13

208 13 4
                                    

"apaan tuh?" Katanya terlihat bingung. "Makanan" kataku.
"Iya gua juga tau, gua gak bego" katanya. Aku menghela napas.

"Gue bikin itu buat kita makan malem bersama, tapi gak jadi" kataku. Dia menatapku bingung.
"Kenapa?" Dia bertanya, tidak mengerti.
"Bakal gue kasih tau kalo lo ngasih tau gue kenapa lo bisa berantem" kataku. Dia menggelengkan kepalanya. Aku mengangkat bahu.

"Lo gak perlu tau apa apa" katanya, yang membuatku marah.

"Lo tau? Gimana gue berusaha bikin ini untuk makan malem kita? Berusaha menjadi orang normal buat lo Dan kemudian lo mandang gue seperti itu bukan apa-apa? .. gue udah kaya kacung lo buat ngejemput lo dan lo bahkan gak ngasih penjelasan kenapa lo bisa berantem? "teriakku. Itu sudah cukup, sungguh. Dia menatapku dengan mata terbelalak. Lalu dia berdiri, meraih lenganku.

"denger baik-baik ya, lo itu menyebalkan, lo bagaikan beban bagi gue, gue nikah sama lo bukan karna keinginan gue.  Orang tua gue nikahin gue sama lo dan cuma itu. Lo bukan apa-apa, oke? gak akan pernah penting buat gue. Letakkan fakta itu di kepala lo yang cantik dan kecil itu. Gue gak perlu ngasih tau lo apa yang terjadi dalam hidup gue "Kata aneel.

Aku tidak tahu darimana kata kata itu muncul tapi aku meningkatkan kepercayaan diriku dan berkata

"Seharusnya lo yang dengerin gue, lo bukan satu-satunya di sini yang terpaksa, okey? Lo bukan satu-satunya orang yang menikah dengan seseorang yang gak lo cintai, lo bukan satu-satunya orang yang memiliki masa lalu yang buruk, lo liat gue? Gue memiliki masa lalu yang buruk, gue nikah sama lo juga terpaksa , jadi mending lo pergi karena satu-satunya hal yang bisa kita lakukan adalah menunggu sampai ke perceraian"

Air mata hampir jatuh. Dia menatapku dengan marah dan duduk di sofa. Dia tidak mengatakan apapun dan aku senang untuk itu. Aku menghela napas dan menghampirinya "Lepas bajunya" kataku. Dia tampak bingung

"Apa?" Dia bertanya. Aku menghela napas "gue pengen liat ada luka apa engga" Kataku. Lalu aku menatapnya dan melihatnya dengan tatapan lurus. Aku mengangkat bahuku dan mencengkeram lengannya untuk melihat memarnya

"Gak ada yang perlu di periksa," katanya pelan setelah beberapa menit. Aku gak peduli dan langsung melepaskan bajunya.

Ada beberapa luka dibadan nya, jadi aku pergi ke kamar mandi dan mengambil perlengkapan p3k. Aku mulai membersihkannya. Dadanya hangat dan lembut, kebalikannya dari penampilannya. Terlihat seperti orang yang dingin dan keras kepala. Aku terus mengobatinya, tapi aku tegang karna tatapan nya padaku yang berbeda.. kali ini

~~~~~
Give me your voted and comment❤

With(Out)YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang