"Gila, gila, gila. Ternyata yang pengen Atila sama Daffa putus itu bukan cuman kita doang tau gak?!" Rista berdecak sambil menggelengkan kepalanya memandangi ponsel. Nesa dan Wulan ikut mengintip saking penasarannya.
Beda dengan Alya dan Nalla yang masih diam diposisi duduknya. Meskipun begitu, Alya bukan termasuk tipe orang yang masa bodoh dalam hal apapun itu yang menyangkut Daffa, perempuan itu berdecak, "Woi, pinjem!" katanya berusaha menggapai ponsel Rista namun perempuan itu menjauhkannya dari jangkauan Alya.
"Bentar," tahan Rista memandangi lamat-lamat layar ponselnya. Keempat temannya dibuat bingung.
"Atila gak terima diputusin Daffa?" ucap Rista membaca isi dari layar ponsel yang menyala. Matanya berpindah pada keempat sahabatnya terutama Alya.
Nesa mengangguk maklum, "Bisa aja lah, secara 'kan, Atila cinta mati sama Daffa."
"Dan gue yakin, dia gak akan dengan mudah ngelepasin Daffa gitu aja, apalagi lo, Al," tambah Wulan kini memandangi Alya teliti.
"Gue? Kenapa gue?" tanya Alya menunjuk dirinya sendiri.
"Mungkin sejak beberapa minggu lalu lo udah dianggap musuh sama Atila," ucap Nalla, memandangi Nesa dan Wulan secara bergantian, kedua temannya itu mengangguk membenarkan.
〽〽〽
Jika dijam istirahat semua siswa-siswi berbondong-bondong menuju kantin, berbeda dengan Daffa, Yordan, dan teman-teman Daffa yang lain. Mereka lebih senang menghabiskan waktu di rooftop sekolah. Sekedar merokok, bercanda, dan bermain game.
Kalau dulu, Daffa akan melakukan hal yang sama dengan teman-temannya, kali ini laki-laki itu hanya duduk diam, memandangi layar ponsel Yordan atau memaninkan ponselnya sendiri. Mengganggu Yordan jika lelaki itu sudah sangat serius bermain game.
"Anjing! Mati, lagi." Yordan menatap nanar ponselnya sambil menggeleng tidak percaya. Laki-laki itu saking kesalnya malah menyimpan ponselnya di saku celana, lalu mematik rokoknya.
"Peng?" panggilnya.
Daffa tidak menjawab, tetapi laki-laki itu menoleh dan melihat Yordan penuh tanya.
"Lo yakin banget kalau bokap Alya dan Atila itu sama?"
Daffa mengangguk cepat, "Gue tahu itu sejak lama."
"Lo tahu sejak lama tapi gak kasih tahu gue?" Yordan menunjuk dirinya dramatis, "Tapi lo kasih tahu Alya 'kan?"
Daffa menggelengkan kepalanya, "Gak, Alya juga gak. Gue 'kan mau bikin surprise gitu, hehe."
"Surprise tai lu! Jangan lama-lama. Nanti keduluan."
"Keduluan?" Daffa mengerutkan keningnya heran, sambil menggaruk kepalanya.
"Ya, keduluan nyokapnya." Yordan tertawa hambar. Namun, begitu Daffa menatapnya horor laki-laki itu berhenti tertawa.
"Udah ah! Gue mau masuk kelas, kerjain PR Fisika." Yordan berdiri dari duduknya. Meninggalkan rooftop dan menuju kelas, menyusul teman-teman yang lain.
〽〽〽
Alya memberikan helmnya pada Daffa. Baru saja sampai di rumahnya beberapa detik yang lalu, perempuan itu hendak masuk ke rumah tapi ditahan oleh Daffa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari Tak Bersayap
Teen Fiction[MASUK DAFTAR PENDEK WATTYS 2018] Teruntuk kamu, Daffa. Tidak peduli seberapa buruk orang menilai kamu. Kamu tetaplah kamu, seseorang yang berhasil menarik perhatianku. Kamu tidak tahu, mungkin tidak akan peduli. Meskipun tahu, apa yang akan kamu la...