Part 10

231 9 0
                                    

( Rasa sayang seorang perempuan )

Dua hari berlalu, suasana rumah sakit serasa senyap. Nabilah masih terus duduk di kursi uyang ada di samping Galuh menunggu pacarnya itu sadar.Meski sudah dua hari berlalu, Galuh belum kunjung sadar juga. Namun apapun yang terjadi, Nabilah tetap setia menemani.

*Tok tok tok*

Pintu pun di bukanya, Melody pun masuk sembari berkata

“Hai” pada Nabilah.

“Maaf dek, kakak kelamaan”

“Nggak apa-apa Kak Mel”

“Aduhh nggak enak deh jadi sering ngerepotin kamu, jadinya kamu gak pualng ke rumah deh”. Ujar Melody sembari menyiapkan barang-barang pribadinya.

“Gak apa-apa kali kak, ini juga udah jadi kewajiban aku buat jagain pacar aku sendiri”

“Iya deh iya”. Melody membalasnya dengan penuh senyum.Hari pun mulai malam, mereka mulai menggelar tikar di lantai di tumbuhi kasur, selimut dan tak lupa boneka.Mereka bercerita sembari berbaring di atas tikar layaknya orang mengungsi.

“Kak, kenapa ya akhir-akhir ini banyak masalah yang terjadi?”

“Kakak juga gak tau dek, mulai dari Dani yang bakalnya ditinggal Ayana, terus katanya Yupi lagi marah sama Ezra, Kakaknya Ve, sampe adek aku sendiri kena insiden”

“Saat Galuh sedang dalam keadaan kayak gini aku selalu bingung kak mau minta perlindungan sama siapa lagi”

“Kenapa mesti bingung Bil, kan temen-temen juga banyak yang bisa bantu kita kalo ada masalah”

“Bukan masalah sharing ataupun apa sih kak”

“Terus apa dong”

“Hmmm…. Kalo aku ada di deket Galuh tuh rasanya aku selalu nyaman kak, entah ada masalah ataupun apa tapi kalo ada diapasti semua beban gak bakal kerasa”

"Aku jadi inget deh kak masa-masa mos dulu waktu SMP, pertama kenal sama Galuh"Nabilah pun teringat pertama kali dia masuk SMA. Masa-masa mos yang membuat dirinya masih menjadi anak yang pemalu.Masa mos yang terjadi dikelas sungguh memalukan bagi Nabilah, berawal dari ulahnya yang tak disengaja dan untung itu terjadi di waktu pulang sekolah saat sekolah sudah sepi..

“Aduh… Kok jam tanganku nggak ada?... Dimana Nih??”. Nabilah terlihat kebingungan saat menuju gerbang.Dia pun berlari menuju ke kelasnya lagi, tanpa ia sadari waktu sudah sore larut malam. Itu artinya sudah tidak ada bus lagi yang lewat.Saat dia menuju ke kelas, dia kaget. Ternyata masih ada murid yang masih belum pulang, dan dia seorang laki-laki. Nabilah selalu malu bila ada di dekat laki-laki, itulah bawaannya dari kecil.

“Nyari ini kan?” Ujar cowok itu sembari menunjukkan jam tangan Nabilah.

“Itu jam tangan aku”. Teriak Nabilah.

“Makannya jangan ceroboh”Nabilah pun pergi sembari melempar senyum malu pada cowok tersebut.

“Ehh lo mau kemana?”. Tanya cowok itu.

“Pulang lah”

“Yaudah hati-hati”Nabilah pun mengacuhkannya dan berjalan kembali menuju depan gerbang.Setengah jam dia menunggu, namun Nabilah tak kunjung menemukan bus yang lewat. Bahkan waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore.“Katanya mau pulang”

“Ehh, kamu lagi”. Ucap Nabilah.

“Iya dong, aku duluan ya soalnya kamu pulangnya lama”. Cowok itu sengaja mengerjai Nabilah dan sengaja tak memberi tumpangan sepeda padanya.Nabilah pun hanya bisa berdiri, mukanya menandakan rasa sedih dan kebingungan. Dia hanya bisa diam dan matanya punberkaca-kaca. Cowok itu yang belum jauh darinya pun berhenti.

“Kok nangis? Bilang kek kalo mau tumpangan”. Celetuk cowok itu.Nabilah masih saja diam dan kebingungan, mengapa cowok itu begitu peduli padanya.

“Hahhh nih anak ribet juga”. Cowok itu pun menggelendengnya. Mereka pun pulang berboncengan naik sepeda.

“Ehh tunggu…”Mereka pun pulang naik sepeda berboncengan. Di sepanjangan perjalanan cowok itu terlihat riang sekali karena mendapatkan seorang teman sementara Nabilah hanya diam saja karena merasa malu.

“Sebenernya rumah kamu yang mana sih, perasaan dari dulu gak nyampe-nyampe?”. Tanya cowok itu.Nabilah tak sadar dalam lamunannya saat dia ditanya.

“Oiii..” Ucap cowok itu.

“Eh.. iya. Ada apa?”. Tanya Nabilah dengan gugup.

“Haduhh masak iya harus ngulangin lagi”

“Maaf tadi aku ngelamun”Cowok itu pun diam dengan raut wajah datar.

“Stop…”. Teriak Nabilah.

“Kenapa?”. Cowok itupun menghentikan sepedanya.

“Makasih ya tumpangannya, mau mampir dulu?”. Nabilah pun turun dari sepeda.

“Owh ini rumah kamu, aku langsung pulang aja deh. Udah maumalam nih”

“Yaudah, hati-hati. Makasih banyak ya udah anterin aku”.

“Iya, sama-sama”.Cowok itu pun pulang tanpa sempat dan bahkan ingat bahwa dia belum sempat berkenalan.

“Ehh tunggu, dia tinggal disitu? Kenapa satu blok sama gue ya? Bodo amat ah, kalo dia pemalu berarti gampang dong buat dapetin dia. Yuhu…”

*Keesokannya*

Masa mos telah berakhir, semua murid pun merasa terlihat lepas dari kekangan. Namun tidak untuk Nabilah, dialah yang paling pemalu diantara semua murid sekelas.

“Woi… Diem mulu dari tadi”. Ucap seseorang.

“Ehh, kamu yang kemarin anterin aku pulang kan?”

“Iya, kita belum sempet kenal. Aku Galuh”

“I…iya, aku Nabilah”

.“Aku boleh duduk di samping kamu gak?”. Tanya Galuh.

“Hmm.. B.. boleh aja kok”.

*Flashback off*

“Dari situ kak awalnya aku kenal sama Galuh, dia tuh orangnya pede banget. Kadang juga nakal, tapi aku yang awalnya pemalu bisa jadi gesrek gini juga karena dia”. Ucap Nabilah.

“Iya sih dek, tapi sedih juga kalo dia lagi terbaring sakit kayak gini. Yang biasanya aku sering marahin sering gangguin aku, paling rame satu rumah. Tapi kali ini dia malah cuman bisa diem menutup mata”. Ujar Melody sembari memeluk bantal.

“Kita doakan aja kak semoga dia cepet sadar”

“Amin..”

Author:Galuh Candra Pradipta

Cinta Dan PengorbananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang