Let You Love Me - Rita Ora
"Ck, Sya ini susah..."
Faiz mengacak rambutnya frustasi. Sejak tadi gadis yang ada dihadapannya tak berhenti mengoceh tentang pelajaran Bahasa Perancis. Cowok itu sudah pasrah. Tak lagi-lagi mau diajari dengan gadis ini.
"Elah, katanya drummer sekolah tapi dikasih beginian aja mabok," cibir nya. "Dah, nih ah baca sendiri kamus nya. Capek gue dari tadi jelasin elo nya nggak paham-paham," kata Asya mendorong kamus tebal ke hadapan Faiz.
"Ogah. Mending gue main futsal aja sama anak-anak," tolaknya kemudian hendak bangkit. Asya berdecih, "Elo katanya anak teladan. Tapi jam belajar malah dipake buat main futsal."
"Belajar sama lo bikin gue gila, tau nggak?" Tukasnya kemudian beranjak meninggalkan perpustakaan.
Faiz menyeret langkah keluar perpustakaan. Mata nya memicing saat berpapasan dengan Arel di ambang pintu. Faiz menghela napas, kemudian membuang muka dan mengenakan sepatu nya.
"Ck, elo lagi kenapa sih," decak Faiz sambil mengenakan sepatu.
"Lo harusnya bersyukur ketemu cowok ganteng kayak gini," sahut Arel sambil melepas tali sepatunya. "Lagipula gue ketos, bebas kali," lanjut nya sombong.
"Bacot, ah," desis Faiz kesal. "Cewek lo di dalam," lanjutnya memberi tahu.
Arel tak jadi masuk ke dalam perpus. Cowok itu menatap Faiz penuh tanya, "Ngapain lo berduaan sama Asya?" Tanya nya menuduh.
"Pala lo berduaan," sanggah Faiz.
Arel mendengus. Cowok itu langsung saja masuk ke dalam tanpa memperdulikan adik kelasnya. Cowok itu celingak-celinguk, kemudian wajahnya merekah tepat saat melihat ke meja perpus bagian tengah.
"Oy!" Arel menepuk kepala Asya pelan dan duduk di kursi sebelah Asya. "Lagi apa?" Tanya nya basa-basi.
Asya meringis. Mata nya fokus membaca kamus di tangannya. "Lagi masak," jawabnya ketus.
"Wailah, serem," kata Arel pura-pura bergidik ngeri. "Abis berduaan sama Faiz lo, ya? Cie..." Godanya pura-pura.
"Cih, apa sih. Cemburu aja," kata Asya membuat Arel sedikit tersentak. "Ck, ngapain sih lo ke sini? Gue mau belajar, ada ulangan Bahasa Perancis habis istirahat kedua," usir Asya secara tak langsung.
"Yaela, baru pengen berduaan..." Sahut cowok itu tak merasa bersalah. "Lo bisa diam, gak?!" Seru Asya kini mulai mengangkat kamus nya di udara, membuat Arel mundur dan menutup wajahnya dengan kedua tangan. "Ampun, ampun," kata nya memohon.
Asya mendengus. Kembali membaca kamus nya, tak peduli ada Arel disampingnya. "Elo marah gini tambah cakep, dah. Jadi pengen dipacarin."
Buk!
"Aiya...iya...iya... Ampun," ujar Arel meringis, mengusap-usap kepala bagian atas yang kena pukulan cewek itu.
Asya tak peduli. Gadis itu mulai kembali membaca kamus dengan fokus. Tak sadar kalau ada yang sedang memandangi nya dari arah samping sampai-sampai cowok itu tak mengerjap.
"Ngapain ngeliatain gue? Naksir?"
Arel terloncat kecil. Terkejut sendiri saat Asya bicara begitu tanpa melirik ke arah nya. Arel salah tingkah, kemudian agak menjauhkan diri pura-pura memandnagi langit-langit perpustakaan.
"Salah tingkah lo nggak bagus. Aneh," cibir Asya seraya beranjak, menaruh lagi kamus di rak besar yang berdiri kokoh di sisi nya.
"Mau ngapain ke sini?" Tanya Asya.

KAMU SEDANG MEMBACA
'A' Senior
Teen FictionArel,ketua OSIS SMA Nusa 3.Ganteng iya,pinter iya,bijak iya,cool?Beuh,jangan ditanya!Pecicilannya Arel minta ampun,bikin semua anak-anak SMA Nusa 3 meragukan jati diri Arel sebagai seorang ketua OSIS. Gimana jadinya,kalau Arel yang notabenenya ketua...