Part 17

217 9 0
                                    

( Duka tak terduga )

Pagi hari yang sendu, Sisil tengah terbaring di kamar tidur. Semalaman dia memang sama sekali tidak tidur, entah mengapa dia merasa rindu dengan Galuh, kakak yang senantiasa bersama dan membuatnya tertawa.

Namun feeling yang campur aduk dan suasana hati yang sangat tidak mengenakkan membuatnya badmood. Tak ingin bergerak dari kasur dan merenung.

*tok tok tok*

Seseorang mengetuk pintu dari luar jendela, dan ternyata itu Anan yang dari tadi sudah bangun. Dan raut muka sedih terlihat menggambarkan suasana duka pada orang yang dikenal.

“Ada berita dari tim sar buat kamu sama Kak Melo, ayo keluar”.Sisil pun beranjak dari kamarnya, dia masih bingung kenapa sampai ada berita dari Tim Sar, entah ada apa Sisil masih tidak begitu tahu.

Namun rasa ingin tahunya terbuang percuma sebab dari awal dia masih badmood.Di depan rumahnya terlihat sekumpulan tim sar sedang berdiri, begitu juga Kinal yang matanya terlihat bengap seperti bekas tangisan.“Kak Kinal…..”. Teriak Sisil sembari memeluk Kinal.

Namun Sisil juga penasaran, kenapa muka kakaknya itu seperti terlihat sedih dan matanya terlihat merah berkaca-kaca.

“Kak Galuh mana?”. Tanya Sisil sembari melihat sekeliiling.Anan dan Kinal tetap menyembunyikan berita itu, dan membiarkan tim sar menjelaskan semuanya.

Dan Melody juga begitu, dia juga masih terlihat bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi.

“Apakah benar kalian saudari dari Galuh Candra Pradipta?”. Tanya seorang regu penyelamat itu.

“Mereka adalah Melody dan Sisil, kakak serta adik dari Galuh Candra Pradipta”. Sahut Anan dengan segera.

“Ooo jadi begitu, saya tidak yakin harus mulai dari mana. Tapi saudara Galuh tewas di kapal perompak”. Ujar ketua tim sar itu membuat Melody dan Sisil seketika menjadi tergencang.

“Apa”. Melody pun tanpa sadar meneteskan air mata.

“Mungkin dia bermaksud menyelamatkan kita dari para perompak, tapi dia nekad melawan sendirian. Sayangnya jasad Galuh tidak bisa dijangkau lagi di dasar lautan. Aku turut menyesal Kak Melo….”. Ujar Anan dengan penuh rasa pilu.

Sisil pun langsung berteriak menangis mendengar hal itu, dan Melody, yaa…!! Memang dia tak mampu menangis keras namun terus saja air matanya menetes.

--SKIP—

Nabilah kini tengah berjalan sendirian di pusat kompleks. Suasana ramai penuh anak-anak hanya bagaikan nyamuk lewat baginya.

Rasa kehilangan yang begitu berat ia alami.Tiap sore dia selalu berjalan ke taman bersama Galuh, bersepeda dan berhenti di jembatan pada sore hari, lalu melihat matahari terbenam di bukit.Namun kali ini ia begitu tidak percaya, baru saja kemarin dia melihat pacarnya mati secara tragis demi menyelamatkan semua temannya dan Nabilah sendiri. Orang-orang yang menyapanya ia abaikan begitu saja, seperti jiwanya sedang kosong ketika ia kehilangan orang yang ia cintai.

*Flashback*

Masa mos yang terjadi dikelas sungguh memalukan bagi Nabilah, berawal dari ulahnya yang tak disengaja dan untung itu terjadi di waktu pulang sekolah saat sekolah sudah sepi..

“Aduh… Kok jam tanganku nggak ada?... Dimana Nih??”. Nabilah terlihat kebingungan saat menuju gerbang.

Dia pun berlari menuju ke kelasnya lagi, tanpa ia sadari waktu sudah sore larut malam. Itu artinya sudah tidak ada bus lagi yang lewat.Saat dia menuju ke kelas, dia kaget. Ternyata masih ada murid yang masih belum pulang, dan dia seorang laki-laki. Nabilah selalu malu bila ada di dekat laki-laki, itulah bawaannya dari kecil.

Cinta Dan PengorbananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang