Part 14

205 8 1
                                    

( Laut dan langit )

Semilir angin laut yang begitu rindang membawa suasana damai dalam hati. Perjalanan kapal menuju hari kedua, itu berarti mereka akan segera sampai tujuan.Siang itu begitu cerah, Galuh terlihat sedang berdiri tegar di atas melihat pemandangan laut yang sudah lama tidak dia lihat.Nabilah yang ingin melihat indahnya lautan pun ikut keluar mengirup udara, dia melihat Galuh sedang berdiri di kapal bagian atas dan dia pun menaiki tangga lalu berdiri di samping Galuh.

“Pemandangannya bagus ya?”. Ucap Nabilah.

“Udah lama kita gak pergi naik kapal kayak gini lagi”. Balas Galuh mendekati Nabilah dan melihat samping kapal.

“Kamu masih inget waktu itu?”. Tanya Nabilah.

“Masih lah, waktu itu SMP kamu masih jadi anak penakut”. Sindir Galuh.

“Ihhh… Dasar…”. Nabilah pun geregetan dan mencubit perut Galuh.

“Awww sakit tau…”

“Biarin Wleee”.

*Tuuuuttt……..*

Suara peluit kapal terdengar keras pertanda sudah sampai kepulau. Di pelabuhan, Galuh dan teman-temannya bergegas menuju pusat jalan raya untuk menunggu mobil jemputan menuju ke pantai Kuta.

“Yeee….. Pantai Kuta”. Teriak Kinal dengan riangnya.

“Kayak gitu tuh wajah kurang piknik”. Sindir Galuh.

Sontak semua teman-teman pun tertawa, Kinal pun wajahnya mulai kesal.

“Ehh bocah.. Awas lu, ntar di pantai gue lempar lu ke laut”. Cetus Kinal.

“Bodo amat, palingan juga kena pasir takut kotor”. Ucap Galuh terus mengejek kakaknya.Beberapa menit kemudian mobil jemputan pun datang, karena kesal Kinal pun pisah mobil dengan Galuh. Mobil pun berangkat.Di sepanjang perjalanan Kinal sibuk memikirkan sesuatu untuk menjahili adiknya itu sementara yang lain tertidur lelap.

“Nahhh gue tau mesti ngapain nih…”. Gumamnya.

--SKIP—

Sesampainya di pantai, mereka langsung saja berlari menuju pinggiran. Begitu juga Galuh yang asik merekam teman-temannya sembari selfie sendiri.Kinal pun mulai mencari-cari dimana adiknya itu berada, dan akhirnya dia melihatnya sedang asik bermain dengan kamera baru.

“Kebetulan dia gak lihat”. Gumam Kinal sembari membawa hantaman pasir.Saat Kinal mulai mendekati Galuh tiba-tiba

*Blukkk*

Kaki Kinalterperosok dalam lubang buatan Galuh saat bermain istana pasir.Sontak Galuh pun berpaling ke belakang lalu tertawa terbahak-bahak saat melihatnya.

“Hahahaha, rasain tuh”. Ucap Galuh sembari memotret Kinal dalam keadaan tersangkut di pasir.

“Eh.. Dasar lu”. Teriak Kinal.

“Hahahaha”. Galuh pun berlari membawa kameranya.Sementara itu Dani sedang duduk di pinggir pantai, agak jauh dari perairan di bawah pohon bakau. Ayana yang melihatnya duduk santai pun langsung mencoba mendekatinya.Namun langkahnya sempat terhenti saat ia terfikirkan bagaimana bila ia nantinya mengecewakan Dani.Namun dengan segala keberaniannya, akhirnya Ayana memberanikan diri untuk bilang kepada Dani secara halus.

“Dani.. Kok kamu gak ikut main sama temen-temen?”. Tanya Ayana.

“Nggak, aku sukanya lihat pemandangan pantai aja sih. Kamu sendiri kok malah disini? Bukannya tadi kamu main bareng Jeje?”. Balas Dani.

“Aku sebenernya mau bilang sesuatu sama kamu”. Ujar Ayana.

“Bilang apa? Kok kayaknya serius banget”

Cinta Dan PengorbananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang