku melihat ke sekeliling dan melihat pintu balkon terbuka. Aku pergi ke balkon dan melihat aneel duduk di atas kursi dengan sebatang rokok di tangannya. Lalu aku melihat sebotol alkohol di lantai.

Aku menghampirinya dan mengambil alkohol itu. Dia menatap lurus dan tidak menatapku. Aku melemparkan alkohol ke tempat sampah. Aku menghampirinya dan duduk di sampingnya

With(Out)YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang