Arel Vinansa Putra

14K 494 4
                                    

"Anjir,telat lagi," keluh Arel di depan gerbang sekolah. Cowok tinggi itu masih setia duduk di atas motor hitamnya. Cowok itu berpikir bagaimana caranya bisa masuk kelas dan mengikuti pelajaran hari ini.

Mata nya bergerak kesana kemari mencari ide. Ia melihat satpam sekolahnya duduk sambil menyesap rokok di kursi depan pos satpam. Arel turun dari motor,cowok itu mendekat ke arah gerbang dan memanggil satpam, "Pak Andi," panggilnya.

Satpam yang diketahui namanya Pak Andi itu menoleh, "Mas Arel? Terlambat lagi?" tanya nya. Arel menghela nafas, "ya ampun,Pak. Kayak Saya langganan telat aja," jawabnya. "Loh,emang iya,Kamu sering terlambat!" seru Pak Andi. Arel menghela nafas,"iya,Pak. Bukain dong. Saya ada ulangan,nih," bujuk nya dengan wajah memelas.

"Duh,gak bisa Mas. Aturannya 'kan kalau terlambat lebih dari sepuluh menit udah gak boleh dibuka gerbangnya," ujar Pak Andi berusaha menjelaskan. Arel berdecak,menyadari kebodohan yang Ia lakukan semalam. Coba saja kalau dia gak begadang bermain PS,mungkin sekarang Arel sudah duduk manis di kelas.

"Ayo lah,Pak. Pagi ini Saya ada ulangan sejarah. Bapak tahu sendiri satu nilai kosong aja,nanti Saya bisa-bisa gak naik kelas. Boleh ya,Pak?" ujar Arel masih berusaha membujuk.

Pak Andi diam sejenak. "Kalau nanti Saya gak naik kelas,terus Saya frustasi,habis itu Saya bunuh diri gara-gara gak naik kelas gimana,Pak? Nanti yang paling pertama Saya gentayangin Bapak,deh," ujar Arel menakut-nakuti.

Wajah Pak Andi menurun. Sepertinya Ia mulai berpikir bagaimana kalau itu benar-benar terjadi dan Dia akan diterror oleh hantu dari salah satu siswa paling resek seantero sekolah. "Ah,yasudah. Saya bukain. Tapi besok-besok Saya gak mau bukain lagi,ya Mas," ujar Pak Andi menyerah. Bapak dengan kumis tebal sebagai ciri khas nya itu pun bangkit,mendekat ke arah pagar kemudian membukakan kunci gerbang.

Senyum di wajah Arel merekah. "Makasih,Pak!" ucapnya menggebu. Mendekat ke arah motor dan membawa masuk ke area parkiran. Cowok itu melongos keras dan membenarkan posisi helm nya yang hampir jatuh. Arel melepas jaketnya dan menjinjing hendak masuk kelas. Cowok itu bersyukur hari ini masih bisa selamat seperti hari-hari kemarin.

"Arel,terlambat lagi?"

***

Arel menjatuhkan diri di atas lapangan. Cowok itu berbaring dengan nafas tersengal-sengal. Arel baru saja selesai melakukan hukuman lari sepuluh putaran lapangan utama sekolah lantaran keterlambatannya diketahui oleh guru BP -- Pak Marsono alias Pak Mar.

"Bangun,hukuman Kamu selesai. Sekarang,masuk ke kelas," ujar Pak Mar menghampiri Arel. Arel mengangguk. Cowok itu bangkit dan duduk sejenak,mengumpulkan tenaga. Kemudian berdiri dan berjalan ringan mengambil tas nya dan menuju ke kelas.

Langkahnya terhenti saat manik hitamnya menangkap sosok gadis yang berjalan beriringan dengan Bu Dewi. Terlihat Bu Dewi seperti sedang menjelaskan banyak hal pada gadis itu.

"Anak baru,ya?" gumam Arel penasaran. Namun,detik berikutnya cowok itu kembali tak peduli dan berjalan menuju kelas. Tak sadar kalau sedang ada yang memperhatikan punggung nya dari belakang.



Halo guise!
Arel balik lagi nih..

 'A' SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang