Part 2

865 24 2
                                    

'Galuh.... Maaf ayah tidak bisa pulang tahun ini. Ayah tahu, sekarang umur kamu sudah 16 tahun kan? Sewaktu kecil, kamu selalu ingin pegang senjata tajam, ingin ikut berperang. Tapi sekarang sudah saatnya kamu memilikinya, ini pisau potong kesayangan ayah. Bila kamu rindu ayah, peganglah pisau ini sebagai gantinya keberadaan ayah. Pergunakanlah benda ini demi menolong orang'
Itulah isi suratnya.

"Pisau ini dek?". Melody membawa sebuah kotak yang berisi pisau potong ukuran standart.

Galuh pun menggenggam pisau itu erat-erat.
"Sampai kapanpun aku akan terus berlatih hingga akhirnya akubias menjadi Tentara Perwira seperti ayah...."

--SKIP-

Malam hari, semua rumah di sekitar kompleks sudah tertutup rapat pintunya. Hanya suara jeritan anak-anak did lam rumah dan suara gonggongan anjing saja yang mewarnai suasana sepi.
"Anginnnya dingin banget". Teriak Nabilah.

"Ini angin laut sayang, memang dingin hawanya. Kalo kamu nggak betah nanti kamu pasti mabuk". Balas Galuh sembari memakaikan jaket pada Nabilah.

"Aku kembali ke dalam aja deh". Ucap Nabilah.

Namun tiba-tiba saja sebuah meriam menimpa kapal mereka hingga kapal agak tergores sebelah.

*Duuarrrr.....*

"Aaaaaaa..." Teriak Nabilah terpental bersama Galuh dan hampir tertimpa reruntuhan sampan namun Galuh mampu menyelamatkan Nabilah.

"Kamu nggak apa-apa kan?". Tanya Galuh.

"Nggak apa-apa""Kamu cepet sembunyi".Nabilah pun masuk ke dalam kok pit, namun tak lama kemudian jangkar mulai menusuk kapal mereka dan para perompak mulai naik ke kapal mereka.

"Galuh mana Bil?". Tanya Ezra.

"Dia di luar".Bisik Nabilah.

"Lah kok nggak ikut kesini?". Sahut Muhandas.

"Dia gak mau, tadinya udah aku paksa". Balas Nabilah

"Dia nekat banget, gak tau temennya juga banyak yang bantu". Gumam David sembari menggenggam tangan lalu menggedor pintu keluar kok pit.

Dengan membuka kancingan pintu, David nekat keluar kok pit lalu keluar mencoba menyuruh Galuh masuk dalam.Namun setelah dia keluar, betapa kagetnya dia melihat Galuh sudah tersayat penuh darah dan tergeletak sekarat di tangan para perompak itu.Hanya segenggam pisau yang masih ia pegang erat yang menandakan dia masih hidup.
"Galuh.....". Teriak David dengan mata berkaca-kaca.

Para perompak yang melihat keberadaan David hanya cuek saja karena mereka sudah dapat apa yang mereka butuhkan. Yaitu jasad Galuh, mereka berusaha membunuh Galuh untuk dijual.
Lalu semua yang ada di kapal juga ikut keluar yaitu, Muhan, Faqih, Ezra, Anan, Naomi, Veranda, dan Nabilah beserta nahkoda.

"Ada apa nih?". Tanya Ezra sembari mengangkat kedua tangan.

"Galuh....".Nabilah yang melihat Galuh sontak terkejut dan tanpa menghiraukan keadaan sekitar, dan langsung saja menghampiri Galuh namun langkahnya dicegah David.

"Hmm". David menghela nafas sembari menggeleng-gelengkan kepala.

Nabilah yang tidak bisa berbuat apa-apa hanya bisa menangis dan menahan langkah melihat Galuh terkapar berusaha bangkit

"Jika kalian ingin selamat, pergi dari kapal ini, serahkan harta yang ada di kapal ini beserta orang ini". Ucap seorang perompak.

Mendengar hal itu, Galuh langsung melempar pisau tangan yang di genggamnya. Dengan cekatan, David menangkapnya.Galuh hanya tersenyum sembari mengangguk tanda menyuruh teman-teman lainnya untuk pergi ke kapal sebelah, dan mereka pun mengerti maksud Galuh.

"Ayo Bil....". Teriak David.

"Aku nggak mau pergi tanpa Galuh...". Nabilah pun mencoba melangkah kembali menghampiri Galuh.

"Kalo kamu sayang sama Galuh, turuti kemauan Galuh". Balas David

membuat hati Nabilah tergencang dan seketika dia pun diam tak mampu meronta.Nabilah pun mulai ikut teman-teman yang lain pindah ke kapal perompak, sementara Galuh terpaksa tertahan di kapal.

"David... Potong tali jangkarnya...".Teriak Galuh.

Semua perompak pun terkejut melihat Galuh sudah membakar bom kertas di sekitar kapal tanpa sepengetahuan mereka. Api pun mulai menjalar setelah Galug melempar wadah minyak besar yang tak tersangga kuat dengan kayu yang ada di sekitarnya hingga minyalkmenjalar dan membasahi kapal.

"Apa..?".

"Kita terjebak...".Para perompak pun mulai panik, namun apa daya Tali jangkar sudah terputus dan tak ada jalan keluar.

"Maaf teman-teman, hanya ini yang bisa kulakukan untuk kalian. Sepertinya cita-citaku untuk menjadi Tentara Perwira seperti ayah tidak akan terwujud, namun aku sudah melakukan sedikit hal. Aku berusaha berkorban demi teman, itulah yang pernah ayah ajarkan". Kata-kata terakhir Galuh di saat sekarat sembari menyulut api.Kapal pun meledak, semua hancur terbakar api termasuk Galuh di dalamnya. Nabilah yang berada di kapal lain hanya mampu melihat dan menangis melihat kekasihnya tewas mengenaskan demi berkorban untuk teman-temannya.

"Haaa....". Teiaknya.

"Hhhhh... Hahhh. Mimpi ternyata". Nabilah pun terbangun dan berdiri dari tempat tidur sejenak.
Dia yang hanya mengenakan kaos singlet dan tank top saja, langsung menuju ruang depan mencari susu lalu meminumnya agar bisa tidur kembali.
Nabilah langsung memegang handphone lalu membuka BBm dan me nge PING Galuh. Tapi hanya centang saja, tanpa respon sama sekali.Berulang kali mencoba akhirnya Galuh membuka chat di BBM.

"Apa Bil?".

"Ke rumahku dong, aku takut".

"Biasanya di rumah sendirian juga berani. Ngapain takut segala?".

"Aku abis mimpi buruk tentang kamu".

"Aku ngantuk....."

"ihhh jangan bercanda dong"

."Iya-iya aku kesana".Galuh pun bangun dari tempat tidur dan beranjak pergi ke rumah Nabilah.

Saat ia membuka pintu tiba-tiba saja seseorang mengagetkannya."Kakak...". Sapa Sisil.

"Haa...". Galuh pun terkejut.

"Ngapain sih ngagetin kakak?"

."Kakak mau kemana?". Tanya Sisil.

"Mau ke rumah Kak Biyah,

"kamu pamitin kakak sama Kak Melo ya". Balas Galuh beranjak pergi namun langkahnya terhalang.

"Aku ikut". Seru Sisil.

"Lah.. Ntar Kak Melo di rumah sama siapa?". Tanya Galuh.

"Kak Kinal tadi baru pulang, sekarang dia tidur kecapean abis perjalanan panjang". Tutur Sisil.

"Asik... Bawa jajan nggak tadi dia?".

"Jajan mulu dipikir, aku jadi ikut nggak sih Kak?".

"Iya deh iya, ayo berangkat".

"Yeeee....".Mereka berdua pun berangkat ke rumah Nabilah tanpa sepengetahuan Kinal dan Melody.

To be continued.....
Author: Galuh Candra Pradipta

Cinta Dan PengorbananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang