#Empat

4.8K 249 3
                                    

Kasmaran - Jaz




Arel membuka pintu UKS pelan. Cowok itu langsung buru-buru ke sini saat tahu kabar keributan di kantin tadi. Arel melangkah pelan,mulai membuka tirai ranjang siswi. Mata nya menyayu saat melihat adik kelasnya itu sedang sibuk mengompres bagian bibir bawahnya dengan batu es.

"Ehm,"

Asya menoleh. Ia mendengus melihat Arel,kemudian kembali sibuk mengobati dirinya. Pura-pura tidak peduli. "Ngapain ke sini?" tanya Asya judes. Arel menghela nafas. Cowok itu mengacak rambutnya ringan. Menarik kursi dan duduk di dekat ranjang Asya.

"...maaf," cicit nya. Arel menghela nafas, "gue gak tahu kalau jadinya gini. Gue cuman mau nolong lo aja," lanjutnya dengan nada menelan tak enak.

Asya memutar bola mata. Ia meletakkan es batu di baskom kecil. "Gak apa-apa. Gue juga salah. Harusnya gue diam dan nurut aja disuruh pindah," jawab Asya. Gadis itu menghela nafas menyadari kebodohannya. "Lain kali gak usah sok bantu-bantu gue,deh Kak. Gue bisa minta tolong yang lain,kok," ujar Asya.

Arel membuka mulut, "gue cuman mau niat baik aja," ujar nya serius. "Iya,gue paham. Cuman anak baru di sekolah ini bukan cuman gue doang. Kalau alasan lo untuk bantu anak baru adaptasi di sekolah,semua anak kelas sepuluh itu juga anak baru,Kak. Kenapa lo harus terus-terusan bantu gue?" tanya Asya merasa terusik.

Arel menggigit bibir bawahnya cemas. Matanya memandang sayu ke arah Asya. Bibirnya masih mengatup,tidak bisa bicara apa-apa lagi. Asya menghela nafas, "mungkin buat lo ini baik,Kak. Karena lo gak kena dampak apa-apa. Tapi gue? Gosip bertebaran dimana-mana bilang kalau gue anak baru yang pansos lah,kegatelan lah karena udah bisa jalan bareng sama ketos. Jadi paham,ya Kak. Gue gak mau cewek lo marah lagi," ucap Asya panjang lebar.

"Salwa bukan cewek gue..." ujar Arel berusaha menjelaskan. Asya menarik nafas, menghembuskan pelan, "ya mau cewek lo atau bukan,itu urusan kalian. Gue bukan siapa-siapa," tukas Asya.

Tangannya kembali meraih batu es. Luka nya yang masih segar itu kembali Ia kompres. Asya meringis, tiba-tiba saja jadi sakit begini. Arel langsung bergerak. Tangannya menahan tangan Asya dan meraih plastik es batu dari sana. Ia mulai menekan-nekan pelan. Berhati-hati supaya Asya tidak kesakitan.

"Ck,apa sih," decak Asya sebal. Ia berusaha merebut es batu,namun Arel menjatuhkan tangannya. "Anggap aja ini permintaan maaf gue. Kalau lo takut diapa-apain lagi, 'kan gue bilang kalau gue yang bakalan maju," ucap Arel kembali menekan es batu. Kini dengan nada serius.

Asya jadi merunduk. Hati nya berdesir begitu saja. Jantung ya berdetak tak karuan. Tiba-tiba saja tak punya keberanian menatap ketos nya ini. Pipi nya menghangat.

Arel terkekeh. Senyumnya mengembang lebar,entah kenapa senang bisa sedekat ini dengan Asya. "Lagian lo aneh-aneh aja. Salwa pake diladenin segala. Jadi gini, 'kan," oceh nya. "Lain kali kalau Dia begitu lagi,sebut nama gue aja tiga kali," lanjutnya.

Asya menautkan alis, "biar apa?" tanya Asya penasaran. "Ya gak ada,sih. Sebut aja. Kali aja lo kangen, gitu," jawabnya jenaka.

Asya mendengus. Tapi sesaat kemudian senyumnya mengembang,tawa nya keluar. Entah kenapa Arel bisa membuatnya begini.

Kalau terus-terusan begini,hati Asya gak bisa bohong lagi.

Dia ambyar.

***

"Ck,apa sehhh,"

Areon merengek. Arel sejak tadi diam saja. Padahal Ia sedang heboh menceritakan kemenangannya bermain PUBG semalam. Tapi tidak ada respon dari sahabatnya itu.

"Lo kenapa sih? Kesurupan setan UKS?" tanya Areon mulai tak tahan. "Ck,Re..." decak Arel. Areon mengerutkan kening,mulai mendengarkan. "Asya tadi habis dikeroyok Salwa. Ujung bibir bawahnya luka memar gitu," lanjut Arel dengan nada berat.

"HE?!"

Areon menjerit tak percaya. "Seriusan,lo? Kenapa lagi dah,tuh nenek lampir?" tanya Areon mulai emosi. "Dia marah gara-gara dengar kabar gue datang ke sekolah sama Asya. Dia mancing-mancing Asya biar sama-sama emosi. Asya didorong sampe kesungkur gitu. Kesian,dah. Padahal itu anak gak salah apa-apa," gerutu Arel masih merasa bersalah.

"Ck,lo juga sih," ujar Areon menyalahkan. "Lo terlalu sok ganteng udah deketin anak baru. Mana udah sok-sok bantu ngajak ke sekolah bareng lagi. Semua ini penyebabnya karena lo sok ganteng!" seru nya.

Arel mengumpat. Menendang kaki Areon dengan kaki panjangnya, "sialan lo."

Arel kembali terdiam. Tenggelam dalam lamunannya sendiri. Hati nya tak tenang. Satu sisi khawatir dengan kondisi Asya,satu sisi lagi gelisah saat Asya menyuruhnya menjauh.

"Re,kok gue jadi galau gini,ya.." rengeknya. "Hn? Galau kenapa?" tanya Areon mengalihkan pandangan dari games nya. "Asya nyuruh gue menjauh setelah kasus ini. Gimana dong?!" serunya.

Areon tertawa meremehkan, "itu namanya lo udah jatuh cinta sama Asya! Pinter dikit kenapa,sih? Jadi ketos kok bego sama perasaan sendiri?" ceca Areon menertawakan Arel.

"Masa,sih? Gue sama Asya 'kan cuman niat baik," ujarnya mengelak. "Iya,selama niat baik itu perasaan lo tumbuh. Kalau lo gak percaya,Kita lihat aja nanti. Lo kuat atau nggak dijauhin Asya. Gue mau lihat lo tahan atau nggak gak ganggu dia," ujar Areon menantang.

Arel jadi ciut begitu saja. Entah kenapa tidak bisa mengelak lagi.

Masa iya Dia jatuh cinta sama Asya?






Heuheu Arel kenapa gemas seperti ini tolong :))) Asya sabar ya Arel emang gitu ga peka-peka.

 'A' SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang