#Lima

4.7K 244 6
                                    

"Salwa, makanannya jangan diacak-acak!"

Salwa tidak bergeming. Gadis itu memandang kosong ke arah piring berisi makan malam yang sudah berantakkan.

"Lo apaan,sih? Pake acara keroyok Asya segala?!"

Salwa tersentak. Tiba-tiba saja saat break acara open house,Arel datang dengan emosi menggebu. "Lo yang apaan! Datang-datang malah marah-marah!" seru Salwa tak mau kalah.

Arel menyunggingkan senyum miring. Tatapannya mengintimidasi,penuh kebencian. Bukan sekali dua kali Salwa begini. Perempuan mana pun yang ketahuan dekat dengan Arel juga akan kena batu nya. "Gue marah karena perbuatan lo sendiri,ya! Lo ngapain ngeroyok Asya di kantin tadi?! Gak malu? Masa iya primadona sekolah mainnya kasar!" seru Arel tambah keras.

Salwa tersenyum miring. Melipat kedua tangannya di depan dada,maju satu langkah mendekati Arel. "Oh,jadi Asya ngadu sama lo? Ya ampun.." Salwa geleng-geleng kepala, "Dia siapa nya lo sih sampe ngadu begitu? Lo juga siapa nya Dia sampe harus bentak-bentak gue begini?!" tanya Salwa berseru.

Arel menggebrak meja. Semua yang ada di auditorium jadi memusatkan perhatian pada keributan yang ditimbulkan mereka. Diantara dari mereka berbisik,mulai menebak apa yang terjadi. "Gue yang harusnya nanya sama lo! EMANG LO SIAPA GUE SAMPAI HARUS NYAKITIN CEWEK YANG DEKET SAMA GUE,HA?!"

Salwa mengatup. Mulutnya sudah tidak bisa menjawab apa-apa lagi. Omongan Arel barusan menusuk sampai ke relung nya yang terdalam. Salwa sakit hati.

"Lo tuh gak ngerti apa emang pura-pura gak ngerti,sih? Lo 'kan udah tahu kalau sejak jaman ospek gue udah naksir sama lo! Jadi lo gak perlu lagi nanya apa alasan gue begini!" ucap Salwa. Tangannya mengepal, buku-buku kukunya memutih. Dada nya bergetar hebat.

Arel tertawa,nada nya meremehkan. "Lo cemburu?" tanya Arel. "Iya!" jawab Salwa. Arel tersenyum sinis, "lo bukan siapa-siapa gue!"

"Tapi Asya juga bukan siapa-siapa lo!"

Keduanya kini terdiam. Sama-sama tenggelam dalam emosi yang menjatuhkan. Mata mereka beradu. Yang satu memancarkan kebencian,yang lainnya memancarkan kecemburuan.

"Kalau Asya itu pacar gue,lo mau apa?"

"Salwa!"

Salwa tersentak. Tersenyum kikuk ke arah sang Ibu dan pura-pura melanjutkan makan malam. "Kamu kenapa?" tanya Tania -- Ibu Salwa. "Hn? Gak,Bu. Gak ada apa-apa," jawab Salwa bohong.

Tania mengulas senyum, "tadi Kamu melamun begitu. Ada yang dipikirin?" tanya nya lagi. "Ah...itu... Aku lagi mikirin ada tugas apa besok. Takutnya ada yang belum Aku kerjain,Bu," jawab nya. Kini kembali berbohong.

Malam ini mungkin Salwa berhasil menelan makan malam nya. Namun hati gadis itu belum bisa menelan kenyataan pahit,

...kalau ternyata bukan Dia yang ada di hati sang ketua OSIS.

 'A' SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang