Setelah memasuki pekarangan rumahnya mata Alya seketika membulat melihat Mamanya yang sudah duduk di bangku teras rumahnya. Gadis itu sontak berlari dan langsung memeluk Yani-Mamanya yang baru datang dari luar kota itu.
Yani membalas pelukan putri semata wayangnya sambil sesekali mengelus puncak kepala Alya dengan sayang. "Ahh, Mama kangen banget sama kamu," Yani terkekeh. Terdengar kalau Alya juga senang. Gadis itu melepas pelukannya.
"Mama katanya mau pulang besok, tapi kenapa hari ini?" tanya Alya.
Yani berdehem, "Ntar mama cerita, kamu buka pintu dulu, gih!" pinta Yani, Alya mengangguk dan membuka pintu rumahnya.
"Mama mau percepat semuanya, jadi besok kita pindah." Yani berucap sambil mengekori Alya masuk ke dalam rumah.
Mendengar penuturan Yani, Alya berbalik badan memandang Yani yang tengah duduk disofa rumahnya. Gadis itu sontak kaget, bahkan dia belum bilang pada teman-temannya kalau ia akan pindah secepat ini. Pada Daffa terutama. Alya berdehem, "Besok, Ma? Apa nggak buru-buru banget, ya?"
Yani menggeleng dan menghampiri Alya, "Mama udah pikirin semuanya, jadi kamu tenang aja. Kamu tinggal atur barang-barang kamu, masukin ke koper," papar Yani.
Masalahnya Alya belum bilang ke Daffa, Ma.
Setelah mengatakan itu dalam hati, Alya menggigit bibir bawahnya, peduli juga nggak si Daffa. Lanjut nya. Gadis itu kembali menatap mamanya, ada yang begitu mengganjal di hatinya. Sudah lama dia ingin menanyakan hal ini, pada Mamanya. Akhir-akhir ini bahkan, gadis itu merasa dekat dengan seseorang yang selama ini sangat ia rindukan, ia tanyakan keberadaannya yang entah dimana.
"Ma ... kalau Alya tanya soal Papa, nggak papa?" tanya Alya enggan, "Hmm ... Alya cuman ...."
"Kangen?" tebak Yani.
Alya terlihat menghela napas, "Pengen tahu, cuman itu. Senggaknya, Alya punya alasan buat nggak ingat Papa lagi."
Yani mengusap pipi Alya dengan sayang. Tidak mau berlarut-larut dalam kesedihan, wanita paruh baya itu tersenyum memandang Alya, yang selama ini tidak tahu apa-apa soal papanya. "Papa emang tinggal di kota yang sama, dia punya keluarga baru. Dia bahkan sering nanyain kamu ... kalau kamu nggak mau papa tau keadaan kamu, mama bisa bilang, kok." ungkap Yani, dibawanya Alya menuju sofa, agar duduk disana.
"Dimana, Ma? Kenapa mama sama papa pisah?" tanya Alya tidak sabaran.
Yani mulai bercerita, mengenai perpisahannya dengan Arga-papa dari Alya-yang sudah berpisah bertahun-tahun lamanya.
Tujuh belas tahun sebelumnya ...
Yani tidak akan mengira kehamilan pertamanya sebahagia ini. Punya suami macam Arga yang sangat pengertian. Meskipun tanpa restu kedua orangtua Arga, mereka tetap menikah, seadanya. Dengan restu dari keluarga Yani. Alasan utama yang membuat Arga tidak di restui hanya karena laki-laki itu sudah dijodohkan dengan perempuan lain. Bahkan, sampai pada saat dimana pernikahan itu selesai pun masih sama. Kedua orangtua Arga melakukan segala cara agar dapat menikahkan Kelin-perempuan pilihan mereka-dengan Arga.
Dengan usia kandungan Yani yang baru menginjak tiga bulan itu, Kelin datang. Dengan penuh tangis gadis itu memohon pada Arga, agar bertanggung jawab dengan tuduhan Kelin. Perempuan itu mengaku ikut mengandung darah daging Arga, yang berusia kurang lebih dua bulan.
Tentu orangtua Arga tidak akan tinggal diam, mereka mendukung 100% apa yang dikatakan Kelin. Benar atau tidaknya tidak ada yang tahu.
Arga yang sudah tidak tahu harus bagaimana, dia bahkan tidak pernah menyentuh perempuan lain selain istrinya, Yani. Sekuat apapun meyakinkan Yani, hati adalah hati. Benar atau tidaknya, Yani hanya bisa diam menyaksikan pernikahan Arga dan Kelin saat itu.
Setelah Alya lahir, minggu selanjutnya lahirlah anak dari Kelin, yang Arga sendiri tidak tahu siapa ayah dari anak itu. Yani dan Alya pindah, tidak satu rumah lagi, bahkan Yani terang-terangan meminta bercerai dengan alasan ingin berpisah dengan Arga, ia ingin merawat Alya sendiri. Apa gunanya berada disana? Kelin terlalu jahat, egois, Yani mengalah, demi putrinya, Alyara Azzahra Malik. Putri dari Arga Malik.
Hampir empat belas tahun lamanya, Alya dan Arga tidak pernah bertemu. Tapi, Arga kerap bertanya soal keadaan Alya, dimana putrinya itu bersekolah, dan tinggal. Meskipun tanpa sepengetahuan Alya.
________________________________________
Maaf karena ini amat sangat pendek:v
Gue update double tapi haha.Komentar dong apa aja
15/01/2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari Tak Bersayap
Teen Fiction[MASUK DAFTAR PENDEK WATTYS 2018] Teruntuk kamu, Daffa. Tidak peduli seberapa buruk orang menilai kamu. Kamu tetaplah kamu, seseorang yang berhasil menarik perhatianku. Kamu tidak tahu, mungkin tidak akan peduli. Meskipun tahu, apa yang akan kamu la...